Merkurius

520 16 0
                                    

Norwich International Airport,
United Kingdom.
December,12nd saturday
08:00 A.M.

Bring me to the sky
Take me to the awesome place
Be like a bird
Fly,free,and life

Escape from the city and follow the sun.

-Rawnie
Last winter in Norwich

Perlahan mulai kututup buku bersampul coklat setebal tiga sentimeter ini.Sebelum benar-benar tertutup ku letakkan juga sebuah bolpoin bertinta putih di antara lembar-lembar kertas hitam yang telah tertanam beberapa kata dan kalimat di atasnya.
Segelas hot coffee starbuck yang mulai mendingin menemani pagiku di Norwich International Airport.
Ada sedikit keterlambatan dalam penerbanganku.So,it would be a bit of a boring.

"Kamu bosan?"ujar Daddy di sampingku.Tatapan yang begitu hangat mengarah pada kedua mataku.

"No,I'm not.Don't worry Dad I'm okay." Ujung bibirku sedikit terangkat melihatkan senyum tipis dan juga dua lesung pada pipiku.

"Good."Dad mengusap puncak kepalaku yang tertutup beanie hat rajut berwarna merah dengan lembut.Beanie hat ini pemberian Darcy.Darcy yang begitu manis dan ramah dengan senyumannya.She's like an fairy from my mother who is sent to me

Aku yakin,
Benar-benar yakin,
Meninggalkan tempat seindah Norwich.
Meninggalkan orang-orang yang mungkin mencintaiku,
Namun aku tak bisa memberikan seluruh cintaku pada mereka.
Begitu sulit tapi aku tak bisa.
Begitu sulit menerima mereka,
Menerima mereka di kehidupanku
Setelah apa yang ku dapatkan sebelumnya.
Begitu sakit,begitu mengiris hati,begitu sulit untuk,ahh!
Tak bisa kuungkapkan lagi.
Sudah terlalu banyak kekecewaan yang kudapat,namun aku tak bisa mengungkapkannya.Aku harus menahan ego.
Karena itu aku harus pergi.

"Arinda?" Dad menghentikan lamunanku.Perubahan mimik khawatir yang tergambar jelas di raut muka Daddy.

"Ehm?" Aku menamparkan diriku ke keadaan semula.

"Aku baik-baik saja Dad."

Semua penumpang di dalam pesawat mulai mengikuti instruksi untuk memasang seat belt,me-nonaktifkan ponsel mereka atau menyalakan mode pesawat.
Sebuah pengeras suara menyeruak.Terdengar jelas di telinga para penumpang pesawat saat Sang Pilot mengumumkan sebentar lagi pesawat akan take off.

Inilah waktu yang ku tunggu-tunggu.Melihat sesuatu dari balik kaca pesawat.Putih,seperti gumpalan yang berkabut.Apakah benar awan itu selembut gula-gula kapas yang diceritakan pada cerita fiksi? Rasanya pertanyaanku belum bisa terjawab setelah aku membuktikannya sendiri.

.ooo.

Juanda International Airport,
Surabaya,Indonesia
December,13rd sunday
10:00 A.M.

Jet lag.Ah aku benci ini.
Di mana aku harus merasakan rasa pusing dan mual menjadi satu.Rasanya ingin terjun dari tebing setinggi seratus meter untuk menghilangkan rasa yang menyebalkan tiap kali aku harus perjalanan jauh.Lebih buruk dan menyiksa saat aku terjatuh dari sepeda beroda dua tanpa roda bantuan di belakangnya,lalu tergelincir karena jalan licin.Lalu merobek permukaan kulit ari di bagian lututku.
I hate jet lag.

Segera Papa memanggil taksi untuk kami berdua.Aku tak tau dan tak mau tau papa membawaku kemana saat ini.Yang hanya ku lakukan saat ini ialah melanjutkan aktivitas tidurku di kursi taksi bagian belakang,yang mendadak terasa empuk seperti spring bad bersama sisa barang yang tak muat dimasukkan dalam bagasi taksi.Ini kelewatan nyaman meski Papa sempat bergidik dan tersenyum karena melihatku.Sedangkan Papa duduk di samping supir taksi.

