9

8.2K 351 7
                                    

Setelah dari pantry untuk menelefon Hera sekalian minum, Arka memilih merebahkan badannya di sofa, matanya menerawang, apakah ia memang sudah menjadi kakak yang baik untuk Cia atau ia hanyalah laki-laki brengsek yang tidak pantas menjadi kakak yang baik untuk Cia.

Sheila yang melihat Arka dari tangga, mulai menangis tersedu, meminta perhatian pada Arka.

"Hiks, hiks."

Arka mengernyitkan dahinya melihat Sheila tiba-tiba ada di depannya dan menangis.

"Kenapa?" Tanyanya, setahunya tadi Sheila marah dan memilih mengurung diri di kamar, dan tiba-tiba sudah di depannya.

Sheila mendekat ke sebelah Arka, membuat Arka bangkit dari berbaring dan memilih duduk.

"Sayang, aku mau liburan di Perancis, pengen ke eiffel." Rengek Sheila manja.

"Liburan ya liburan sana, kenapa mesti ngomong!" Ketus Arka, bahkan kalau tidak menyadari Sheila adalah psycho, dia lebih memilih mengusir wanita yang pernah menjadi korban kenakalannya itu, ia pun sudah bosan dengan Sheila.

"Kamu ga mau nemenin aku?" Sheila menipiskan jarak duduknya dengan Arka.

"Ogah gue! Lo bilang pengen ke Paris kan? Besok gue beliin tiketnya dan lo bisa pergi sendiri! Jangan ganggu gue! Berapa kali sih gue harus bilang!"

"Bener? Ya udah besok beliin tiket penerbangan eksklusif ke Paris ya? Makasih sayang." Kata Sheila riang lalu mencium pipi kanan Arka.

Arka tidak habis fikir dengan Sheila, sebenarnya Sheila sedang ingin liburan berdua dengannya atau hanya ingin piknik ke Perancis dan melakukan hobinya?

Hobi Sheila : Shopping
---------
One years and five month ago.....

Hari ini Arka sangat kacau, melihat adiknya yang masih saja teringat dengan mendiang kedua orangtuanya dan skripsinya yang revisinya sering ditolak dosen membuatnya ingin melampiaskan kekesalannya.

Doni, sang sahabat dari jaman SMP itu menghampiri Arka yang terlihat berantakan.

"Lo kenapa, Bro?" Doni menepuk pundak Arka, membuat Arka tersentak.

"Daripada lo suntuk kayak gini, ke club yok sama gue, ga minum ya tapi, cuma buat ajeb-ajeb aja."

Arka hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Doni menuju mobilnya.

Sampai di club, Doni segera menghambur di kerumunan orang yang sedang menikmati musik dari DJ, meninggalkan Arka yang bingung dengan keadaan yang terasa asing baginya.

"Hai ganteng." Sapa seorang wanita dengan balutan mini dress yang terlihat menggoda.

Arka berusaha tersenyum membalas sapaan wanita itu. Dan dia hanya pasrah saat diajak ke meja bar dan diberikan minuman yang membuatnya ketagihan.

Doni yang asyik menikmati musik dari DJ Mushroom yang sedang booming itu tidak menyadari bahwa sang sahabat sudah teler.

"Ayo kita ke kamar sayang." Wanita itu dengan agak kesusahan karena Arka sudah teler membawa Arka ke sebuah kamar.

Tanpa kesadaran, Arka melakukan hal itu pertama kalinya.

Doni sudah mencari ke semua sudut club untuk mencari Arka tetapi tetap tidak menemukan keberadaan Arka dan memutuskan untuk pulang karena berfikir Arka sudah pulang karena tidak menyukai suasana club.

Arka terlihat bingung karena melihat seorang wanita di pelukannya, berusaha membangunkan wanita asing itu.

"Eh? Udah bangun?"  Wanita itu tersenyum melihat Arka yang terlihat kebingungan.

"Sheila. Aku Sheila."

Arka menatap wanita itu agak lama lalu tersenyum, ia butuh wanita seperti Sheila.

"Hai. Arka."

Setelah kejadian itu, Arka dan Sheila semakin sering berhubungan, dan awal dari kenakalan terhadap banyak wanita adalah Sheila, Sheila lah yang membuatnya haus akan wanita, dan sekarang ia sadar, Sheila hanya memanfaatkan hartanya, walau ia sedikit ragu apakah anak yang di kandung Sheila memang bukan anaknya atau malah memang darah dagingnya.

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang