16

4.3K 567 74
                                    

Masih ingat bahwa cerita ini belum selesai? Lol

Selamat membaca!!

Five days later

Electrocardiography menjadi pemecah kesunyian di kamar SVIP. Berdetak teratur setelah beberapa hari lalu Jennie mengalami kritis. Namun belum ada tanda bahwa ia akan tersadar.

Jennie, bangun. Kau harus bangun.

Siapa itu?

Ini aku, maka dari itu kau harus sadar. Kumohon, Jennie. Aku membutuhkanmu.

Pip.. pip.. pip..

Perlahan, manik hazel itu terbuka lalu menutup beberapa kali untuk menyesuaikan  kumpulan cahaya yang  menyilaukan matanya dari balik jendela. Setelah itu, dwimaniknya memindai seisi ruangan asing dengan aroma lavender yang menyelimuti indera penciumannya. Otaknya bekerja dan menyimpulkan bahwa tempat ini ada salah satu kamar rumah sakit. 

Di saat wanita itu ingin bergerak ia merasakan nyeri di sejumlah titik tubuhnya yang terasa kaku. Kepalanya terasa pening dan di saat menyentuhnya, memori kembali berputar,  memaksanya mengingat kembali kejadian terakhir. Kilasan tentang kecelakaan mobil itu tercetak jelas dalam pikirannya.

"Taeyong!" gumam Jennie dengan cemas.

Tanpa ragu, Jennie mengenyahkan rasa sakit disekujur tubuhnya dan berusaha bangkit dari posisinya. Melepaskan beberapa selang yang tertanam di kulitnya secara paksa.

Dengan sekuat tenaga, Jennie berjalan dengan tangan merambat dinding. Lorong rumah sakit tampak sepi namun itu tidak menyuritkanniatnya. Ia harus memastikan pria itu tidak apa – apa.

"Taeyong!" panggil Jennie dengan mata yang sembab, menyingkirkan segala pikiran buruk yang berputar di kepalanya.

"Jennie!" suara sopran Rosé yang begitu Jennie hafal membuatnya menoleh ke belakang. Sahabatnya itu segera berlari menuju dirinya.

"Astaga, Jen. Akhirnya kau sadar juga. Ayo kembali ke kamarmu," ajak Rosé yang berusaha memapah atasannya tersebut.

"Taeyong. Di mana Taeyong?" tanya Jennie dengan suara gemetar.

"Taeyong sudah tidak ada..."

Kehidupannya seolah kembali berhenti. Perasaan yang sama seperti saat Jennie kehilangan orang tuanya kembali terjadi. Tungkainya tak mampu lagi untuk berpijak. Tubuhnya pun ikut merosot jatuh hingga bahkan Rosé tak mampu menahannya. Suara yang terus memanggilnya pun perlahan hilang dari indera pendengaran. Pandangannya mulai kabur dan tak lama setelahnya, Jennie kehilangan kesadarannya.




—oOo—





Manik hazel itu kembali terbuka, dilihatnya sosok Hanbin dan juga Rosé berada di setiap sisi ranjangnya dengan wajah kekhawatiran.

"Jennie, syukurlah kau sadar," ucap Hanbin dengan mata berkaca-kaca.

"Taeyong," gumam Jennie.

"Aku sungguh menyesal membuatmu kaget, Jen. Maksudku Taeyong tidak ada di sini, dia di bawa ke Amerika oleh Tuan Lee." Sahut Rosé dengan hati – hati.

"Jadi dia selamat?" tanya Jennie memastikan.

"Iya. Sekarang yang harus kau pikirkan adalah dirimu sendiri. Kau harus segera sembuh, mengerti?" Jennie pun mengangguk mendengar perkataan Hanbin. Di sisi lain, ia sungguh sangat lega mendengar Taeyong bisa diselamatkan.

[Private] Pacify Her ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang