8. Thoughts

358 55 4
                                    

"Aku menolak." Ucapku. Membekukan suasana.

"Aku juga menolak." Ucap Hwaryun. Bisa kurasakan aura ketegangan meningkat.

"Hwaryun, bukankah kau bilang padaku bahwa kau menyukainya?" Rayu Ayah Hwaryun, nadanya melembut--sepertinya mengharapkan putrinya untuk menarik kata-katanya.

"Aku mengaguminya, bukan menyukainya. Hal itu mungkin terlihat sama dimatamu, tapi sebenarnya berbeda." Tegas Hwaryun.

"Tapi Hwa--" Ibu Hwaryun tak sempat menyelesaikan ucapannya.

"Aku mengaguminya sebagai 'Si jenius kelas 10', bukan sebagai laki-laki." Tambah Hwaryun.

Aku diam. Aku cukup senang karena Hwaryun menolakku. Sebenarnya Hwaryun adalah tipeku, tetapi entah kenapa aku tidak memiliki perasaan khusus untuknya.

.

"Yang tadi itu adalah kegagalan besar." Ucap Ayah. Tatapannya menusuk manik mataku, tetapi aku membalasnya dengan tatapan tak berekspresi.

Kini kami sudah sampai dirumah tetapi belum turun dari mobil. Ayah terlihat kecewa sekali, bahkan selama perjalanan kami tak berbicara sepatah kata pun.

"Kau anak pertama yang menolak keputusanku mentah-mentah." Tukas Ayah. Bolehkah aku berbangga diri? Secara tidak langsung, ia berkata bahwa aku berbeda dari yang lain kan?

"Urusi anakmu Agnes." Setelah itu ia turun dari mobil.

"Nak, ada apa denganmu?" Tanya Ibu. Suaranya lembut, tetapi air mukanya menunjukkan kekecewaan.

"Aku tidak mau dijodohkan bu." Jawabku singkat.

"Kau yakin kau tidak punya alasan lebih dari itu?" Tanya ibu lagi. Panah yang ibu lepaskan, menancap tepat sasaran.

Aku yang terdiam sejenak, akhirnya membuka suara. "Kudengar Ayah ingin membuat program bertemakan paranormal." Aku berhenti sejenak.

"Aku cukup terkejut bahwa akulah yang 'digunakan'." Aku berhenti lagi, Ibu memandangku dari kaca dengan bingung.

"Kak Maschenny ditunangkan dengan anak dari pemilik channel radio swasta, kemudian Ayah membeli channel radio swasta tersebut, dan mendapatkan keuntungan besar. Kak Hatzling ditunangkan dengan model asal Perancis yang memiliki brand fashion sendiri, kemudian ayah membuka banyak cabangnya disini dan meraup keuntungan besar. Masih ada beberapa lagi.

Sekarang aku? Jujur saja Bu, aku tidak suka Ayah menggunakan kita untuk bisnisnya." Akhirnya aku menjelaskan pada ibu, seluruh ketidaksukaanku.

"Tapi Nak, masa depanmu akan lebih terjamin dengan gadis itu!"

Ck, mulai lagi.

"Bu, bahkan bila aku menikahi pemulung, bukannya jabatan CEO sudah terjamin untukku? Bahkan sampai dibuat kontrak dan kontrak tersebut sudah ditanda tangani." Ucapku lagi.

"Terserah kau saja. Aku lelah." Ibu meninggalkanku di mobil seorang diri.

"KHUN AGUERO AGNES!"

Aku tersentak. Semua pandangan tertuju ke arah ku tetapi mata elang guruku lah yang paling membuatku merinding.

"Kerjakan soal di depan!" Perintah guruku.

Rainy Way to the Rainbow [Tower of God fanfiction] [RE-PUBLISHED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang