chapter 4

3.2K 382 13
                                    

Happy Reading!

----

Flashback on

Kriinggg... kriinggg...
Dering ponsel Yoona. Tertera 'Ayah' di layar ponselnya. Ia mengangkat telepon ayahnya itu dengan mata yang masih menatap tajam Oh Sehun.

"Yoong... ibu dilarikan ke rumah sakit. Ce-cepat kembali Yoong.." suara bergetar dari seberang sana.

Suara ayahnya itu seperti menandakan sebuah malapetaka akan segera menghampirinya. Tatapan tajamnya pada Sehun di seberang sana perlahan melemah. Air mata yang sedari tadi ada di pelupuk matanya kini terjatuh. Yoona merasa hatinya sedang tersayat-sayat.
Bagaimana tidak? Ia tau Ibunya memiliki penyakit Jantung. Dan terakhir kali ibunya dilarikan ke rumah sakit adalah 2tahun yang lalu.
Saat itu, saat dilarikan ke rumah sakit 2tahun lalu, Dokter Kim selaku dokter khusus yang merawat ibunya mengatakan bahwa ibunya sudah berada di ujung tanduk. Ibunya harus dirawat 3bulan di rumah sakit. Namun, ibunya menolak. Ia lebih memilih untuk tinggal dirumah dengan alasan  agar bisa lebih lama melihat anak satu-satunya tumbuh dewasa. Dengan paksaan ibunya, dokter Kim akhirnya menyetujui permintaan ibu Yoona. Kata dokter, ibunya harus dijaga dengan sangat hati-hati. Jangan biarkan ia pingsan atau sejenisnya. Jika tidak, maka malapetaka lah yang akan datang.

Dan sekarang.. ayahnya menelepon dan berkata bahwa ibunya dilarikan ke rumah sakit.
'Eomma..' gumamnya dalam hati.
Ia cepat-cepat pergi dengan airmata dipipinya.

Flashback off
.
.
.
.

Sesampainya di rumah. Ia melihat ayahnya sedang menangis terduduk di sofa.

"Appa.. ada apa?" Tanya Yoona pelan.
Ayahnya membalikkan badan dan menatap lekat-lekat wajah Yoona yang nampak berantakan akibat menangis.
"Ibumu yoong.." jawab ayahnya menggantung.
Airmata semakin deras mengalir dari mata milik Im Yoona. "Appa katakan ada apa?!" Suara Yoona meninggi.
Ayahnya masih menatap Yoona. Ia perlahan berdiri dan berjalan ke arah Yoona. Pipi mereka sama-sama basah dengan airmata. "Yoong.. ibumu.. telah meninggalkan kita" kata Ayah Yoona yang masih tidak percaya dengan hal ini.

Yoona telah lebih dulu meninggalkan ayahnya saat ayahnya hendak memeluk Yoona. Yoona berlari keluar rumah dengan air mata di pipinya.

Benar ini adalah malapetaka baginya. Hatinya seperti tertancap 7 buah pisau. Ia tidak tau harus bagaimana, kakinya melemah menandakan dia tidak bisa berlari lebih jauh lagi. Secara otomatis kakinya terjatuh ke tanah. Kini ia hanya meratapi nasibnya di halaman samping rumahnya dengan tangisan yang semakin keras.

.
.
.
.

"Yoong.. apa itu kau?" Tanya seseorang memastikan.

"Yoong?" "Yoong.. ada apa?" Tanya seseorang itu lagi. Oh Sehun kini dirinya sedang berdiri dan menatap Yoona yang sedang terduduk di tanah dengan kepala yang ia tutupi dengan tangan. Dan tiba-tiba saja wanita dihadapannya ini berdiri dan langsung memeluk tubuhnya.

"Yoong jawab ada apa?!" Suara sehun meninggi. Walaupun sering berkelahi, Sehun tetap saja khawatir saat melihat Yoona menangis. Biasanya hanya wajah marah yang akan menghiasi wajah Yoona saat bertemu dengannya. Tapi kini, dia sedang menangis.

"Eomma.. " Yoona terisak.
Belum sempat menjelaskan Sehun langsung memeluk erat Yoona. Ia tidak tau pasti apa yang terjadi. Namun, jika sudah menyangkut ibunya ia pasti membutuhkan pelukan. Terlebih lagi kini ia sedang menangis.

"Sudah Yoong.. " kata Sehun sembari mengusap halus punggung Yoona.
Yoona masih terisak di dada milik Oh Sehun. Suaranya sangat pelan "Ibuku.. Sehun ibuku..." isak Yoona.
Belum sempat menjelaskan mata Yoona tertuju pada mobil hitam yang sekarang berhenti tepat di depan rumahnya. Kini ia melihat beberapa orang turun dari mobil tersebut  dengan pakaian serba biru muda dan juga.. ada Dokter Kim disana.
Tiba-tiba pintu belakang mobil terbuka dan beberapa orang itu menurunkan sebuah peti.

Deg!!
Kini hatinya seperti tersambar kilat. Ibunya.. di dalam peti itu adalah ibunya.
Ia cepat mendorong Sehun dan berlari secara berhamburan ke arah peti itu. Tangisnya semakin menjadi-jadi saat melihat wajah ibunya di dalam peti itu.
Wajah pucat ibunya...
.
.
.
.
.
.
Setelah 1jam berlalu sisalah Yoona dengan ayahnya di depan sungai Han. Mereka berdua siap untuk menaburkan abu terakhir milik ibu serta istri tercinta mereka. Seakan masih belum terima, Yoona sedikit berteriak dan menangis kembali. Kini Yoona tengah berada dalam dekapan ayahnya. Mereka sama-sama menangis tak percaya dengan hal ini.
.
.
.
.
.

Kasian yah Yoona :(
Guys jadi sepertinya hari ini aku bakal up 2x hehe ditunggu ya!
Jangan lupa vote dan comment ya!❤
Hargailah kerja seseorang :)
Saranghae❤

SARANGHAE, Mr. OH!  [YOONHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang