Ungkapkan atau Sembunyikan?

67 7 6
                                    

"Masuk jam berapa?" Tanya Kean melalui Line yang ia kirim lima belas menit yang lalu.

Aku masih berada di atas kasur dan belum mandi membaca pesannya membuatku senyum-senyum sendiri. Karena aku masih belum percaya bahwa dia adalah Keanku. Dia menelfonku melalui Line dan sedikit mengomel karena aku hanya membaca pesan darinya.

"Sudah jangan marah! Aku masuk pukul 12 siang" ucapku dalam telefon

"Kau belom mandi? Oh nona! Su jam berapa ini?" Balas dia dengan logat NTTnya

"Iya beta mau mandi! Kita ketemuan di Lift karyawan sebelah Loby ya"

Aku beranjak dari kasur dan segera membuka lemari untuk mengambil baju yang terlihat feminim. Setelah mandi aku mengenakan dress selutut berwarna Biru dongker dengan flat Shoes Biru Muda dan sedikit make up.

Sampai di Lift karyawan aku sudah melihatnya menunggu dengan pakaian santainya.

"Ayo! Hampir telat ini!" Ucapku sambil menariknya masuk kedalam lift

"Kou mau kencan? Kou ini pigi ke tempat magang tapi pakaian feminim sekali!" Ucap dia denga logat NTT

"Kenapa sih? Lucu ya aku pakai ginian?" Tanyaku

"Sonde! Tapi kan nanti kamu ambil seragam dan karyawan Laundry itu banyak yang jomblo! Nanti dia suka kamu gimana? Ngapain make up juga? Kamu di dapur!"

"Ish! aku juga jaga Cooking Station"

"Pokoknya hapus make upmu! Aku gamau ada tamu Bule lirik-lirik!"

Sebenarnya aku seperti ini agar kamu memujiku cantik atau agar aku mendengar kamu berkata "kamu imut sekali".

Aku tertawa dalam hati ketika dia tetap menggandengku mulai dari dalam Lift sampai depan loker.

"Lama banget gantinya!" Protes dia yang berdiri tepat di samping pintu Loker wanita

Dia ini kenapa? Lagi PMS? Sensi sekali. Dia mengajakku untuk naik tangga darurat sementara aku sedikit khawatir karyawan lain akan melihat dia yang menggandeng tanganku. Sampai di Lantai L, aku menyuruhnya pergi tapi dia tetap ingin mengantarku sampai di depan pintu masuk dapur.

Semua orang melihat ke arahku! Aku sedikit khawatir akan ada beberapa orang mengadu ke Papaku bahwa aku di sini tidak fokus magang tapi hanya Pacaran. Papaku adalah mantan Manager di hotel ini tapi dia memilih keluar dan bekerja di hotel lain. masih banyak beberapa orang di sini yang masih kontak dengan Papaku.

Aku melihat kertas Orderan yang berjejer. Mulai dari asian food sampai continental food.

"Heh ndut kok hari ini jadi Runner?" Ucap ibu Nina satu-satunya karyawan prempuan di Kitchen lantai L.

"Iya bu, lagi pingin!"

"Tamu-tamu bulemu pada nyari tadi pagi! Pacaran ye sama arek kitchen china lantai M? Dia larang-larang kamu ya? Pak Okta tau?"

"Enggak bu bukan pacarku! Jangan cerita aneh-aneh bu ke papa! Kita gak pacaran kok"

"Awas lu ya cinlok! Tak aduin ke pak Okta kalau anaknya gak niat cari ilmu"

Ya Allah maaf kalau aku harus bohongin orang yang lebih tua! Maaf juga aku harus bilang aku gak ada hubungan dengan Kean! Tapi aku gam ingin semuanya kacau. Apalagi aku yang menjudge sodaraku yang kerja di sini lalu mereka terlibat cinlok dan sampai membuat mereka menikah lalu salah satu harus keluar dari hotel ini. Di hotel ini melarang pasangan suami-istri dalam satu industri jadi salah satu harus keluar. Apalagi banyak karyawan yang anti melihat para anak magang cinlok.

Dear KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang