"Aku... a-aku ingin menggugurkannya..." Suara Lisa terdengar sangat lirih, siapapun yang mendengarnya pasti turut merasa sedih.
"Wae?" Jungkook terdengar susah payah menahan emosinya, hal itu seketika membuat Lisa semakin gemetar.
"O-oppa aku..." Buliran bening membasahi pipi Lisa membuat Jungkook refleks mendekatinya, dan membawa perempuan yang tengah mengandung anaknya itu kedalam pelukannya.
"Kau takut?" Jungkook merasakan kepala Lisa yang bergerak naik turun.
"Aku akan bertanggung jawab, jangan takut.." Lelaki Jeon itu mengecup puncak kepala Lisa sementara tangannya mengusap punggung Lisa -- memberi kekuatan lebih untuknya.
"Aku tak bisa..." Tangisan Lisa pecah setelahnya, hal itu membuat Mingyu dan para perawat tadi meninggalkan keduanya disana untuk mengurus urusan pribadi mereka. Tak lupa dengan Mingyu yang menepuk pelan pundak Jungkook sebelum ia keluar.
"Lisa.." Jungkook menangkup kedua pipi Lisa. Kedua ibu jarinya lalu menghapus setiap airmata yang membasahi pipi tembem perempuan itu. "Liat aku." Cukup pelan dan tegas.
Mendengar ucapan Jungkook itu Lisa hanya mampu menurut dan membuka matanya perlahan. Ada sedikit sesak yang Jungkook rasakan begitu melihat manik mata perempuan yang ia cintai itu memerah."Aku akan menjagamu, aku akan berada disampingmu, aku tak akan membiarkan siapapun merusak keluarga kita jadi kumohon..." Lelaki itu mendekatkan jidat keduanya dengan mata yang terus menatap Lisa. "Percaya padaku."
Setengah jam kemudian Lisa sudah berada di ruang VIP rumah sakit. Jungkook memilih tinggal dan menemani Lisa karena gadis itu tak mau sedetik pun ia tinggal, bahkan kini Lisa tertidur sambil terus menggenggam jemari Jungkook.
Dokter Na menyampaikan ulang apa yang ia bicarakan pada Lisa sebelumnya ke Jungkook, dan dari hasil tes darah memang benar Lisa positif hamil dengan usia kandungan yang baru mencapai 2 minggu. Aktivitas gadis itu yang membuatnya kelelahan dan jatuh pingsan, bahkan Jungkook ingat sudah dua kali Lisa jatuh pingsan selama 2 minggu ini.
Lelaki Jeon itu masih memandangi wajah tirus Lisa sampai ponselnya bergetar. Dengan hati-hati ia keluarkan benda persegi panjang itu dari kantong celananya dan dengan sebelah tangan ia mengangkat telepon yang masuk.
"Yeoboseyo?"
"..."
"Kurasa aku tak pulang hyeong,"
"..."
"Lisa hamil, aku perlu menjaganya.."
"..."
"Hyeong! Pelankan suaramu Lisa bisa terganggu,"
"..."
"Aku akan menemui Bang PD besok, sudah sana kau tidur saja hyeong. Jangan mengangguku, annyeong."
Dengan itu sambungan telepon terputus, dan Jungkook kembali ke kegiatan semulanya -- mengagumi Lisa yang tengah tertidur. Dokter bilang mungkin Lisa butuh perawatan selama seminggu karena dehidrasi parah yang dialaminya, ditambah dengan usia kandungan yang masih muda, kondisi fisiknya harus benar-benar stabil.
Tak lama Jungkook ikut tertidur dengan tautan tangan yang menempel di pipinya. Malam ini menjadi malam yang paling mengejutkan dalam hidup seorang Jeon Jungkook.
.
.
.
.
Sinar matahari pagi yang lumayan menyengat membuat Lisa lebih dulu terbangun. Sebuah senyuman terukir di wajahnya tatkala ia mendapati sosok Jungkook yang tertidur dengan kepala yang berada di ranjang rawatnya. Dengan tangan yang bebas Lisa mengusap pelan wajah lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXI (jjk.lmb) ✔
FanfictionUlang tahun yang ke dua puluh satu menjadi moment paling berkesan dalam hidup seorang Lisa. Hari itu, ia dikhianati oleh sahabat dan pacarnya sendiri. Di hari yang sama pula, ia pertama kali bertemu dengan seorang idol Korea papan atas, Jeon Jungkoo...