Jeon Jungkook pemuda berusia 25 tahun, merupakan guru baru yang mengajar di B Senior High School. Mata pelajar ya ia ajar adalah Biologi, dan ini sudah seminggu lamanya ia mengajar di sini. Cukup banyak kesan baik yang ia terima baik dari para murid maupun guru-guru senior yang lain, meski tak sedikit beberapa murid perempuan dengan terang-terangan mengungkapkan kekaguman padanya atau para murid lelaki yang genit mencoba menggodanya.
Pahit dan manisnya Jungkook terima semua, ya, hanya perlu adaptasi dan selanjutnya ia bisa menjalani kehidupan yang normal. Menjadi guru sebenarnya bukan keinginannya, hanya saja mendiang sang ibu selalu menyuruhnya menjadi guru.
"Jeon Ssaem yang manis, boleh kami minta nomor teleponmu?" tanya seorang murid yang terlihat sedikit berandal bersama teman-temannya di ujung tangga bawah.
Jungkook yang tengah membawa buku sehabis mengajar, membenarkan letak kacamatanya yang agak melorot. Sejujurnya ia sudah bosan ditanyai hal-hal yang tidak terlalu penting seperti itu.
"Untuk apa Jongin-ssi?" balas Jungkook mencoba tetap ramah, ia tidak mau dicap sebagai guru yang cuek dan galak.
"Untuk mengajakmu berkencan? Atau mungkin one night stand?"
"Hahaha kau berani sekali!" sahut temannya kemudian mereka tertawa senang.
Tidak ada balasan yang murid itu terima dari gurunya. Jungkook hanya melihat ketiganya yang tertawa seolah-olah barusan adalah hal yang lucu. Ia ingin buru-buru ke ruang guru namun jalannya terhalang.
Hingga sebuah lengan merangkul bahu sempitnya dengan erat dan tiba-tiba, Jungkook hampir berjengit dan selanjutnya ia terkejut begitu mengetahui siapa yang dengan lancangnya sudah merangkul bahunya.
"Tidak bisa. Jeon Ssaem hanya punyaku, ingat?" ucap seorang murid dengan rambut nyentrik--yang jelas itu melanggar peraturan sekolah, seringainya terpampang remeh menatap ketiga murid di depannya.
"Cih, terserah kau lah," tutur Jongin, ia dan kedua temannya pun memilih pergi. Tidak ingin mencari perkara dengan salah satu siswa yang disegani di sekolah ini.
Jungkook menghela napasnya lega begitu melihat kepergian Jongin dan teman-temannya. Tapi selanjutnya ia terkejut saat sebuah tangan mengelus bokongnya dari luar celana hitam yang ia kenakan. Sontak Jungkook menghindar dan selanjutnya ia mendapati tatapan mesum dari murid yang merangkulnya barusan.
"Kau tidak mau berterimakasih padaku, manis?"
"Terima kasih Taehyung-ssi, dan kumohon bersikaplah sopan sebagaimana murid pada guru," balas Jungkook masih dengan menahan emosinya untuk tidak melayangkan satu tamparan pada sebelah pipi salah satu muridnya itu.
Taehyung terkekeh pelan mendengarnya, ia pun memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ia turun satu tangga dan menghadap tepat di depan gurunya ini, Jungkook mengerjabkan kedua matanya cepat saat muridnya menatapnya dengan lekat.
"Aku ingin tubuhmu--"
PLAK!
Tamparan itu terdengar nyaring dan pasti terasa sakit, Taehyung hanya terdiam merasakan perih dan panas pada pipi kirinya yang baru saja diberi tamparan manis oleh guru manisnya ini.
Dada Jungkook tampak naik turun pertanda ia sudah emosi sekarang, persetan dengan kekerasan pada muridnya karena muridnya sendiri pun sudah sangat kurang ajar padanya.
"Mana sopan santunmu pada guru Taehyung-ssi? Aku tidak mau meminta maaf karena sudah menamparmu barusan, dan kuberi peringatan. Berhenti berbuat cabul maupun mesum kepadaku jika kau tidak ingin namamu masuk daftar merah." Seusai berkata demikian, Jungkook langsung berjalan meninggalkan muridnya yang masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
lass mich dich Lieben✔ [TAEKOOK]
Fanfiction[COMPLETED] I love you more than just your body. [ taekook ; yaoi ; au ; ooc ; oneshot ] ©leenamarui