Tentu saja. Pada akhirnya Will Graham jatuh bersamanya. Disaat seperti ini, lelaki itu tetap tidak sudi untuk jatuh demi dirinya. Inilah yang ia kagumi dari sosok agen spesial FBI itu. Gemuruh ombak di bawah sana bak senandung gelora dan kemenangan atas pencapaian mereka.
"Indah," Ulangnya sesaat sebelum lautan akhirnya menelan mereka.
Meski paru-parunya seolah remuk bak botol plastik yang terlindas truk, Hannibal Lecter menyempatkan diri untuk tersenyum.
Will sudah mengalami pendarahan yang cukup hebat dari luka-luka pertarungan mereka dengan sang Naga Merah. Sekarang, Hannibal harus bersusah payah memberikan pertolongan pertama untuk mengeluarkan air yang tertelan oleh sang agen.
Sang mantan psikiatri tahu, nyawa Will kini berada di ujung tanduk, dan insting kedokterannya meneriaki untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Dirinya sendiri pun takkan bertahan lebih dari seminggu jika luka di perutnya tidak ditanggulangi.
Pada akhirnya, Hannibal tetap harus berpisah dengan Will.
"Amat disayangkan, bukan?" Lirihnya serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hembus: Air to Breathe
FanfictionDia selalu ada, bahkan dalam tiap hembusan napas yang diambilnya. "Kau tahu," Pecahnya. "aku masih merasakan bahwa dia berada didekatku." Disini Alana menurunkan ponselnya, dan meletakkannya di atas meja kayu yang tak kalah noraknya dengan sofa Will...