#1

2.2K 98 2
                                    


(Global High School)

-Ruang Kepala Sekolah-

"Maaf Pak, tapi kami harus mengeluarkan anak bapak dari sekolah kami. Kami tidak bisa mengekalkan anak bapak disekolah ini. Dia sudah sering melakukan kekacauan. Bahkan anak bapak pernah membuat salah satu siswa disekolah ini masuk rumah sakit. Kami tidak mau itu terjadi lagi Pak, kalau sampai itu terjadi lagi saya takut sekolah ini akan ditutup. Sekali lagi saya minta maaf karena harus mengeluarkan anak bapak dari sekolah ini"ucap kepala sekolah Global High School pada pria paruh baya yang ada dihadapannya. Pria paruh baya itu menatap seorang gadis yang berwajah cantik disampingnya. Gadis itu dari tadi hanya mengunyah permen karetnya tanpa menghiraukan kedua pria paruh baya yang sedang membicarakan tentang dirinya. Pria paruh baya itu hanya mampu menghela nafas berat.

"Mercy (Terima kasih). Permisi"ucapnya lalu beranjak meninggalkan ruangan itu. Gadis itu berdiri dari duduknya. Ia menatap tajam mantan kepala sekolahnya itu.

"Bapak salah besar kalau berfikir bapak akan selamat dari ulah saya. Siap siap untuk membeli mobil baru ya, Pak. Saya permisi"ucap gadis itu tajam lalu melenggang keluar. Pria paruh baya itu hanya mampu meneguk salivanya.

BRAKKK

Pria paruh baya itu mengelus dadanya, kaget dengan bantingan pintu yang begitu keras oleh mantan pelajarnya itu. Sebenarnya ia menyesal karena telah mengeluarkan pelajar terbaik itu dari sekolahnya. Tapi ia harus melakukan itu karena gadis yang dijuluki "Miss Onar" itu sering melakukan kekacauan. Bahkan si Miss Onar itu bukan saja pernah membuat salah satu siswa masuk rumah sakit tapi juga pernah membully seorang guru. Walau bagaimana pun, si pembuat onar itu juga sering mendapat peringkat pertama dalam kelasnya. Gadis pembuat onar itu juga sering memenangi perlawanan Karate dan Taekwondo. Karena gadis itu juga, Global High School menjadi sekolah favorite sePrancis. Itu sebabnya ia merasa menyesal telah mengeluarkan si Miss Onar dari Global High School.

Pria paruh baya itu mengemas barangnya sebelum keluar dari ruangannya untuk pulang ke rumah. Ia sengaja memilih waktu pulang untuk bertemu dengan orang tua si Miss Onar agar tak ada pelajar yang melihat itu. Sewaktu ia berjalan ke parkiran, ia melihat kertas diatas mobilnya lalu ia membacanya.

>Terima kasih karena sudah membuat saya dalam masalah dengan memberitahu soal anak yang masuk rumah sakit itu. Dengan itu, bapak sudah cari masalah dengan saya. SELAMAT MEMBELI MOBIL BARU, PAK YUDI!! *smirk smile*<

Pak Yudi merenyuk kertas itu lalu membuangnya kasar. Saat itu juga ia melihat ban mobilnya yang sudah tiada ditempat.

"RIFYANAAAA!!!"

***

"Kamu sudah keterlaluan Ify. Sudah berapa kali ayah menasehati kamu agar tidak membuat ulah lagi. Kamu juga sudah membuat ayah malu, kamu tau kan ayah itu seorang berpengaruh besar?! Kenapa kamu masih saja membuat ulah? Bahkan kamu sudah membuat seseorang masuk rumah sakit"Daven menghela nafas sambil memandang anak semata wayangnya yang duduk diatas sofa dengan santai. Seolah olah ia tak melakukan kesalahan, permen karet juga masih setia dimulutnya untuk dikunyah(?).

"Ayah tidak punya cara lain lagi. Bersiaplah, besok pagi kita akan berangkat ke Indonesia dan kamu akan tinggal bersama kakak kamu disana. Kamu juga akan ayah sekolahkan di sekolah kakak kamu"kata Daven sambil memijit dahinya yang terasa pusing. Pusing karena putrinya yang selalu membuat ulah disekolah. Gadis itu, Ify, tersenyum lebar mendengar kata kata sang ayah.

"Beneran? Ayah mau nyekolahin Ify di Indonesia? Ditempat kak Iel?"tanya Ify antusias. Karena memang selama ini ia ingin kembali ke Indonesia, tinggal bersama kakaknya, Gabriel, disana. Tapi sang ayah selalu saja memberi alasan.

"Hmm"jawab Daven. Ify langsung memeluk ayahnya.

"Makasih ya, Yah. Ify sayang banget sama ayah"ucap Ify lalu mengecup pipi sang ayah tercinta. Ia kemudian berlari ke arah tangga menuju lantai dua. Ia berhenti sejenak.

'Gue harus berterima kasih nih sama Pak Yudi. Ternyata gak sia sia gue dikeluarin dari Global High School. Gue nyesal udah ngerjain dia tadi. Ahh..gak papalah, lagian siapa suruh laporan soal ulah gue ke ayah. Rasain tuh, Rifyana dilawan sih'batin Ify senang lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar untuk bersiap menuju tanah air tercinta.

***

Next or No??! Sorry untuk typonya :)

#Ica_97

Mr.Onar vs Ms.OnarWhere stories live. Discover now