Bab 10 : Sarang Harimau

12 6 2
                                    

"Aku tidak akan menarik pelatuk itu jika jadi kamu...", ujar Jirou tanpa ada niatan untuk menurunkan senjata apinya sama sekali.

"Diam!! Akan kubunuh kalian!!!!", bentak si pirang, nampaknya ia sudah benar-benar naik pitam.

Untuk beberapa saat kedua kelompok itu terdiam dalam suasana yang tegang, tidak ada satu pun dari kedua belah kelompok tersebut mengambil tindakan apapun. Jantung Akihiko berdetak kencang tak karuan.

"T-Toshio-san... Sebaiknya kita pergi saja deh...", ujar salah satu dari teman si pirang, mereka terlihat sangat gelisah, begitu pula dengan si pirang, yang baru saja Akihiko ketahui bernama Toshio. "Cih!", walau terlihat berat hati, Toshio bersama kawanannya itu akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.

"Nah, benar sekali... Sudah sepantasnya kamu kabur, Toshio bodoh!", seru Jirou sambil tertawa pelan.

Saat mereka berputar balik ke arah mobil mereka yang berhenti, barulah mereka mendapati gerombolan mayat hidup yang banyak jumlahnya, berjalan ke arah mereka, rupanya keributan tadi berhasil menarik perhatian zombie-zombie itu.

"Seharusnya aku sudah bisa menebaknya", ujar Jirou sambil menelan ludahnya, "Sial... Apa yang harus kita lakukan sekarang...", geramnya seraya melirik ke arah Akihiko yang tengah membantu Eiichi berdiri.

"Ayo bergerak ke mobil, cepat!", ujar Akihiko sambil menuntun Eiichi ke arah mobil dengan terburu-buru, sambil menembaki mayat hidup yang berada terlalu dekat dengan mereka menggunakan tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia gunakan untuk menuntun Eiichi.

Jirou berjalan memutari sisi lain dari mobil itu sambil membantu Akihiko menembaki para mayat hidup itu. Sementara itu, kini Eiichi telah berhasil naik ke mobilnya.

"Ayo cepat Eiichi-san!", ujar Hayami sambil menepuk pundak Eiichi dari bangku belakang. "M-mereka semakin mendekat, Eiichi-san...", timpal Keita yang melongok ke luar jendela untuk melihat keadaan di belakang mobil itu. Keadaan semakin genting seiring waktu berjalan, sementara mesin mobil itu tak kunjung mau menyala.

Sementara itu Akihiko dan Keita terus menembaki zombie yang berada cukup dekat dengan mereka. Pada saat itulah, tiba-tiba seekor bloodeye berlari dengan sangat cepat kemudian melompat ke bagian belakang mobil pick-up tersebut, menahan Akihiko di bawah tubuhnya.

"Oh Tuhan! Jirou! Bantu aku!!", seru Akihiko sambil menahan leher zombie itu menggunakan pemukul baseballnya, menahan zombie tersebut agar rahangnya tak berada terlalu dekat dengan wajahnya.

Dengan sigap Jirou menembak kepala zombie itu, meledakkan kepalanya dan membuat darah serta lendir otak meletus dan terciprat kemana-mana, buruk bagi Akihiko, cairan menjijikan dari kepala zombie itu mengenai wajahnya dan bajunya, sedikit bahkan masuk ke mulutnya, membuat Akihiko meludah tiada henti setelah ia mendorong zombie itu keluar dari bagian belakang mobil pick up itu.

"Brengsek... U-Ummph--!", muka Akihiko nampak pucat, yah, siapa yang tidak, setelah melalui hal menjijikan tadi.

Saat lebih banyak lagi zombie yang mendekat, sial sekali bagi mereka, Jirou justru kehabisan peluru. "Shit", umpatnya sambil mengambil persediaan peluru dari tasnya, yang ia letakkan di samping kirinya.

"Sial, aku tidak ingin kita senua mati di sini", sementara Jirou mengisi pelurunya, Akihiko turun dari bagian belakang mobil itu, menggenggam erat pemukul baseball di tangan kanannya, bersiap untuk memukul zombie manapun yang berada terlalu dekat dengan mereka.

Tiba-tiba saja keheningan yang tegang, yang hanya dipenuhi suara geraman dan erangan mayat hidup terpecah oleh suatu kegaduhan. Satu-per-satu, dari bagian belakang gerombolan zombie itu tumbang, seiring dengan terungkapnya kehadiran suatu kelompok orang yang mengendarai empat buah kendaraan ATV yang masing-masing ditumpangi dua orang tiap kendaraan.

Mission Report : KinzokushimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang