(4)

46 3 0
                                    

Matahari kembali ke peraduannya dengan sinar yang tidak terlalu terik. Maklum di Korea bukan daerah tropis jadi sangat jarang dan sedikit menerima cahaya matahari. Sinar matahari mengenai mata Tasya melalui jendelanya membuat Tasya terbangun. Ia sadar hari ini ia harus membeli seluruh perlengkapan kuliahnya. Beruntung Ayahnya sudah mengirimkan uang untuk membeli perlengkapan kuliahnya tanpa ia minta. Tak perlu terburu-buru karna hari ini ia tidak punya jadwal sama sekali. Jadi, dia akan menghabiskan hari ini dengan santai. Dalam waktu 25 menit, Tasya tiba di sebuah toko buku.

Sebelum memasuki toko buku, Tasya bertabrak bahu dengan seseorang. Dengan cepat meneriakinya,"Yaaa!!"

Orang itu ParkChanYeol

"Tto mannayo!"

"Hei! Kau pikir aku mau bertemu denganmu setelah kau menghinaku."

"Cihh, kau ternyata pendendam. Kau kemari untuk apa?"

"Membeli perlengkapan kuliah." Kata Tasya sembari meninggalkan Chanyeol dan masuk ke toko buku.

Bukannya meninggalkan Tasya tapi malah mengikutinya.

"Kenapa kau mengikutiku? Apa kau tidak punya pekerjaan lain? Eoh?!!?" Bentak Tasya.

"Aku pikir kau akan memerlukan bantuanku untuk mencari perlengkapan kuliahmu." Kata Chanyeol sambil mengeluarkan senyuman yang menimbulkan satu lubang di pipinya.

"Aku tidak tergoda dengan senyuman manismu itu."

Chanyeol hanya terkekeh. Tasya mengacuhkannya tak peduli apa yang dia lakukan. Sedari tadi dia bimbang antara buku yang satu dengan yang satunya lagi. Bibirnya dimanyunkan untuk berpikir, pikirannya terkuras memikirkan buku mana yang akan ia gunakan untuk kuliahnya. Menurutnya ini awal kuliah. Jadi buku tersebut harus tebal tapi itu di Indonesia bagaimana dengan disini?

"Sebaiknya kau ambil buku yang berwarna biru ini. Waktu awal kuliah catatan kalian masih sedikit. Disamping itu, aku menyukainya." Potong Chanyeol memecah pemikiran Tasya.

Tasya menoleh ke Chanyeol dengan menaikan satu alisnya. Cukup sinis, tapi terlihat lucu dimata Chanyeol. Dengan ragu, ia segera membawa buku tersebut bersama perlengkapan yang lainnya ke kasir. Sehari sudah Chanyeol menemani Tasya membeli perlengkapan kuliahnya. Yah, walaupun muka Tasya tidak pernah lurus tapi Chanyeol malah menyukainya dengan alasan dia sangat imut dengan ekspresi seperti itu.

Ketika sampai didepan kost,"Apa kau bisa menuliskan nomor teleponmu disini?" Kata Chanyeol sambil menyodorkan ponsel miliknya.

Tasya mengangguk dgn wajah datar dan segera memberikannya, "Terima kasih sudah menemaniku."

"Sama-sama, masuk ke dalam."

"Yaa!! Lagi-lagi kau memerintahku. Memang kau punya hubungan apa denganku?"

Chanyeol tersenyum manis.

"Kau ini perempuan jadi kau tidak boleh diluar sendirian tanpa ditemani aku. Apalagi saat malam." Kata Chanyeol sambil mendekap Tasya dan membisikkan kalimat tersebut lalu membalikan tubuh Tasya ke pintu kost dan mendorongnya masuk. Tasya kaget dengan kelakuan Chanyeol, matanya tak berhenti melotot dan mulutnya terkatup kaku diiringi detak jantung yang tak seimbang. Chanyeol yang melakukannya tersenyum legah dan berjalan menuju kostannya yang tak jauh dari kost Tasya. Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu kostnya. Dengan rambut yang dicepol acak serta piyama biru, Tasya membuka pintu. Seketika matanya melebar karena sosok dibalik pintu tersebut. Dia lagi,Chanyeol. Malu atau baper dgn kejadian tadi, "Ini sudah malam. Kenapa kau kemari lagi?" Tanya Tasya.

"Aku kesini untuk kebaikanmu. Menurutku, namamu harus diganti selama kau disini. Cukup susah untuk mengucapkan nama lamamu tersebut. Lagi pula kau harus membaur dengan kami."

Tasya bergumam tanda ia mengiyakan kalimat yang dilontar Chanyeol barusan. Pikiran Tasya langsung memutar mencari nama yang tepat untuk dirinya.

"Bagaimana jika Park ChaeYeong?"

Ah, Park ChaeYeong. Cocok, sesuai dengan nama yang aku cari, batin Tasya.

"Hmm."

Chanyeol langsung tersenyum semangat dan mengelus puncak rambut Tasya eh Chaeyeong,"Baiklah,mulai hari ini aku akan memanggilmu Chaeyeong."

Chaeyeong tersenyum lepas bahkan sangat lepas dan terlihat sangat bahagia. Eoh, kenapa aku tertawa sangat lepas?,batin Tasya. Seketika senyumnya sirna tergantikan dengan wajah juteknya dan segera menutup pintu.

Annyeong..
Ga pake Bhs.Korea asli soalnya susah buat diartikan. Okay?
Keep reading and give voment.
Part ini sengaja dibuat singkat biar moment pcy couple sepenuhnya dipart selanjutnya.
Akan ada kejutan disetiap partnya. ❤
Seperti biasanya sartik selalu diterima.
사랑해요

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet and Marriage In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang