Chapter II: Tempat Tak Terduga

81 4 0
                                    

24 Desember, 08:07

Aku bangun lagi dari Alarm Retroku, mataku sulit untuk terbuka aku mencoba untuk membukanya. Yang aku lihat hanyalah dinding kamarku yang mulai sedikit kusam dan beberapa poster perkotaan didunia, tunggu? Kota? Astaga, kenapa aku bisa lupa begitu saja? Aku baru saja melihat kota dari atas Gunung Freska. Lantas aku langsung bangun dan pergi ke bawah untuk mengambil sarapan.

Ibuku sedang mempersiapkan sarapannya bersama Mincy, aku akan kebawah untuk sarapan dan Ibu menyapaku.

"Kau sudah bangun, Finn? Ibu baru saja akan membangunkanmu"

Aku pun menuruni tangga.

"Apa yang terjadi semalam ibu?"

"Apa maksudmu, Finn? Oh ya, kemarin saat kau tiba kemari disini kau begitu lelah jadi kau tidur lebih awal dari biasanya"

"Oh, seperti itu. Aku hanya merasa lupa akan banyak hal"

Lalu Mincy pun bertanya sesuatu padaku.

"Finn, apa kau akan mengantarkan makananku ke Desa Oliver?"

"Desa Oliver?" Tanyaku. Lalu ibu menjawab,

"Ya, apa kau baru tau, Finn? Mincy baru saja membantu Ibu tadi dan memasakan makanannya sendiri. Dan kau harus mengantarkannya."

"Makanan apa yang kau buat, Mincy?"

"Yah, sama saja seperti makanan ibu namun kali ini aku yang menghiasinya."

"Oh, baiklah. Apapun itu, apa kau akan ikut lagi bersamaku? Desa Oliver tak terlalu jauh dan pemandangannya juga cukup bagus."

"Tidak, sepertinya. Aku memiliki janji dengan temanku."

"Baik, aku akan sarapan dan langsung mengantarkannya."

Aku pun langsung menghabiskan sarapanku, jam berdetak tepat pukul 08:oo. Cukup bagi untukku, sebelumnya aku jarang bangun pada jam segini. Aku langsung naik ke kamar untuk memakai Jaketku, namun secara tak sengaja aku melihat buku yang tergeletak dibawah lemari. Aku mencoba untuk mengambilnya walaupun buku itu sangat berdebu, saat aku usap aku akhirnya ingat kembali buku apa ini. Buku ini adalah cerita dongeng ibuku saat aku kecil, dia adalah pendongeng yang baik. Apapun yang ia dongengkan pasti mengantarkanku tidur, apapun itu, dongeng ini bercerita tentang Legenda Prajurit Wanita yang sangat pemberani. Ibu selalu bilang bahwa dia adalah prajurit yang sama dengan 1000 pria, tapi jika kupikir-pikir itu benar. Legenda Prajurit Wanita ini bernama Plexia, dia adalah kepala tentara dari suatu istana yang bernama Marble. Plexia sangat berani dan semangat walaupun dia hanya seorang wanita.

Setelah itu, aku masukan kembalikan buku kebawah laciku agar bisa ku baca lain kali, aku langsung turun kebawah dan menyalakan Schaufel-ku, cuaca diluar tidak berawan namun juga tidak cerah, tapi untung cuaca juga tidak hujan. Aku menggegaskan dirku kesana agar bisa mendapat bayaran dari Kepala Desa Oliver. Aku pun langsung pergi dari rumah dan menuju sana.

30 Menit berlalu.

Desa Oliver sebenarnya tidak terlalu jauh dari desaku, jadi itu hal yang mudah, pemandangan disini lumayan bagus sama seperti Freska, namun menurutku Desa Freska lebih indah. Aku sampai di Desa, dan memarkirkan Schaufelku dekat dengan suatu tebing. Aku tidak terlalu memikirkan akan ada suatu hal terjadi pada Schaufelku karena menurutku tempat ini sudah aman, lantas aku membawa paket makanan yang dibuat oleh Ibu ke Kepala Desa.

Tempat Kepala Desa Oliver untungnya tidak terlalu jauh dari tempatku memarkirkan Schaufel, aku langsung masuk ke pintu dan mengucapkan salam.

"Selamat Siang, Kepala Desa, paket makanan ada disini!" 

Future HoldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang