You Never Walk Alone Part 1

40 2 0
                                    

Busan, April 4th 2006

"Changkyun-ah ireona", ucap seorang wanita paruh baya dari balik pintu kamar anak lelaki yang bernama Changkyun itu.

"Aku sudah bangun Eomma", jawab Changkyun yang sedang berkaca di cermin yang tergantung di dinding dari dalam kamar.

"Cepat turun Changkyun-ah, kau harus sarapan di hari pertamamu sekolah", ucap Kim Yuna—seorang ibu dari tiga anak yang berprofesi sebagai pengacara dari Gwangju yang baru dipindahtugaskan ke daerah Busan.

"Iya Eomma, sebentar lagi aku turun", ucap Changkyun lagi yang tengah menyiapkan beberapa buku ke dalam tasnya. 

Sepuluh menit berselang Changkyun pun turun ke lantai bawah dengan menyandang tas dengan merk MCM hitam yang merupakan hadiah ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu. Tanpa berkata apapun, Changkyun langsung duduk disamping perempuan yang memakai seragam Junior High School

"Changkyun-ah, sekolahmu letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Kau jalan kaki saja ya. Biar nuna dan dongsaengmu ikut dengan Eomma, karena letak sekolah mereka lumayan jauh", ucap Kim Yuna sambil menuangkan susu ke gelas anak-anaknya.

"Hmm kenapa harus aku yang jalan? Ah ya karena aku anak laki-laki berbeda dengan Hyuna nuna ataupun Eunseo yang perempuan. Coba ada appa, aku ga akan dianak tirikan begini", jawab Changkyun kesal.

"Changkyun cukup! Eomma ga mau ada yang bahas appamu di meja makan. Mengerti?", ucap Kim Yuna dengan nada yang sedikit meninggi karena terpancing emosi.

"Aku sudah kenyang. Aku berangkat duluan", ucap Changkyun yang langsung menyandang tasnya dan pergi tanpa menggubris setiap ucapan dari ibunya. 

Changkyun POV

'Selalu Hyuna nuna atau Eunseo yang didahulukan. Selalu mereka apa-apa. Emangnya aku bukan anak Eomma?', batinku kesal hingga ada kaleng kosong dijalanan aku tendang dengan sekuat tenaga hingga mengenai beberapa bekas botol yang seketika tercerai berai yang memekakkan telinga. Kutatap sekeliling yang masih sangat sepi. 

"Tapi sekolahku arahnya kemana?", tanyaku pada diri sendiri yang baru aku sadari bahwa Eomma pun belum memberi tahu nama sekolah ataupun nama jalan ke sekolah baruku.  Kutatap sekeliling barangkali ada pelajar yang memakai seragam yang sama dengan seragamku ini. Namun nihil, yang dapat kutemukan hanya orang dewasa yang hilir mudik untuk berangkat kerja. 'Daripada pulang kerumah, mending aku jalan-jalan di daerah sekitar sini dahulu. Barangkali aku bisa menemukan tempat nongkrong yang lebih bagus dari Gwangju', batinku. 

Akhirnya aku berjalan tak tentu arah. Hingga aku menemukan sebuah minimarket seven eleven. 'Lumayan bisa nongkrong di seven eleven terlebih dahulu sampai jam pulang anak sekolahan', batinku sambil tersenyum melihat minimarket itu. Aku pun masuk ke dalam seven eleven serta mengambil satu cup ramyeon dan sebotol coke dan langsung membayarnya di kasir. Dapat kurasakan penjaga minimarket ini, seakan menatapku kesal ketika dia menatap seragam yang sedang aku kenakan. 

"Totalnya 3500 won", ucap penjaga minimarket itu ketus. 

"Ini", jawabku sambil mengeluarkan selembar uang 5000 won.

"Kembaliannya 1500 won. Terima kasih telah berbelanja di seven eleven", ucap penajaga minimarket itu lebih ketus dan menatapku lebih sinis saat aku duduk di pojokan. Dari tempatku duduk sekarang, aku dapat menatap jelas kearah luar melalui jendela kaca. 'Tak ada yang menarik', batinku sambil menikmati ramyeon yang baru saja aku beli.

Sekitar satu jam berlalu, mataku tertuju pada sesosok laki-laki yang sepertinya seumuran denganku dari seberang jalan. 'Sepertinya dia akan mengarah kesini. Dan juga seragam yang dia kenakan mirip dengan seragam yang sedang kupakai', batinku lagi dengan pandanganku tetap mengarah ke anak lelaki itu. Benar saja, tak lama anak lelaki itu membuka pintu etalase minimarket dan masuk ke dalam minimarket. Tanpa ragu, anak lelaki itu mengambil sekaleng coke dan memesan hotdog

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Never Walk AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang