CHAPTER 5 DIA UCHIHA

1.2K 101 0
                                    

Hari ini adalah hari peringatan kematian Raito-sensei.  Dan pagi ini, aku pergi ke pemakaman uchiha yang ada diujung desa untuk berkunjung ke makam Raito-sensei.

Suasana makam yang sepi membuatku terasa mendengar deruan angin yang menerbangkan setiap dedaunan kering yang berjatuhan.

Kuletakan bunga diatas makam Raito-sensei. Kupandangi lekat-lekat makam Raito-sensei, seperti berharap bahwa ia akan segera hidup kembali.

"Sensei, sudah banyak perubahan yang kualami. Maafkan aku sensei, sepertinya aku belum bisa mengubah pendapat orang tentang uchiha. Kau telah memilih orang yang salah. Aku tak bisa menepati janjiku. Kau tak pantas mempercayaiku, sensei", gumamku sembari tak mengalihkan pandanganku dari makam Raito-sensei.

Tapi, suatu pandangan membuatku beralih pandang kepadanya. Seorang bocah perempuan tengah melakukan hal yang sama sepertiku tadi.

"Apakah dia seorang uchiha?", tanyaku dalam hati.

"Ah, sudahlah. Apa peduliku tentangnya. Bisa saja dia salah satu murid dari salah seorang uchiha", batinku.

Kemudian aku beranjak pergi dari situ, dan pada saat yang sama,

"Matte kudasai, Nee-chan..!!"

Tiba-tiba bocah perempuan tadi sedikit berteriak dan  menghampiriku.

"Hmm..Ada apa? Apa kau memanggilku?", tanyaku sembari berusaha memberikan senyuman.

"Apa kau seorang uchiha?",tanyanya.
"Iya, aku Uchiha Kirana. Siapa kau sebenarnya?"

"Aku Uchiha Amida, tapi kenapa aku tak pernah tahu tentangmu?", tanyanya heran.

"Hmm.. Baiklah kujelaskan. Sebenarnya aku bukan dari clan uchiha. Tapi seluruh anggota clan menganggapku sebagai keluarga mereka. Aku adalah salah satu korban dari serangan Kyuubi 10 tahun yang lalu. Orang tuaku meninggal saat tragedi itu, jadi aku dirawat oleh Uchiha Raito, yang juga merupakan guruku sendiri. Maka dari itu semua orang mengetahui kalau aku adalah salah seorang uchiha.", jelasku.

"Begitu rupanya. Ternyata masih ada uchiha lainnya yang selamat dari pembantaian itu selain aku dan Sasuke.", jawabnya tersenyum.

"Oh ya, omong-omong berapa umurmu? Nampaknya kau lebih muda dari Sasuke.", tanyaku penasaran.

"Oh ya. Kau benar. Aku lebih muda 2 tahun dari Sasuke. Dan aku juga masih di akademi.", terangnya.

"Baiklah, Amida. Senang bertemu denganmu. Aku pergi dulu, sampai jumpa..", ucapku sembari melangkah meninggalkan Amida.

"Matte Nee-chan!!"
"Bolehkah aku ikut denganmu? Ada banyak hal yang ingin aku ketahui. Apakah kau keberatan?", lanjutnya.

"Baiklah, kau boleh ikut denganku."

Aku dan Amida berjalan menuju kediaman uchiha. Setelah sampai aku mempersilakannya untuk masuk.

"Ini kediamanku, Amida. Aku tinggal dikediaman Uchiha Raito. Saat meninggal, dia ingin aku tetap menempati rumah ini, jadi aku tak ada pilihan lain. Baiklah, silakan masuk."

"Nee-chan, kediamanku juga disekitar sini. Rumahku terletak pada urutan ke 5 dari rumah ini.", jelasnya.

"Begitu rupanya ya..", jawabku sedikit acuh.

"Tapi, Nee-chan, kenapa aku tak pernah melihatmu di sekitar kediaman Paman Raito?"