"Welcome to our house!"
Aku mendengar teriakan itu.Meskipun tidak terlalu keras namun cukup untuk  membangunkanku yang tak tau berapa lama terlelap di dalam taksi ini.
Berusaha membuka mataku perlahan.Cahaya mentari mulai menabrak pupil mataku.Menimbulkan efek silau seketika.Refleks tanganku menutupi arah datangnya sinar itu.Lalu salah satu pintu taksi terbuka.Lebih tepatnya di sisi kiriku.Menampilkan sosok papa dengan senyum yang biasa kulihat di pagi hari.
Tunggu? Apakah sekarang masih pagi? Kenapa begitu panas?
Kulirik jam tangan digital putih bergaris hitam pada talinya yang melingkar di tangan kiriku.

10:00 a.m.

Pagi? Masih pagi?
Sangat panas.Serasa musim panas panjang di norwich saat bersuhu 43 derajat celsius.

"Masih mau tidur di sini?"ujar papa sambil menurunkan barang-barang di sampingku.
Lantas aku membuka kedua mataku lagi menegakkan tubuhku yang kelewatan lelah karena perjalanan dari Norwich.Membenarkan beanie hat ku yang compang-camping tak karuan.Lalu bergerak menarik tas punggung yang tergeletak di sebelahku dan menggendongnya.Setelah itu turun dari taksi ini.Sedangkan papa sudah menyelesaikan aktivitasnya yaitu menurunkan barang-barang lalu membayar taksi sebelum benar-benar pergi dari halaman rumah kami.
Rumah kami? Bukan.Lebih tepatnya aku tak tau rumah siapa ini.

Aku mengarahkan seluruh pandanganku ke sebuah rumah bergaya eropa namun nampak kuno.Terdapat dua kursi dan satu meja di antaranya yang terbuat dari kayu berwarna putih menghiasi teras rumah ini.Cat tembok berwarna abu abu putih menambahkan aksen vintage pada rumah ini.

"Ini rumah?"aku mencoba mengingat kembali memoriku sebelum melontarkan tebakan siapa pemilik rumah ini.

"Rumah nenek?"aku menoleh ke arah papa.Ia membalas dengan senyum tipisnya.
Ya,aku baru ingat.

11 tahun yang lalu

"Arinda? Cepat keluar semua sudah menunggu mu,"

"Finish,taraa! I'm ready mom."

Gadis kecil bermata coklat ini berputar sekali memamerkan gaun layaknya seorang princess.Begitu manis dan menggemaskan.Tak jarang ia memamerkan juga senyumnya yang merekah.Lesung pipinya yang begitu menawan.
Lalu seorang wanita anggun berbalutkan gaun berwarna pastel mirip dengan warna gaun gadis kecil itu menggandeng tangan mungil gadis kecil itu.

"Make a wish." Gadis itu mulai memejamkan matanya sebelum meniup lilin berbentuk angka lima.Beberapa menit kemudian ia mulai membuka mata dan meniup api pada lilin itu.Suara riuh,tepuk tangan menghiasi ruangan itu setelah api lilinnya mati.

"Ya benar,ini rumah nenek.Arinda masih ingat?"
Aku menggelengkan kepalaku dan memejamkan mata sejenak,berusaha menghilangkan memori itu yang sempat terlintas lagi sebelum-sebelumnya.

"Tentu aku ingat Dad."
Menarik nafas panjang.Biarlah semuanya telah berlalu.Hanya menjadi sebuah kenangan.



Hi readers..
Ini teen fiction pertama yang aku bikin loh
Jadi gasalah kalo jelek bener dan banyak yang typo harap maklum

Cuma berharap sih banyak yang baca dan komen jadi bisa semangat ngelanjut part selanjutnya

Thanks

ALDEBARAN=AFSHEENWhere stories live. Discover now