6. Trapped

458 67 3
                                    

Nenek itu tertawa, berdiri, dan melangkah.

Nenek itu mendekati diriku yang ketakutan.

Aku jatuh tak disengaja dari sepeda, dan terus mundur, mundur saja, mundur lagi...

...tanpa tujuan ataupun rencana.

Percuma kalau aku lari, aku berada di area yang terkutuk.

Aku tak akan bisa keluar tanpa bantuan, tetapi orang lain juga tidak bisa masuk sembarangan.

Pasti tempat ini dilindungi barrier, barrier yang tidak terlihat.

Kalau ini adalah barrier sihir seperti di komik, maka tak ada jalan bagiku untuk lolos, kecuali bila Dewi Fortuna berpihak padaku.

DORR!

Suara peluru dilepaskan terdengar, anehnya, tak ada peluru yang lewat atau muncul.

Mungkinkah itu Khun?

Tapi bukankah itu agak mustahil?

Memangnya dia punya kekuatan spiritual atau semacamnya?

Sesuatu bercahaya disekelilingku, Barrier!

Benar saja! Mungkinkah barrier ini dibuat dari sihir?

Barrier-nya hancur menjadi percikan api yang padam begitu saja, padahal tidak ada angin.

Oh tidak!

Nenek itu marah!

Lubang matanya mengeluarkan darah, dua sayap muncul dari punggungnya.

Sayap itu terbuat dari api, api itu berkobar sampai-sampai aku takut daerah ini terbakar.

Ketakutanku menjadi nyata, kemarahan si nenek membara, nenek itu membakar pohon-pohon di hutan ini tanpa ampun.

Astaga, mungkin tadi pagi seharusnya aku mengucapkan selamat tinggal dan mohon maaf pada ibuku.

Angin-angin berhembus sangat kencang sampai-sampai aku harus berpegangan pada pintu besi dari gedung tua yang entah sejak kapan sudah berada di sini.

Ah, siapa itu? Penyelamat?

Seseorang muncul dengan jubah hitam, tampaknya ia mengeluarkan semacam... jimat(?) untuk dilempar kepada nenek itu.

Tapi apa dilempar saja cukup?

Ah tidak hanya itu, ia menghentakkan kakinya dan seketika tanah-tanah disekitar nenek itu meninggi, terus meninggi sampai membuat ruang untuk nenek dan si jubah hitam saja.

Angin terus berhembus, semakin kencang, apinya pun semakin membara.

Jubah hitam tampak merapalkan mantra dan perlahan-lahan nenek itu menghilang seperti terbawa angin.

Bersamaan dengan hilangnya nenek, angin pun mulai berhenti dan api-api disekitar kami padam.

Aku masik shock. Ini sangat mengejutkan, aku tidak pernah membayangkan diriku berada di situasi segenting itu.

"Kau tidak tau cara pulang dengan benar ya?"

Seseorang keluar dari semak-semak, dan itu Khun.

Berarti, apakah itu supirnya? Supirnya... Seorang Shaman?

Atau pengusir hantu?

"K-kau.. b-bagaimana kau tau aku ada disini?!" Tanyaku, histeris.

"Kontrol dirimu. Kau kuantar pulang saja, lipatlah sepedamu dan masuk ke mobilku." Ucapnya sambil berlalu.

.

"Apa yang ingin kau tanyakan? Selama itu bisa memuaskan dahaga informasimu, akan kujawab." Ucap Khun.

Saat ini kami sedang berada di dalam mobil Khun, aku yang duduk di tengah sendirian tentunya.

Ada banyak pertanyaan yang mengitari pikiranku, mulai dari yang mana ya?

"Um.. bagaimana kau tau.., aku ada disana?" Tanyaku.

"Tetanggamu, Hwaryun, meneleponku dan berkata ia punya firasat buruk tentangmu. Ia memberitauku bahwa kemungkinan kau ada disana." Jawabnya.

Hwaryun?

Gadis misterius yang ada dikelas kami?

"Tetapi bagaimana kau bisa menghancurkan barrier yang tak terlihat itu? Terlebih, sepertinya itu bukan barrier biasa, seperti... sihir?" Tanyaku lagi. Aku yakin, orang biasa tidak akan bisa menghancurkannya.

Ia terdiam. Pft, hal apa lagi yang ia sembunyikan?

"Hey... Dahagaku belum puas. Ayolah." Bujukku.

"*Sigh* baiklah. Hoshi, kau saja yang menjelaskan." Perintahnya pada supirnya--Hoshi.

"Tak apa tuan, sepertinya tuan akan lebih baik menjelaskannya. Lagipula aku tidak bisa berkonsentrasi penuh bila harus bercerita saat mengendarai." Jawabnya.

"Baiklah, dengarkan Yeon. Hoshi ini adalah seorang Shaman, ia bekerja untuk ayahku. Sementara, Hwaryun adalah sepupu Hoshi, jadi firasatnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Nah, yang melihatmu di dalam barrier tadi adalah Hoshi. Aku hanya menembakkan peluru yang sudah ia mantrai kearah yang ia tunjuk. Got it? Jadi berterima kasihlah padanya." Ucapnya panjang lebar.

"Oh begitu, terima kasih Hoshi." Ucapku sambil tersenyum.

"Sama-sama Nona."

"Thanks juga Khun. Tetap saja, kalau kau tidak datang, aku tak mungkin masih hidup." Ucapku dengan tulus.

"Aku hanya tidak mau ada tuduhan yang tidak jelas kepadaku nanti." Jawab Khun seadanya.

Pft, ayolah, semua orang juga tau Hwaryun tidak suka ikut campur--apalagi menyebarkan gosip.

Sebenarnya masih banyak yang ingin kutanyakan, tetapi tidak bisa sekarang. Kami sudah dekat rumahku.

Ah, bertanya-nya besok saja di sekolah.


Tbc...

Ada yang tau Hoshi dari ToG?

Ada yang tau Hoshi dari ToG?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yap! Itu dia. Failed regular yang mampir sebentar doang.

Btw yang di banner itu namanya "barrier" ya.

INFO= Shaman adalah orang yang menjembatani manusia dan roh, mereka dikatakan memiliki kemampuan² khusus. (Tapi yang diatas bukan salah satunya ya, gw cuma mau nambahin sedikit bubuk fantasi di cerita ini hehe) source= google.

Ini fantasi ya, jangan dipercaya T.T
Shaman itu kepercayaan kuno yang jelas sekarang udah gak ada.

Kalaupun ada, kita gak boleh percaya sama mereka oke? Hanya Allah SWT. Tuhan satu-satunya ^^

Jangan lupa vomments ya^^
-Khun A.A's fiancee

Rainy Way to the Rainbow [Tower of God fanfiction] [RE-PUBLISHED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang