Author pov
Kamis, 12 Jan...
Seorang pria dengan topi yang menutupi hampir seluruh wajahnya berlari dengan gelisah. Bukan tanpa alasan, karena ia memang tak tahu harus berlari ke arah mana.
Dengan sesekali mengumpat dan menengok ke belakang, terlihat beberapa fans yang masih mengejar sambil meneriakkan namanya.
Kaki-kaki pendeknya tak mampu membuatnya lari lebih kencang daripada para fans yang telah melebihi batas ganas hari ini."Kenapa mereka bisa tidak sadar kalau aku tertinggal di rest area? Member kami kan sudah tak sebanyak dulu lagi? Mereka pasti sudah sampai di hotel. Bagaimana caranya aku pergi kesana? Handphone dan dompetku ada di hyung manajer," gumamnya risau sambil menyembunyikan tubuhnya di balik gerobak di sudut gang kecil yang sepi. Berharap tak ada lagi fans yang mengetahui keberadaannya.
* * *
"Gaun? Rapih. Contact lens? Aman. make up? Cantik tapi ga terlalu menor. Heels? Hmm ... Ntar aja deh di gedung resepsi kan naik motor. Okeh deh mending sekarang gue jalan sebelum si bawel telpon lagi. Ups ... jaket kesayangan jangan lupa... Biar gaun ga lecek and ga bau bensin, hehe hehehe."
Gadis cantik dan tinggi langsing bak model itu bermonolog sendiri.
Setelah menutup resleting jaketnya, memakai helm dan menyalakan mesin motor, Intan pun melaju membelah kota Jakarta.
Intan bernyanyi dengan riang sembari mengemudikan motor maticnya. Walau pagi tadi ia sempat berdebat dengan tante nya yang kekeuh menyuruhnya untuk memakai gaun seragam pada resepsi pernikahan kaka sepupunya hari ini.
Naasnya lagi ia juga harus dipoles dengan sedemikian rupa agar terlihat lebih feminim dan cantik atau ... ia akan kehilangan nama belakang kebanggaannya. Yups ...
Nama keluarganya.
Karena menurut tante satu-satunya itu, di saat semua keluarga besar mereka datang dan berkumpul dalam satu acara, Intan tak boleh terlihat jelek, hitam, dekil dan terlihat tidak terurus (seperti biasanya). Karena itu bisa membuat tantenya malu.
"Keluarga yang kejam!" bisiknya tajam saat harus rela ditarik ke dalam salon oleh mas-mas kemayu yang bahkan jauh lebih feminim darinya yang memang terlanjur boyish.
"Keluarga yang jahat!"
Lagi-lagi Intan menyumpah saat dirinya ditinggalkan sendiri sedangkan anggota keluarga yang lain telah bergegas pergi ke gedung resepsi. Dan harus membuatnya terpaksa berangkat ke gedung resepsi itu sendiri."Wah kayaknya jalan depan bakal macet jam segini, gue lewat jalan tikus aja lah. Kalo kena macet dan kepanasan bisa-bisa make up gue luntur nih. Iya bener mending begitu aja ya," Intan bergumam.
Di pinggir jalan Intan melihat banyak sekali cewek yang berlari bergerombol sambil mengacungkan handphone bahkan kamera digital. Tapi karena sedang terburu-buru, Intan hanya melewati mereka sambil melirik aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Pearl (Do Kyungsoo Imagine) END
FanfictionIni bukan kisah Romantis, ini hanya salah satu cerita tentang seorang Fangirl yang begitu mencintai idolanya hingga rela berkorban untuknya. Dan beruntungnya ia, sang idola menyambut hatinya meski tak mudah. Tapi tidak ada yang gratis di dunia ini...