13

102 17 23
                                    

"Ling, dimana?"

"Sebentar lagi sampai kampus, Mi. Kenapa?"

"Balik lagi ke kosan, Mami udah mau nyampe."

"Mami kok mendadak?? Ling ada presentasi."

"Yaudah Mami ikut kuliah."

Mami gak main-main, dia beneran ikut kuliah, di kelas gue, duduk paling belakang.

Gue tegang mengingat Mami menyaksikan gue presentasi. Presentasi di depan dosen killer jadi gak ada rasanya dibandingkan presentasi depan Mami.

Selesai presentasi rasanya lega banget kayak abis pup.

Karena hari itu gue cuma satu mata kuliah dan besok gak ada lagi, gue ikut Mami jalan-jalan. Gak bisa disebut jalan-jalan juga sih, karena kita cuma makan abis itu pulang. Mami gak tega lumba-lumbanya gak diajak jalan-jalan.

"Ling, kok belum ada yang dikenalin ke Mami?" Tanya Mami disela-sela dia touch up lipstick.

"Emang belum ada, Mi. Jemput Chen Le dulu gak?" Gue gak suka topik ini. Karena emang jawabannya cuma satu, belum ada. 

"Gak usah, katanya sekarang dia udah naik bus." Gue kira topik akan berubah tapi ternyata gue salah. "Kamu seleranya ketinggian sih. Makanya jangan keseringan baca buku yang kayak gitu. Tokoh-tokoh kesayangan kamu gak akan nikahin kamu."

"Ling juga gak mau nikah sama karakter fiksi, Mi. Nanti juga ketemu, Mami sabar aja."

"Kamu doang yang gak pernah ngenalin ke Mami padahal kamu perempuan satu-satunya."

"Nanti kalau aku belum dapet juga Mami jodohin aku aja deh."

"Usaha dulu masa mau langsung praktis aja di jodohin."

"Kan kalau dijodohin usaha juga. Maksudnya Mami yang usaha nyari yang terbaik buat aku."

"Kamu dong usaha, masa jodoh kamu, kamu serahin ke orang lain."

"Mami kan Mami aku."

"Ya tapi tetap saja Mami bukan diri kamu."

Gue gak tau harus balas apa karena Mami bener, jadi gue diem aja sambil semakin fokus ke jalan. Akhirnya setelah menggunakan kendaraan umum tiba juga hari dimana pulang ke rumah naik mobil. Gue bisa kok bawa mobil tapi belum boleh, kata Kokoh belajar susah dulu. Makanya nih kalau punya pacar yang lebih tua kan enak, bisa disetirin.

"Mami setuju kamu sama temen Chen Le itu, siapa namanya?"

Kirain udah selesai topiknya ternyata Mami masih kekeuh bahas topik ini.

"Yang mana? Chen Le temennya banyak." Sebenernya gue udah kepikiran siapa dan gue yakin dia yang Mami maksud.

"Yang jadi pendamping kamu waktu acara tunangan Lay." 

Tuh kan bener. Kenapa Mami bisa tau padahal dia gak ikut? Itu semua karena Kokoh ngirim foto gue sama Guan Lin. Dari sekian banyak foto kita yang bagus, yang dikirim foto candid kita lagi bisik-bisik.

"Guan Lin, Mi."

"Iya itu kamu sama Guan Lin aja."

"Gak mauu." 

"Kenapa?"

"Dia lebih muda."

"Zhong Huan Ling," wah gue gak akan suka selanjutnya nih "anak Mami paling cantik, dengar Mami ya." Suara Mami melembut, "Umur itu hanya angka. Umur gak menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Umur gak menentukan yang lebih tua akan mati duluan dibanding yang muda."

SO SO | LG✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang