KESEDIHAN (2)

7.8K 124 2
                                    

  Eka telah sampai di rumah sakit. Ia meminta bantuan kepada suster. Mereka memasuki ruangan dan segera menangani Rendi. Eka duduk di kursi tunggu.

"Kenapa lo gini sih Ren." Gumam Eka.

  Selang beberapa menit kemudian, dokter keluar. Eka menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" Tanya Eka cemas.

"Teman anda sudah tidak apa apa. Luka  ditanggannya tidak terlalu dalam. Sekarang bisa anda jenguk." Eka mengangguk. Ia merasa lega. Ia tak lupa berterimakasih dengan dokter. Lalu ia masuk kedalam ruang rawat Rendi.

"Ren" Eka duduk disamping Rendi. Rendi sudah sadarkan diri. Tapi ia tidak melihat ke arah Eka.

"Lo kenapa gini sih? lo mau bunuh diri? Gara gara shalsa ninggalin kita? Kenapa lo bodoh banget sih Ren. Shalsa itu udah bahagia disana. Dengan cara lo mau bunuh diri kayak gini, lo bakal buat dia sedih. Emang lo mau buat dia sedih?" Eka terisak. Rendi perlahan menoleh kearah Eka. Ia menatap Eka. Eka menunduk karena menangis.

"Yang kehilangan itu bukan cuma lo Ren. Tapi gue, gue kehilangan sahabat baik gue. Sahabat yang selalu ada buat gue. Sahabat yang mau nerima segala kekurangan gue. Sedangkan lo Ren? Gue tau lo cinta banget sama Shalsa. Gue tau lo kehilangan banget. Tapi.. cinta itu bisa dicari. Masih banyak cewek yang bisa mencintai lo. Tapi kalau sahabat? Susah cari sahabat yang mau menerima kekurangan kita." Isak Eka.

  Rendi hanya diam dan menatap Eka.

"Gue cuma mau kasih saran aja buat lo. Sebaiknya lo simpan dalam lubuk hati lo yang paling dalam kenangan-kenangan lo sama Shalsa. coba buka hati lo buat orang lain." Ucap Eka kembali. Ia menghapus air matanya.

"Buka hati lo buat gue ren" batin Eka.

  Tangan Rendi menggenggam tangan Eka. "Maafin gue yang sudah bertindak bodoh tanpa berpikir panjang. Gue janji nggak bakal kaya gini lagi. Gue janji nggak bakal bikin lo maupun Shalsa sedih. Gue janji" Ucap Rendi tulus. Perlahan Eka menyunggingkan senyuman. Rendi juga tersenyum.

.......

"Gue udah cari kemana-mana tuh sandal lo kagak ketemu. Gue capek. Gue nyerah, terserah lo mau laporin ke Mama silahkan. Gue udah capek" Dave mengangkat kedua tanganya. Lalu ia meninggalkan Luchia.

"Dave... lo kok ninggalin gue sih. Dave... his ngeselin banget. Gimana dong itukan sandal dari eyang gue." Gerutu Luchia.

   Angga keluar dari rumah. Dia melihat seorang gadis yang dicintainya berada di depan rumahnya.

"Waduhh itukan mantan terindah gue nih. Emang ya kalau jodoh itu kagak kemana" Angga pun menghampiri Luchia.

"Hai cewek" Luchia pun menoleh. Ia terkejut akan kehadiran Angga.

"Angga!!. Ngapain lo disini?!"pekik Luchia.

"Ya.. seharusnya yang tanya itu aku. Kenapa  kamu di depan rumahku? Kamu apel aku ya?"Angga.

"Ih.. apaan sih lo.Ngapain gue apelin lo. Kurang kerjaan banget. Lagian gue juga baru tahu kalau lo tinggal disini." ucap Luchia dengan nada sinis. Angga tertawa. Lalu ia merangkul Luchia. Luchia menepis kasar tangan Angga.

"Nggak usah lo pegang-pegang gue" ketus Luchia.

"Iya ya. Aku tau. Kamu lagi cari sandal kesayangan kamu kan?" Ucap Angga yang membuat Luchia menoleh cepat.

"Kok lo tau sih?" Ujar Luchia. Angga mengubah tampangnya menjadi sok cool.

"Yaiyalah aku tau. Kan kita ini jodoh" Angga. Luchia memutar bola matanya.

PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang