Febi pov
'Halo, Feb gue Dera gue mau ngomong penting' ucap Ketua Osis SMA Panca Bakti melalui telpon genggamnya."Ya kenapa Der?"
'Jadi gini...........
Seketika gue menjatuhkan telpon berwarna rose gold tersebut. Gue seketika putus asa untuk melanjutkan pendidikan.
Gue Febi. Gue siswi paling kaku dan keras kepala yang pernah ada. Kenapa? ya emang gitu sifat gue ga bakal bisa diubah. Setiap bulan gue selalu pindah, pindah, dan pindah sekolah layaknya seorang presiden yang tugasnya selalu berpindah-pindah untuk menyelesaikan tugasnya. Dan anehnya lagi gue ga pernah yang namanya kenal dengan cinta. Ya karena sifat gue yang buruk ini.
06.00
"Febi, Feb, Feb!!" mama menggoyang-goyang kan tubuh gue. Inilah salah satu kegiatan rutin yang selalu mama lakukan akibat sifat babi yang gue miliki.
"Iya, iya ah" gue segera bangun dan mengambil seluruh peralatan perang untuk gue mandi, seperti HP, pengeras suara, dan permen. Ya aneh banget ya? tapi yaudalah.
"Udah buruan gih sekolah udah mau tutup jam segini!!" mendengar perkataan mama mengatakan sekolah gue langsung terkesiab, mendadak teringat perkataan dari Ketua Osis semalam.
'Feb sebelumnya atas nama SMA Panca Bakti mau meminta maaf atas keputusan dari Kepala Sekolah bahwa kamu dikeluarkan dari sekolah karna ulah kamu yang sudah kelewat batas dan pelanggaran yang sudah kamu lakukan secara berlebihan untuk masalah selanjutnya, gue bakal omongin di chat'
"Ngapain kamu mikirin cowok, udah cepet mandi!!" mama kembali membentak gue.
"Ma. Febi mau ngomong serius sama mama" gue langsung menundukkan kepala mama langsung memunculkan senyum sinisnya.
"Kamu dikeluarkan lagi dari sekolah? IYA!? KAMU DIKELUARKAN LAGI DARI SEKOLAH FEBI!!?" mama langsung bisa membaca pikiran gue. Tiba-tiba seluruh badan gue seperti tersengat listrik, gue langsung tidak enak badan semua unek-unek yang sudah dipelihara sejak dulu keluar semua.
"....."
"Ngapain kamu diem?! Cepet jawab mama, atau mama bilangin kamu ke papa supaya kamu jadi dimasukan ke asrama?!
"Iya ma"
"Jawab yang bener ga usah dipotong" gitu"
Akhirnya gue menceritakan semua kejadian semalam saat gue ditelpon sama ketos SMA Panca Bakti.
Semua langsung hening."Maaf ma. Kalo mama mau masukin Febi ke asrama gapapa, tapi Febi mau minta kesempatan lagi sekali untuk masuk SMA yang lebih disiplin, Febi janji bakal berubah nantinya"
"Alah kamu janji janji aja gaada hasil, kamu tau itu namanya PHP" mama langsung masuk ke kamar dan gue hanya berdiri seperti orang bodoh.
'Halo pa. Anakmu lagi-lagi dikeluarin dari sekolah. Gimana jadinya? dia minta kesempatan lagi sekali buat masuk SMA sebelum papa daftarin dia ke asrama"
Mendengar mama menelpon papa gue segera lari ke kamar mama dan berusaha membuka pintu, sayangnya mama mengunci pintunya.
Gue hanya putus asa dan menunggu keputusan dari Romeo dan Juliet tersebut.
"Hahh..." setelah lari-larian dari kamar mama menuju kamar gue, gue langsung merebahkan diri.
ting,ting,ting,
Notofikasi HP gue berbunyi itu artinya ada sebuah pesan masuk. Gue menyalakan layar HP dan segera membuka room chat gue. Dan benar disana ada 5 pesan chat yang tertinggal dari Tia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Takdir
Teen Fiction"Tenangin diri lo,, dan semuanya akan gue wujudin-- lewat semua petunjuk gue" -GeraldoTama "Petunjuk kata lo--!!" -FebiTriniti