Feroz terus menatap wajah mamanya. Entah kenapa mama terus saja tersenyum sepulang dari apotik tadi.
Mama sibuk memasak sekarang. "Mama masak apa?"
"Yang jelas kesukaanmu. Hayo apa coba?"
Suaranya renyah dan ceria. Tak ada sisa kesakitan akibat dipukul papa.
Feroz merasa lega. Sebagai seorang anak laki-laki wajib baginya melindungi mama.
Nanti kalau dia tahu papa melukainya lagi. Feroz bertekat untuk membela mama. Apapun yang terjadi. Harus!
Feroz menghampiri mama. "Ayam bakar ma?"
Perempuan di hadapannya mengangguk. Senyumnya menghias wajah yang masih sedikit lebam.
Fe memandang kasihan perempuan yang telah melahirkannya itu. Sudah berapa kali dia diam dan tidak pergi meski papa memukulinya.
"Yeiiii...."
Fe berteriak kegirangan. Selain dia memang suka makan ayam bakar. Juga ingin menghibur mama.
Dia tidak mau mama bersedih.
-------
Tamara menatap anak semata wayang itu melahap ayam bakar kesukaannya.
Hari Sabtu begini. Sengaja dia luangkan waktu untuk anak. Mereka berdua duduk di ruang makan yang berada di bagian belakang rumah.
Menghadap taman dan kolam. Sehingga gemericik air terus saja terdengar.
"Ma, enak sekali."
Tamara tersenyum.
"Ma....."
"Ya?"
"Mama kenapa ga pergi aja dari papa?""....."
"Kenapa mama seneng dipukul papa?"
"....."
"Kenapa ma? Bukankah itu sakit?"
"Makan yang banyak Fe. Biar kamu kuat, sehat....,"".....dan bisa membalas papa."
"Fe, ga boleh begitu. Bagaimana pun dia papamu.""Papa juga ga boleh gitu. Mama kan istrinya."
Tamara mendesah....
"Ma, mulai sekarang aku ga akan tinggal diam."Tamara melepas pandangan ke kolam di sampingnya. Ikan yang saling bertubrukan menimbulkan suara air yang gemericik dipadu dengan air yang turun dari atas.
Kalau aku mau sudah aku lakukan dari dulu Fe......
Hanya saja aku ga bisa egois...
"Aku tidak apa-apa ma. Fe akan baik-baik saja ma."
Glegh!
Tamara memandang Fe. Anak ini seperti membaca pikirannya.
"Ma ayo ma. Tinggalin papa. Fe akan ikut mama."
Tamara membisu. Dia bingung harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Idaman
RomanceSuami idaman itu ya kaya kamu. Sudah baik, cakep, dan apa lagi sih yang harus dicari lagi? Kalau mau nikah, aku maunya sama kamu. Tiap hari kayanya bakal bahagia terus. Kalau kamu gimana? Maunya, kamu segera ngelamar aku, sebelum keduluan yang lain...