"Aku sering mendapatkan misi yang berat dari hokage-sama. Dan misi itu bisa memakan waktu sampai berhari-hari atau berminggu-minggu. Jadi aku sangat jarang berada dirumah. Dan kalaupun aku dirumah, aku hanya berdiam diri didalam rumah. Itulah kenapa rumah ini terlihat sepi.", jelasku.

"Wah, pasti kau seorang shinobi yang hebat. Sampai-sampai menjalankan misi yang cukup berat yang umumnya sangat berbahaya.", pujinya.

"Oh ya, omong-omong kenapa kau bisa selamat dari pembantaian itu? Setahuku hanya Sasuke yang selamat?", tanyaku penasaran.

"Pada saat itu, aku sedang berada diruang bawah tanah. Dan saat aku ingin kembali keatas, aku mendengar keributan beberapa orang. Dan karena aku takut, aku hanya berani mengintip. Dan aku lihat Kak Itachi telah membantai semua anggota clan, termasuk ayah ibuku. Saat itu, aku sangat takut. Aku takut ketahuan oleh Itachi. Dan akhirnya aku memilih kembali keruang bawah tanah dan aku hanya bisa menangis atas apa yang telah terjadi.", jelasnya.

"Kau sendiri, kenapa kau bisa selamat dari pembantaian itu?", lanjutnya.

"Oh.. Ehh.. Pada saat itu aku sedang ada misi dengan tim ku. Bahkan aku juga tidak tahu akan kejadian ini. Aku baru mengetahuinya dari Danzou-sama saat kembali dari misi. Tadinya, aku pikir Paman Raito menjadi salah satu korbannya, tapi ternyata pada saat itu Paman Raito juga sedang melaksanakan misi.", terangku.

"Sebagai salah seorang keluarga uchiha, tentunya aku sangat terpukul atas kejadian ini. Karena mereka semua adalah keluargaku yang kedua.", lanjutku.

"Benar. Yah, tapi siapa yang menyangka kalau tragedi ini akan menimpa clan uchiha. Ini semua takdir, jadi aku sudah menerima kenyataan ini.", jawabnya sambil tersenyum.

"Kau dan aku mungkin bisa saja menerima takdir ini m, tapi bagaimana dengan Sasuke?", tanyaku penasaran.

"Wakarimasen, Nee-chan. Aku tak pernah tahu kabar tentang Sasuke. Aku hanya sering melihatnya saat pulang dari misi. Tapi, entah kenapa aku merasa kalau Sasuke akan balas dendam kepada Kak Itachi.", jelasnya.

"Balas dendam?", aku tersentak kaget.

"Ya, semenjak tragedi itu, Sasuke menjadi anak yang dingin, itulah alasan kenapa aku mempunyai firasat bahwa Sasuke akan balas dendam pada Kak Itachi demi menyelamatkan nama clan.", jelasnya.

"Ini tidak boleh dibiarkan. Aku tahu situasi saat ini. Semua orang menganggap kalau clan uchiha adalah clan pembabi buta, jadi kalau Sasuke melakukan semua ini, bukannya akan menyelamatkan nama clan, tetapi malah membuat nama clan uchiha menjadi lebih buruk.", ucapku yang mulai serius.

"Ah.. Ya, kau benar, Nee-chan. Tenanglah Nee-chan, aku akam membantumu untuk membujuk Sasuke agar tidak melakukan hal itu, karena aku juga tak mau kalau clan uchiha dianggap sebagai clan pembabi buta, tapi yang sebenarnya, uchiha adalah clan yang penuh kasih sayang.", ucapnya bersemangat.

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya, dan ia juga membalas senyumanku.

Entah apa yang terjadi dipikiranku, sosok Amida mengingatkanku pada Mira. Dari mulai perkataannya, cara bicara, maupun tingkahnya.

Dan aku merasa, Amida sedikit membawa perubahan padaku. Setiap kali aku berbicara dengannya, aku merasa bahwa aku sudah bisa tersenyum sedikit.

Aku merasa sosok Mira ada dalam diri Amida sekarang. Amida, kau itu sangat istimewa.

Hay readers.. Tetep ikutin alur cerita ini yah..
Jangan lupa vote nya dan kalau ada saran atau masukan silakan comment..
Thnks..

✓ The Real Uchiha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang