6

52 4 0
                                    


Sang satpam cepat-cepat menuju pagar dan menjawab "ad,a tapi saya tidak tau non udah tidur apa belum. Dan lagi non dilarang bertemu dengan orang asing, apalagi malam-malam begini"

"tapi saya sudah ada janji akan ketemuan dengan savira tadi siang pak, ayolah panggilin bentaran dong pak" ngototnya ingin segera mendapat jawaban dari savira.

"sebentar ya, saya Tanya mbok dulu" jawab satpam sambil melangkah pergi menuju rumah savira.

Iapun harap-harap cemas dan memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, jika savira sudah tidur maka ia akan diusir dan menunggu jawaban itu besok hari. Satpam itu terlihat berjalan bersama seseorang dari kejauhan tanpa diperjelas lag iapun tau bahwa itu adalah savira.

"Apa jawabanmu?" dengan tidak sabarnya ia bertanya padahal mereka belum berhadapan jarak mereka masih sekitar 5 meter.

Savira langsung berhenti berjalan dan diam ditempat, dia terkejut dan reflek memundurkan langkahnya karena tiba-tiba ada yang berteriak kearahnya padahal ia sedang mendengar deskripsi seseorang yang datang ingin menemuinya. Diseberang sana tepatnya di luar pagar, rafa yang melihat bagaimana tanggapan savira terhadap pertanyaan yang diajukan olehnya barusan menganggap bahwa savira akan kabur dan menolak pernyataan cintanya lewat surat tadi siang. Selama beberapa detik savira tergugu di tempat, saat menyadari kalimat yang orang itu lontarkan dan siapa orang itu segera saja ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu.

"Apa? Apa artinya aku diterima nih? Beneran kan?" untuk memastikan isyarat dari savira.

Sekali lagi anggukan diterima oleh Rafa sebegai jawaban.

"pak... pak bawa sini dong saviranya, mau aku peluk" sambil melambai-lambaikan tangannya

"enak aja, mau meluk-meluk nona kami" jawab pak satpam

Dan savira pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Rafa.

Savira melambaikan tangan kearah rafa menyuruhnya untuk pulang, senyum masih menghiasi raut wajah savira yang tidak bisa disembunyikan lagi dan sesekali juga savira menyimpan jari telunjuknya di depan mulut pertanda diam karena rafa berteriak-teriak di depan pagar. Rafa tidak menganggap itu sebagai sebuah pengusiran, ia memaklumi tingkah savira yang merasa canggung dengannya dan juga hari sudah malam.

Rafa membalas lambaian tangan savira dan berbalik memanggil taksi, di tengah perjalanan pemikirannya sedang berkelana memikirkan savira. Savira sudah resmi menjadi pacarnya, pemikiran itu membuat bibirnya tergelitik untuk terus tersenyum.

***

Keesokan paginya rafa datang untuk menjemput namun yang ia temui hanya satpam yang mengatakan "non savira sudah berangkat bareng papanya"

"oke deh pak, saya pergi dulu"

Rafa melajukan mobilnya menuju sekolah, ia melirik jamsekilar sebenarnya masih lama waktu untuk bel mask sekolah berbunyi dan bisa saja ia bersantai-santai menyusuri jalan sebelum ke tujuan yang benar. Tapi dia mengenyahkan pemikiran itu karena dia harus segera tiba karena alasannya untukya masuk pagi kali ini sudah tiba terlebih dahulu.

"raf, raf mau kemana?"

itu panggilan dari teman-temannya setelah mendapati rafa keluar dari mobilnya. Rafa berjalan cepat menuju gedung sekolahnya, Selang beberapa langkah sepertinya rafa baru menyadari bahwa sebelumnya dia mendengar namanya dipanggil.

"eh, iya ada apa?"

Melihat mereka semua berkumpul, rafa mengurungkan niatnya untuk bertemu pacarnya. Mereka bercanda di parkir tanpa ada yang menegur hingga bel masuk kelas menghentikan mereka.

***

Semua orang sudah mendengar Rafa yang sudah memiliki pacar, tak terkecuali siapapun dari para siswa. Entah kenapa jika sebuah gossip waktu penyebarannya pasti berjalan cepat.

"hey itukan pacar lo"

Rendra menyikut rafa, dia melihat savira sendiri memasuki café yang memang menjadi tempat nongkrong geng reza rafa.

"temenin tuh" jawab yang lain.

Reza yang melihat itu mengangkat alisnya, dia ingin tau reaksi rafa melihat pacarnya duduk sendiri. Dan prasangka reza benar bahwa safira hanyalah seseorang yang singgah sementara di hati seorang rafa, karena rafa tidak beranjak sedikit pun dari kursinya untuk menemui pacarnya.

Possessive and ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang