Part 17 - Worries

5.2K 275 0
                                    

"Bagaimana dengan acara besok? Apa kau tetap akan ikut?" tanya Ken. Jordan mengangguk pelan dengan nafas nya yang sangat pendek karena sudah terlalu lemas, "Aku harus kesana, Ken. Nyawa Quella tidak lagi aman. Aku harus menjaga nya."

"Tapi Bella disana. Dia akan aman."

"Tidak. Bella juga tidak akan aman. Peter yang akan menangani Bella sendiri."

Mata Ken seketika membulat kaget, "Tidak mungkin!!" seru nya lantang dengan kuku-kuku jarinya yang menembus sofa yang ia duduki.

•••

9.00 AM

Bella memoles sedikit bedak padat diwajah nya yang mulus. Quella hanya sibuk dengan ponsel nya. Menunggu Jordan menghubungi nya. Ia bukan gengsi jika harus menghubungi Jordan terlebih dahulu. Tapi, ia sudah berulang kali menelfon Jordan namun tak ada jawaban. Bahkan terakhir kali ia menelfon, nomor nya sudah tidak aktif.

"Sudahlah.. Kau tidak perlu pusing. Ingat? Dia adalah werewolf, kau tak usah khawatir padanya." Bella sedikit memelankan suaranya saat menyebut jati diri Jordan sebenarnya.

Quella menarik nafas panjang kemudian menatap keluar jendela bus. Saat ini mereka akan kesebuah rumah kaca dan juga berbagai tempat yang lainnya disini.

Dilain tempat, Ken sangat khawatir dengan kondisi Jordan yang masih sangat terluka. Luka yang dibuat oleh Max sangat dalam.

"Kau yakin tak apa?" tanya Ken panik. Jordan mengangguk pelan sembari bersandar disandaran kursi mobil nya. Gerald menatap spion depan dengan raut wajah khawatir.

"Kau seharusnya tak bertekad untuk tetap pergi, Jordan. Itu akan membahayakan kondisimu saja." Gerlad menginjak gas nya semakin laju untuk mengejar bus sekolah mereka.

"Gerald.. Bagaimana jika Daniel melihatmu?" Ken menatap Gerlad menunggu jawaban darinya. Gerald bahkan tidak berpikiran hingga kesana, "Itu mudah untuk kutangani. Sekarang kita hanya memikirkan kondisi mereka berdua akan baik-baik saja dari ancaman Peter dan pengikutnya yang lainnya." Ken mengangguk setuju. Mereka akhirnya berada tak jauh dari bus yang ditumpangi oleh Quella dan juga Bella.

"Hey, Bella menelfon ku." dengan segera Ken menggeser tombol hijau untuk mengangkatnya.

"Ada apa, Bella. Tumben se-"

"Tidak perlu basa-basi, Ken. Dimana kalian sekarang?"

"Kau mengkhawatirkan ku, hm? Tenang.. Aku baik-baik saja, Bella. Tumben sekali kau menelfonku?"

Terdengar suara decakan dari Bella, "Kalau bukan karena aku kasihan pada Quella, aku tidak akan menelfonmu, bodoh!" Ken mengerucutkan bibirnya.

"Jangan begitu, Bella. Kau pasti akan menyukai si bodoh ini. Pastinya."

"Huh, just in your dream! Sekarang katakan dimana kalian berada? Kenapa tidak ada di bus bersama kami?"

Ken kembali serius. Ia menatap Jordan yang sedang beristirahat disebelahnya, "Kami ada. Hanya saja kami tidak ikut dalam bus sekolah. Kami dibelakang kalian. Naik mobil karena ada sedikit masalah besar."

Bella bingung kenapa mereka harus menaiki mobil jika bisa naik bus bersamaan?

"Apa maksudmu, Ken?!" Ken menjauhkan ponsel nya dari telinganya saat mendengar suara Quella yang tiba-tiba terdengar nyaring.

My Hot Werewolf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang