8

8.7K 430 5
                                    

Cia tidak menghiraukan teriakan Hera yang memanggil namanya dan meninggalkan Hera yang sedang memakirkan mobil di garasi. Karena sudah terbiasa, ia bergegas memasuki kamar Hera dan merebahkan badannya di kasur paling nyaman setelah kasurnya dan kasur Arka.

Hera adalah anak tunggal yang bisa dibilang kurang mendapat perhatian orangtuanya, kedua orangtuanya bekerja dan selalu pulang larut malam, setelah pulang ke rumah pun mereka bergegas tidur dan pastinya tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan anak tunggalnya yang beranjak dewasa.

"Lo udah download School 2017, Ra?" Tanya Cia, ia mengutak atik laptop Hera yang berada di atas tempat tidurnya.

Hera yang baru saja sampai ke kamarnya duduk di samping Cia yang berbaring.

"Iya, yang download in om-om ganteng." Hera berkata sambil tersenyum ceria dan memperlihatkan puppy eyes nya, membayangkan om-om yang tadi ia temui di Wi-Fi Corner.

Cia menengadah menatap Hera, ia sangat tahu sahabatnya itu menyukai segala macam cogan, dari cowok ganteng berondong sampai kakek-kakek sekalipun.

"Cowok terus dah pikiran lo! Btw lo modus apa gimana? Biasanya juga download bisa sampe beratus-ratus episode, lah School belom sampe eps 10 kok ga bisa" cibir Cia yang membuat Hera menggigit lengan Cia, ah jangan lupakan, Hera adalah drakula woman yang mematikan.

"Anjir! Sakit bego lu!" Umpat Cia. "Eh hp lo bunyi tuh!"

Hera mengambil ponsel di nakas yang tadi tidak dibawanya.

Sebelum mengangkat panggilan masuk dari kontak yang dinamainya Kak Arka, Hera melirik Cia sebentar lalu menuju balkon.

"Halo, Kak Arka?"

"Ra, Cia di situ?"

Sebenarnya Hera merasa kasihan mendengar nada bicara Arka yang terdengar sangat menghawatirkan Cia, ia pun sudah tahu kenapa Cia kabur dari rumah, tapi Cia bukanlah seorang yang mudah dibujuk seperti dirinya, Cia itu keras kepala.

"Maaf, Kak. Cia lagi main laptop itu, maaf ya Kak, Hera ga bisa bujuk Cia pulang deh kayaknya, takut dianya ngamuk."

"Iya, Ra gapapa. Maafin kakak juga jadi ngerepotin kamu, suruh Cia makan ya Ra soalnya daritadi kayaknya dia belum makan, dan jangan biarin dia begadang. Makasih, Ra."

Belum sempat Hera membalas perkataan Arka, telefon sudah dimatikan dari seberang.

"Ci, lo pulang gih sono! Gue lagi pengen sendiri nih!" Kata Hera tanpa melihat Cia, ia merasa bimbang antara senang mendapat teman tidur tetapi kasihan kepada Arka.

"Kak Arka?" Tanya Cia yang tadinya berbaring sudah berganti posisi menjadi duduk dan menghadap Hera yang berdiri.

"Ra, gue ga bermaksud menggurui lo ya ini, gue seneng ra lo di sini nemenin gue yang kesepian, tapi buat sekarang, lo jangan kayak anak kecil, jangan suka dikit-dikit ada masalah terus minggat,  kasihan kakak lo yang keliatan banget khawatir sama lo, kasihan dia Ra, dia udah berusaha banget jadi kakak yang terbaik buat lo, please, lo pulang ya, kasihan Kak Arka." Hera menasehati Cia pelan-pelan, sebenarnya ia sedikit iri karena Cia sangat diperhatikan dan disayang oleh kakaknya, sedangkan dia, orangtuanya pun terlihat tidak pernah menyadari kehadiran anaknya yang kesepian dan membutuhkan perhatian.

Cia diam dan terlihat mencerna nasihat Hera.

Apa emang gue terlalu kekanakan?

"Makasih ya, Ra. Lo emang bestie gue, gue juga sebenernya sadar gue terlalu manja dan kekanakan, sekarang ini gue lagi berusaha buat jadi Cia yang mandiri, Ra, dan gue butuh waktu untuk itu, gue ga mau Ra kehadiran gue di rumah bisa menghambat kehidupan kakak gue sama calon istrinya, lo tau sendiri lah gue ga bisa nahan diri sama modelan cabe kayak dia."

Hera memeluk Cia, ia tahu bagaimana perasaan Cia yang merasa kurang diperhatikan Arka, ia sangat tahu itu.

"Lo ga boleh gitu Ra, sayangnya Kak Arka ke elo itu ga ada duanya, dia akan selalu sayang dan ada buat elo. Lo beruntung Ra."

Cia yang berada di pelukan Hera mengangguk, ia tahu sahabatnya itu mulai terbawa perasaan saat menasehatinya.

"Ya udah Ra, bolehin gue tidur nemenin lo malem ini, besok pagi gue pulang ke rumah ambil seragam sekalian kita berangkat bareng."

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang