"Astaga, kapan kita sampai? Ini sudah hampir dua jam kita berkendara dan belum juga tiba!" gerutu Jaehwan yang entah sudah keberapa kalinya.
Baik Seongwoo maupun Daniel hanya bisa diam saja meski dalam hati bersumpah serapah kenapa diantara ketiga temannya hanya si Jaehwan yang bisa diajak bantu-bantu acara pindahan.
Ya, Seongwoo dan Daniel pindah rumah. Sebelum ini, keduanya menyewa sebuah flat kecil di Seoul namun harga sewa kian tinggi sehingga mau tidak mau mereka harus mencari tempat tinggal baru.
"Tenanglah, begitu sampai kita langsung makan," kata Seongwoo.
"Sebenarnya kenapa kalian harus pindah begini jauh sih? Coba bayangkan, kalian pasti susah untuk ke Kampus ataupun mengikuti kegiatan macam-macam!" ujar Jaehwan yang kini terdengar seperti tante-tante mengomel.
Tapi memang biasanya begitu sih...
"Aku dan Seongwoo ingin hidup tentram tanpa gangguan surat kaleng dari gadis-gadis," jawab Daniel singkat. Bagaimanapun ia harus fokus menyetir.
Kemudian terdengar dengusan dari orang yang duduk di tengah-tengah dalam mobil pickup itu —alias Jaehwan—.
"Alasan kalian sungguh menyebalkan," cibir lelaki bermarga Kim itu.
Seongwoo menghela napas, "aku sudah tahu bahwa seharusnya kita menunggu Jonghyun sampai pulang diklat UKM saja."
"Dibawa santai saja. Anyway Jaehwan, kau bisa mengambil telur rebus di tasku jika benar-benar sudah lapar. Lumayan untuk mengganjal perut," tawar Daniel.
"KENAPA BARU BILANG SEKARANG?! AKU SUDAH HAMPIR JADI BUSUNG LAPAR TAH—"
"Bawel! Makan saja!"
"AUU!"
"HAHAHAHAHAHAHAHA"
Seongwoo lebih cepat dalam mengambil telur begitu diberitahu Daniel dan membenturkannya ke kepala Jaehwan agar bisa dikupas —dan tentunya agar temannya itu berhenti mengoceh—. Seperti biasa, Daniel langsung terbahak-bahak mendengar hal ini.
-oOo-
"Aku pikir aku akan sampai belakangan ternyata malah jauh lebih cepat dari kalian ya?"
Baik Daniel, Jaehwan, dan Seongwoo terkejut karena begitu mobilnya sampai di tempat tinggal baru, Jonghyun sudah duduk manis di depan rumah. Lengkap dengan segelas jus buah di tangannya pula. Jika sudah begini maka Seongwoo akan...
"JONGHYUN! ASTAGA THANK GOD, AKU DAN DANIEL TIDAK PERLU TERJEBAK DENGAN JAEHWAN SAJA!" seru lelaki itu seketika turun dari mobil seraya berlutut penuh syukur.
Ini kok yang minta tolong malah nyebelin?
"Sialan kau! Kalau tahu begitu, lebih baik aku bilang aku sibuk seperti Minhyun," sungut Jaehwan.
Daniel hanya terkekeh saja melihat hal itu. Ia pun mendekati Jonghyun, awalnya ingin minta jus yang ia yakini adalah jus sirsak, namun sejurus kemudian ia malah bingung.
"Sebentar....hyung, kau membawa gelasmu sendiri untuk membeli jus atau apa?" tanya Daniel —tetap melancarkan niat meminum jus punya Jonghyun—.
"Kupikir kalian sudah sampai jadi aku langsung masuk ke dalam. Akhirnya nenek itu menyuguhkanku jus dan beberapa makanan ringan," jelas Jonghyun kalem.
"Kau sudah bertemu nenek? Hey Ong, Jonghyun hyung sudah bertemu dengan nenek duluan! Lebih baik kita masuk dulu untuk mengabarkan kita sudah sampai!"
"Ayo!"
Namun baru saja keduanya hendak masuk ke dalam pekarangan rumah, sosok perempuan paruh baya keluar dengan pakaian rapi dan tas belanja dalam genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denial 🎡 OngNiel + Chungha
Fanfiction"Jangan mau dibodohi casing depan Seongwoo dan Daniel, mereka itu bukan bromance melainkan gay" - Chungha "Semula kami berpikir keras mengapa perempuan seperti Chungha bisa menjadi jomblo dalam waktu lama. Lalu kemudian kami sadar, Chungha itu bukan...