Chapter 1 : Aku adalah... Buku!?

33 4 2
                                    

"Kalau begitu, siapa namamu?"

"Eh? Nama?"

"Ya, aku tidak mungkin hanya memanggilmu dengan 'oi' dan 'kamu' untuk selamanya kan?"

"fufu, benar juga."

"Nah, kalau kau sudah mengerti bisakah aku mendengar namamu?"

"Hm, namaku ----."

"Eh?"

.

.

.

.

Aku terbangun dari tidurku bersamaan dengan cahaya yang masuk melalui suatu celah yang mengenai sebagian dari tubuhku. Aku masih sedikit mengantuk dan karena kebiasaan aku memutuskan untuk meregangkan badan dan mengusap mataku.

Tapi, saat aku mencoba melakukannya aku gagal karena suatu alasan.

[Hm?]

Karena beberapa alasan aku tidak bisa merasakan tanganku. Tangan yang biasanya aku gunakan untuk bekerja, tangan yang biasanya selalu ada di bagian samping tubuhku, tidak bisa kurasakan.

Karena keadaan yang tidak pernah kurasakan aku mulai merasa ada sesuatu yang janggal dengan tubuhku. Aku pun memutuskan untuk melihat ke bagian bawah dari tubuhku.

[Buku? Eh? EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH????!!!!!]

Saat aku melihat ke bawah, aku menyadari kalau tubuhku yang seharusnya adalah tubuh seorang manusia laki-laki normal berubah menjadi sebuah buku. Buku dengan sampul berwarna hitam dan dihiasi dengan batas-batas berwarna emas dengan motif yang rumit namun indah. Di tengah sampul terdapat sesuatu seperti emblem berwarna emas dengan bentuk yang menyerupai seorang wanita yang sedang memeluk sesuatu.

[Kenapa aku bisa jadi seperti ini?]

Aku mencoba mengingat kejadian sebelum aku berubah menjadi sebuah buku. Aku ingat kalau aku pulang larut malam karena pekerjaanku sebagai penulis. Aku ditahan oleh editorku sendiri di kantor penerbit karena aku belum menyelesaikan karyaku yang selanjutnya, sedangkan deadline-nya sudah dekat. Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku aku bergegas untuk pulang ke rumah dan segera beristirahat dengan tenang. Namun, di tengah perjalanan aku terlibat dalam sebuah kecelakaan dan tewas di tempat.

[Jadi aku sudah mati yah?]

Mengingat kejadian itu aku hanya bisa menghembuskan napasku dengan berat walaupun sepertinya aku sudah tidak bernapas lagi sih. Aku telah bereinkarnasi menjadi sebuah buku, situasi ini lebih mirip dengan cerita yang ada di game, dan novel yang bergenre fantasy dari pada kenyataan. Menyadari hal itu aku hanya bisa mengeluh.

[Yahh... yang sudah terjadi biarlah berlalu, yang lebih penting ada di mana aku sekarang?]

Setelah pasrah dengan kedaanku sekarang aku memperhatikan sekelilingku untuk memastikan di mana aku berada sekarang. Aku mengetahui kalau sekarang ini aku berada pada sebuah tumpuan yang mirip seperti slot. Setengah bagian dari diriku masuk ke dalam tumpuan itu. Dari pemandangan di sekeliling tumpuan tersebut aku menyadari kalau aku berada di sebuah ruangan seperti gua, pada langit-langit gua tersebut terdapat lubang yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk cahaya untuk bisa masuk.

Di ujung gua tersebut terdapat lorong yang gelap. Aku tidak bisa memastikan seberapa dalam lorong itu. Bukan hanya karena lorong itu gelap tetapi semenjak tubuhku berubah menjadi buku, aku tidak bisa bergerak untuk memastikan seberapa dalam lorong tersebut.

[Hahhhhh.... jadi intinya aku terkurung di gua yang menyedihkan ini ya?]

Aku merasa ingin menangis, tapi karena aku berubah menjadi buku aku berakhir dengan tidak bisa melakukannya. Ini menyedihkan dalam berbagai arti.

Ketika aku memikirkan hal itu tiba-tiba aku merasakan hawa kehadiran sesuatu datang dari ujung lorong. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melakukan hal tersebut tapi karena hawa kehadiran sesuatu tersebut semakin dekat dengan posisiku aku tidak menghiraukan bagaimana aku melakukannya, untuk saat ini.

"geGege"

Akumendengar suara datang dari lorong, namun karena aku tidak pernah mendengarsuara macam itu aku hanya bisa menebak suara dari apa itu. 'Sesuatu' itusemakin mendekat dan aku semakin jelas melihat wujudnya. Setelah beberapa lamaaku terkejut dengan apa yang ada di hadapanku.

I Was a Book When I Was ReincarnatedWhere stories live. Discover now