MOBILNYA melesat meninggalkan perkarangan rumahnya, ia dan mamanya tengah perjalanan ke arah rumah teman mamanya.
Ia sesekali melirik ke arah mamanya yang berada di sebelah kirinya. Sang mama tengah asyik berdandan dan tengah memakai bebeberapa perhiasan di tubuhnya.
Ini mau ke arisan atau mau ke kondangan?
Setelah keluar dari jalan rumahnya, ia menoleh ke arah sang mama yang tengah asyik dengan kesibukannya sendiri.
"Ini kemana?" tanyanya dengan nada dingin dan datar.
"Tahu jalan Kembang Kantil nggak?" tanya Mamanya tetap fokus kepada kesibukannya.
Randy mengganguk dan melajukan mobilnya ke arah jalan Kembang Kantil.
Sesampai di sana, ia menoleh ke arah mamanya yang masih saja sibuk berdandan.
"Ini di Kembang Kantil," ujarnya dengan dingin.
"Astaga Ran, siapa yang bilang rumahnya di jalan Kembang Kantil? Rumahnya itu di dekat jalan Kembang Kantil," ujar sang mama yang terkejut dan melihat ke arahnya.
"Jadi?" tanyanya dengan nada penuh kesal.
"Ikuti denah ini," ujar mamanya sambil memberikan sebuah kertas yang menunjukkan daerah rumahnya.
Coba dari tadi kayak gini.
Randy mendengus kesal dan ia melajukan mobilnya ke arah jalan menurut denah ini.
Mobil Randy berhenti di salah satu rumah putih berukuran besar, Randy keluar dari mobilnya berserta mamanya.
Ini rumah atau istana?
Randy melihat dari atas sampai bawah rumah tersebut, pikirannya seketika buyar ketika mamanya berdehem kecil.
"Ayuk masuk!" ajak mamanya.
Randy melongo tak percaya dan melototkan matanya.
"Masuk?" tanyanya dengan nada dingin.
"Iya, masuk. Kamu ikut mama," ujar mamanya
"Nggak," balasnya dengan nada dingin
Terjadi argumen adu mulut di antara anak dan sang mama kali ini, dan akhirnya sang anak menerima keputusan karena sang mama mengancamnya jika uang gamenya akan dipotong 2 kali lipat dari sebelumnya.
Randy masuk ke dalam rumah itu dengan muka yang ditekuk. Mamanya mendengus kesal melihat tingkah laku Randy.
Mama dan Randy masuk ke dalam rumah, sebelum masuk mereka harus menempelkan tangan mereka ke cermin dan mereka diperbolehkan masuk.
Randy dan mamanya berjalan dan membuka sebuah pintu berwarna merah muda, terlihat beberapa wanita konglomerat tengah duduk di sofa yang besar sambil berbincang-bincang dengan ria.
"Hai Clara, apa kabar?" tanya seorang wanita. Wanita tersebut menoleh ke arah Randy yang berada di belakang mamanya.
"Anakmu ya? cakepnya," ujar wanita itu kembali
Mamanya terkekeh dan memperkenalkan Randy kepada teman-temannya.
"Ayuk, kita mulai aja arisannya," ujar Liyana sambil memegang sebuah botol yang berisi kertas di dalamnya.
"Yang dapat kali ini adalah…" ujar Liyana sambil membuka pelan kertas tersebut.
"Brigita, selamat Gita," ujar Liyana penuh heboh dan memberikan selamat kepada Brigita.
"Ayuk, selamat menikmati hidangan-hidangan lezat ini," ujar Liyana.
Randy yang pertamanya terdiam langsung mengambil beberapa kue, ia melihat sang mama tengah asyik berbincang dengan teman-temannya.
Ia mendekati sang mamanya dengan perlahan-lahan dan membisikkan sesuatu.
"Toilet mana?" tanyanya dengan nada dingin
"Ikuti petunjuk di rumah ini," ujar mamanya tanpa menoleh ke arahnya.
Randy mendengus kesal sangat pelan, ia berbalik dan pergi dari kumpulan wanita tersebut.
Randy membuka pintu berwarna biru dan mengikuti beberapa petunjuk ke toilet.
Mau ke toilet aja kayak mau cari harta karun.
Dan akhirnya Randy menemukan toilet, toiletnya tak jauh kalah mewah dengan ruang tamu tersebut.
Randy masuk ke dalam toilet dan mulai melakukan aktivitasnya tersendiri. Setelah itu, ia berjalan ke arah lain tidak melalui petunjuk tersebut.
Ini mah bukan rumah, ini mah kayak istana kepresidenan.
Randy berjalan ke arah lain, ia berjalan ke arah sebuah taman di dalam rumah tersebut.
Ia berjalan ke arah taman dan membuka pintu kaca dan masuk ke dalam taman tersebut.
Ia berjalan mengelilingi taman itu dan ia melihat seorang perempuan tengah duduk di kolam ikan.
Ia meneliti perempuan tersebut, menurutnya ia mengenali perempuan tersebut.
Randy pun melangkah mundur dan mundur.
KREKK
Ia menginjak sebuah ranting kayu dan membuat perempuan tersebut melihat ke arah Randy.
Randy dan perempuan tersebut sama-sama terkejut. Randy tak menyangka kalau perempuan tersebut adalah orang ia kenali.
Perempuan tersebut berjalan ke arah Randy dengan tatapan tak percaya.
"Kamu Randy kan?" ujar Selly perempuan tersebut.
Randy mengganguk pelan dan tidak mengedipkan matanya sama sekali.
"Kamu ngapai di sini?" tanya Selly
Randy sedari tadi melamun tak percaya, ia tidak mendengarkan ucapan Selly dan membuat Selly bersontak sedikit keras.
"Hello Randy, what are you doing in here?" tanya Selly dengan bersontak sedikit keras.
"Eh… tadi gue ikut acara mama gue," ujar Randy dengan nada dingin
"Acara arisan?" tanya Selly.
Randy mengganguk pelan dan memberanikan diri untuk bertanya.
"Selly kan? Ngapai di sini?" tanyanya dengan nada datar.
"Iya gue Selly, ini rumah gue," jawab Selly dengan nada santai.
Buset, gue baru tahu dia anaknya tante Liyana.
**
A/n : VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Boy【✓】
Novela JuvenilBuku Kedua dari series 𝑴𝒆𝒔𝒓𝒂 𝑯𝒊𝒈𝒉 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍✔ (2018/09/30) Dingin, itulah sifatnya kepada semua orang terkecuali orang yang benar-benar dekat dengannya. Randy Pangestu yang memiliki tampang seperti seorang pangeran yang menjadikannya seba...