Clementine Marsh

157 12 2
                                    

JDOR! JDOR!
Suara tembakan terdengar jelas di telinga gadis bertopi putih-biru, Clementine.
"Mereka terlalu banyak! Tak bisa di lawan!"
Ucap seorang wanita berambut seperti laki-laki tetapi memiliki wajah cantik, Jane. Dia tampak memegang sebuah pisau dan di sakunya terdapat sebuah pistol yang pelurunya sudah habis.
"Semuanya naik ke mobil!"
Teriakan seorang kakek terdengar di telinga Clem dan Jane. Mereka pergi ke dalam mobil tempat kakek tersebut, Kenny berteriak. Setelah itu, Kenny langsung menancap gas mobilnya dan melaju kencang meninggalkan tempat tersebut.
"Bagaimana dengan AJ?"
Tanya Clem. AJ adalah anak dari salah satu orang yang Clem temui, sayangnya dia sudah mati.
"Dia tidur sejak kalian turun dari mobil tadi,"
Balas Kenny. Mata coklat Clem tertuju pada seorang bayi yang masih terbungkus kain.

~

"Apa kau yakin ini tempatnya?"
Tanya Jane kepada Kenny. Dia tampak menggendong AJ di tangannya. Tempat yang mereka tujui benar-benar dipenuhi kabut. Bahkan sebuah tiang yang berjarak 5 meter dari mereka hampir tak terlihat.
"Yang kutahu memang ini tempatnya, tapi aku tak mengerti, tempat ini... benar-benar berkabut,"
Ucap Kenny sambil meraba-raba sekitarnya. Clem segera mengambil pisaunya dari saku untuk berjaga-jaga. Benar saja, terdengar suara erangan walkers yang mendekati mereka.
"Clementine!"
Jane berteriak. Clem berbalik, lalu mendapati walkers tengah mengejarnya perlahan. Clem menendang lutut walkers tersebut, dan saat walkers tersebut jatuh, Clem menusuk kepalanya menggunakan pisau. Clem menghela napas lega, namun setelah ia berdiri, ia sama sekali tak bisa menemukan Jane dan Kenny.
"Jane?! Kenny...?"
Panggil Clem. Namun tak ada yang menjawab. Tak ada pilihan, Clem berjalan lurus menuju hutan yang tidak terlalu lebat. Kabut tersebut hilang. Clem melihat Kenny tengah menggendong AJ di tangannya. Dia tampak mencari-cari Clem.
"Kenny! Aku disini!"
Panggil Clem sambil melambai kepada kakek tersebut. Kenny berbalik. Dan mereka kembali berjalan berdampingan.
"...Jane?"
Tanya Clem kepada Kenny. Kenny menggeleng pasrah sambil menunduk, sebagai pertanda bahwa Jane tidak selamat. Clem menunduk pasrah. Mereka berjalan ke arah Utara, dimana disana terjadi musim salju dan tempat Wellington, tempat teraman berada. Saat mereka sudah di tempat, seorang wanita yang memakai penutup telinga menodongkan senapan kepada mereka.
"Kami datang dengan damai, hanya ingin tinggal disini,"
Ucap Kenny.
"Maaf, kami tidak bisa menerima kalian. Kapasitas kami tidak mencukupi untuk menerima orang baru,"
Balas perempuan yang menodongkan senapan kepada Clem dan Kenny.
"Ayolah! Ini hanya seorang anak berusia 11 tahun dan bayi!"
Teriak Kenny. Clem diam tercengang.
"Tapi Ken-"
"Yang paling penting saat ini, adalah keselamatanmu dan AJ!"
Potong Kenny.
"Baiklah, sebaiknya aku akan bertanya terlebih dahulu,"
Ucap wanita tadi menurunkan senapannya, kemudian masuk ke dalam gerbang. Clem menoleh menghadap Kenny.
"Kau tak harus melakukan ini!"
Bantah Clem.
"Sudah kubilang, yang terpenting sekarang adalah keselamatanmu dan juga AJ!"
Kenny membantah balik. Tak lama kemudian, wanita yang membawa senapan tadi kembali.
"Petinggiku bilang tak masalah,"
Ucap wanita tersebut.
"Pergilah, Clementine. Bawalah AJ,"
Ucap Kenny memberikan AJ pada Clem.
"Tapi-tapi aku...,"
"Masuklah, Clementine,"
Potong Kenny. Clementine terdiam, lalu menghela napas. Dia menghadap dinding Wellington yang sangat besar dan kuat.
"Baiklah,"
Ucap Clementine pelan, lalu memasuki Wellington.

~ 3 Tahun Kemudian ~

"Ayo cepat Clementine!"
Teriak Edith, wanita yang menodongkan senapan pada Clementine 3 tahun lalu. Mereka sedang dikejar oleh para berandalan, Wellington hancur.
JDOR!
Sebuah tembakan telak tepat mengenai kepala Edith. Bahkan AJ ikut terjatuh karena digendong oleh Edith.
"TIDAK!"
Teriak Clementine. Dia segera menggendong AJ dan membawanya pergi.
JDOR!
Sebuah tembakan tepat mengenai pipi Clementine. Namun, Clementine terus berlari. Pergi dari Wellington.

~

Clementine membuka matanya. Dia baru saja mengingat kejadian beberapa beberapa bulan yang lalu yang membuatnya harus kehilangan Edith. Dan juga Wellington, tempat yang selama 3 tahun ini ditinggali Clementine. Ia menghela napas, lalu memasukan pisau dan pistolnya ke dalam saku. Dia akan pergi berkelana lagi mencari makanan atau sesuatu yang menguntungkan baginya.
"Makanan... atau sesuatu yang bisa aku temukan...,"
Gumamnya pelan. Saat hendak melewati semak-semak, dia mendengar sesuatu dari dalamnya.
"Si-siapa disana?!"
Clementine mengeluarkan pistolnya.

Tiba-tiba, seorang laki-laki seumurannya keluar dari semak-semak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba, seorang laki-laki seumurannya keluar dari semak-semak. Dia tampak membawa sebuah tongkat baseball dan ransel yang ia gendong di punggung.
"Gabe. Gabriell Garcia,"
Ucapnya sambil mengangkat kedua tangan. Clementine mengangkat sebuah alis, bingung atas ucapan laki-laki tersebut.

~To Be Continued~

Thanks for Reading ( ^-^)~♡

Further Than A Dream (TWDS3 Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang