"Tertidurlah wahai putriku, putri ayah cantik jeli..."
Ayah Farlietta yang sedang bernyanyi dengan suara beratnya pun terhenti, ketika anaknya berbicara. Beliau bernyanyi mengasal tanpa lagu itu memiliki judul ataupun penciftanya. Beliau melakukan semua itu hanya untuk menidurkan anak keduanya yaitu Farlietta.
"Ayah, Tata udah besar. Masih saja di kelonin. Tata sekarang juga bakalan tid..," ucap Farlietta terhenti ketika matanya mulai melirik Ayahnya yang telah berpakaian rapi dengan kemejanya.
"Ayah, mau berangkat kerja lagi? Bareng Mama?" Farlietta menambahkan. Kemudian wajahnya di tekuk cemberut.
"Iya Tata, kok cemberut sih. Tata mau apa? Ayah pasti belikan," kata Ayah Farlietta dengan kata-kata bujukan untuk anaknya.
"Tata enggak mau apa-apa kok. Tata mau Ayah sama Mama pulangnya cepat," katanya sambil tersenyum dengan mata yang mulai menyipit.
Tuk...Tuk...Tuk
Suara langkah kaki Mama menuju kamar Farlietta terdengar. Kemudian Mama menghampiri Farlietta yang sedang terbaring.
"Sayang, Mama sama Ayah berangkat kerja dulu ya! Kalo ada sesuatu minta tolong sama Kakak kamu," ucap Mama.
"Iya Mah, Mama hati-hati ya!" Ucap Farlietta
"Iya Tata!" Katanya sambil mengecup dahi Farlietta. Kemudian Ayahnya mengecup dahi Farlietta juga.
Farlietta pun memekakan telinganya untuk mendengar lebih jelas ketukan sepatu orang tuanya yang akan menuruni tangga. Sekejap Farlietta membuka matanya lalu terbangun menuju gordennya yang tertutup. Dia mengintip orang tuanya dengan membuka gorden sedikit untuk memastikan keberangkatannya.
Mobilnya pun melaju pergi. Farlietta terburu-buru menuruni tangga sehingga menimbulkan suara berisik. Kakak laki-laki Farlietta yang bernama Faletra sedang asik bermain play station 2 di ruang bawah mendengar suara berisik itu.
"Tata, mulai ya! Kamu bergadangnya. Nanti kamu sakit," ucap sang kakak tanpa memandang adiknya karena sedang asik bermain play station 2. Setiap malam setelah Mama dan Ayah pergi. Faletra khawatir terhadap adiknya yang sering bergadang hanya untuk membaca buku.
Farlietta tersenyum lebar dengan mata menyipit sambil mengumpatkan tangannya ke belakang.
"Tata, tadi udah tidur siang kok. Jadi boleh ya Kak, Tata baca buku?" Tanya Farlietta sambil terdiam menunggu jawaban dari sang Kakak. Dia sangat ingin membaca malam ini. Karena setiap hari, dia membuat jadwal membaca tanpa ada orang yang mengetahui.
"Iya boleh deh, tapi sampai jam 11 aja ya!" Jawab Faletra dengan tegas sambil mengurangi waktu membaca adiknya. Biasanya Farlietta membaca hingga dini hari atau sampai orang tuanya datang.
"Makasih kakak."
Farlietta lari menuju perpustakaan pribadi Ayahnya yang berada di ruang kerja. Seketika larinya terhenti lalu kembali menuju kakaknya.
"Kak, jangan bilang siapa-siapa ya!" Farlietta mengacungkan jari telunjuknya dengan isyarat mengingatkan. Adik yang terkesan rajin membaca, membuat Kakaknya heran. Kakaknya berniat mengintip Adiknya ketika membaca. Faletra sangat tidak suka membaca buku apalagi tidak ada gambarnya. Dibanding adiknya yang segala buku dia baca.
Di perpustakaan ayahnya tersimpan buku-buku sejarah, novel, ensiklopedia dan masih banyak lainnya. Bukunya sangat ditata rapi. Namun, hanya saja banyak debu yang hinggap di setiap buku. Ketika di perpustakaan ayahnya, Farlietta membuka secarik kertas. Secarik kertas tersebut berisi jadwal hari ini dia membaca. Tertulis di dalamnya nomor halaman 250 dan nama buku Romawi Kuno. Kemudian dia mengambil buku tersebut. Membaca tanpa bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farlietta #Wattys2019
Teen FictionDia seorang gadis kecil berumur 9 tahun bernama Farlietta Elysia dari pasangan seorang penyanyi dan pianis. Berdasarkan keturunan, dia akan mewarisi bakat menyanyi dan bermain piano. Namun, dia tidak tertarik untuk menjadi seperti orang tuanya. Dia...