"Sementara Hans menempati kamar ini ya." Sarah mengarahkan Hans kearah kamar yang biasa ditempati oleh Clark ketika menginap dirumah. Kali ini Alea baru sadar mengapa pagi-pagi tadi Sarah sibuk merapikan kamar Clark. Kamar ini menjadi serba putih. Benda-benda milik Clark sementara disimpan Sarah selama Hans berada disini.
Hans mengucapkan terima kasih berulang kali kepada Sarah yang sudah memberinya ijin tinggal dirumahnya untuk beberapa hari kedepan. Sebagai orang baru dikehidupan keluarga Alea, semua orang sangat terbuka dengan kehadiran Hans. Alea merasa beruntung karenanya. Secara tidak langsung kedua orangtuanya membuka hati untuk Hans.
Hans benar, semua akan berjalan dengan lancar kali ini. Alea bersyukur dalam hati. Ia tidak menyangka akan sebahagia ini.
Alea berdiri diambang pintu kamar Clark yang sementara ditempati oleh Hans. Perempuan itu melihat Hans mulai menata beberapa pakaian dilemari. Memang tidak banyak pakaian yang dibawa Hans, karena laki-laki itu datang ke Surabaya hanya membawa tas ransel yang berukuran sedang.
"Kenapa berdiam diri saja, sayang? Nggak mau ngebantu pacar kesayanganmu ini berberes?" ucap Hans kalem dengan senyuman lembut yang terpancar diwajahnya.
Wajah Alea memerah seperti kepiting yang sedang direbus. Ia malu sekaligus bahagia. Rasanya seperti mimpi melihat Hans sedang berdiri dihadapannya. "I still can't believe that you're here." Alea meraih kaus Hans yang berada dipinggir tempat tidur kemudian meletakkannya didalam lemari.
Hans tersenyum melihat ekspresi Alea yang tidak kunjung melepaskan pandangan darinya. "Aku sudah disini. Sekarang terserah kamu mau ngapain aku. Aku bakalan pasrah kok," Hans menggoda Alea. Mata perempuan itu membelalak tidak percaya.
"Emangnya aku mau ngapain kamu? Ngaco!" Alea memukul manja lengan Hans.
Hans semakin terkekeh saat Alea melayangkan pukulan gemas kepadanya. "Barangkali kamu mau cium aku lagi."
"Ishh, sori ya, tadi itu kamu yang nyium. Bukan aku. Segitu kangennya ya kamu sama aku? Sampai mau nyium aja nggak ijin dulu."
"Oh, jadi yang dikangenin nggak kangen balik sama aku. Yaudah deh, aku balik ke Jakarta aja lagi," Hans mengambil kembali pakaian yang sudah berada dilemari dan memasukkannya ke ransel. Namun dihadang oleh Alea.
"Apaan sih. Bercanda tau! Iya, aku kangen, puas?" Alea menatap Hans cemberut. Ia tidak menyangka Hans menanggapinya dengan serius.
"Iya-iya tahu kok kalau kamu cuma bercanda. Aku juga cuma isengin kamu kok." Hans memeluk Alea. Menyembunyikan perempuan itu dipelukannya. Hans ingin waktu berhenti ketika Alea sedang berada dalam pelukannya.
"Glad you're here, darl," Alea berbisik.
"Me either." Hans membubuhkan kecupan lama diujung rambut Alea.
***
Baby you look happier, you do. I knew one day you'd fall for someone new. But if he breaks your heart lovers do. Just know that I'll be waiting here for you. Ed Sheeran.
Lagu Happier milik Ed Sheeran berputar saat Clark menyalakan radio didalam mobilnya. Bahkan mobilnya pun mengerti bagaimana perasaan pemiliknya saat ini.
Kejadian pagi ini membuat Clark tersadar akan banyak hal. Suatu hari Alea akan menemukan pasangan hidupnya dan akan sedikit demi sedikit meninggalkannya. Sudah tidak ada tempat dihati Alea untuk mengerti perasaannya. Dan sudah tidak ada kemungkinan bagi Clark untuk bersama dengan Alea. Melihat Alea berbahagia dengan Hans cukup membuat hatinya teriris.
Clark melihat ponselnya berkedip-kedip. Awalnya ia mengira kalau itu panggilan dari Alea, namun ternyata Clark salah menduga. Penggilan-panggilan itu berasal dari Jessie. Perempuan yang masih menjadi kekasihnya itu meninggalkan beberapa pesan, chat dan belasan missed call. Tapi tidak ada satupun yang dibalas oleh Clark.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Athletes Love
RomanceAlexis Andrea, kehidupannya berbeda dengan perempuan kebanyakan. Ketika perempuan lain sibuk berbelanja, memanjakan diri ke salon, berlama-lama nongkrong di cafe dengan banyak teman, ia justru menghabiskan waktunya di kolam renang. Membiarkan kulitn...