Maafin aku yang lupa diri karena entah apasih alasannya... 😂😂😂
Sekarang baru inget lagi deh sama Riasi dan Geandara wkwkwkCuuuus ah langsung ke TKP
.
.
.Setelah kepulangan Riasi dan Geandara dari kediaman Sanjaya, Riasi mengikuti tour keliling Indonesia bersama para mahasiswa Fisika dari Universitas lain diseluruh Indonesia.
Riasi memang sangat aktif diberbagai organisasi, baik itu didalam kampus maupun luar kampus. Seperti sekarang, Riasi sangat disibukkan dengan kepanitiaan barunya diorganisasi luar kampus yang menaungi seluruh mahasiswa jurusan fisika se-Indonesia.
Riasi kembali mengambil tugas sebagai divisi acara dikegiatan "Menjelajah Indonesia dalam Rangka Sosialisasi Perkembangan Ilmiah untuk Menyambut Revolusi Industri 4.0" yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Fisika Indonesia (FMFI).
RIASI POV
"Ada beberapa evaluasian dari rangkaian acara hari kemarin Dim, dan aku harap semua kekurangan yang telah disebutkan kemarin tidak terulang kembali dirangkaian acara hari ke-empat ini! Aku sedikit pusing, mungkin akan beristirahat sebentar, dan untuk kendali acara sementara aku titip ke kamu dulu ya?" aku dengan berat hati memilih untuk memindah tangankan tugasku sementara kepada rekan kerja sedivisiku, sungguh pusing ini sudah tak tertahankan lagi.
"Siip, kalem aja aku juga ahli ko. Udah sering juga dikampus megang bagian acara, kamu gak usah khawatir! kalau ada apa-apa nanti aku kabarin. Lekas pulih Ri!" ucap Dimas mengiyakan permintaanku untuk sementara memegang kendali acara.
"Okke, thank's Dim" ucapku pada Dimas sambil berjalan menuju kamar hotel yang selama dua hari ini menjadi tempat tidur sementaraku di Semarang.
Baik, akan kuceritakan sedikit tentang kegiatan keren yang lagi aku urus kali ini.
Menjelajah Indonesia dalam Rangka Sosialisasi Perkembangan Ilmiah untuk Menyambut Revolusi Industri 4.0 adalah kegiatan yang diadakan ditiga kota di Indonesia dalam rentang waktu 7 hari secara berturut-turut. Hari pertama dan kedua diadakan di Malang, dengan agenda acara yaitu seminar yang berkaitan dengan tema acara dan diakhiri dengan field trip kebeberapa tempat wisata didaerah tersebut. Begitu pula dengan rangkaian acara yang diadakan di Semarang sekarang dan juga di Yogyakarta nanti, masih dengan rangkaian acara yang sama disetiap kotanya.
Sebagai koordinator divisi acara, aku sangat sibuk sekali. Mulai dari mengurus seminar, memastikan acara field trip berjalan lancar, dan selalu mengondisikan agar semua rangkaian kegiatan yang aku susun dalam rundown berjalan sesuai dengan yang dirancang. Apalagi pada saat hari kedua dikota Malang terjadi sedikit masalah terkait konsumsi peserta yang ternyata dikirim salah alamat, dan membuat jadwal makan bahkan tertunda selama dua jam. Hal-hal seperti itu memang membuat sedikit banyaknya otakku bekerja lebih ekstra dari biasanya, dan mungkin karena hal itu aku sekarang merasa sangat pusing serta badanku yang terasa sangat tidak fit.
.
.AUTHOR POV
Sampailah sekarang pada hari terakhir tour, semua peserta dan juga panitia sedang disibukkan memilih oleh-oleh yang akan dibawa pulang dari Yogyakarta. Ya, hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian acara yang diselenggarakan oleh FMFI.
Riasi sedang duduk diam disalah satu bangku taman yang ada disekitaran daerah Malioboro. Duduk dengan tatapan kosong melihat jalanan yang ramai oleh lalu lalang orang-orang yang sedang berburu barang-barang ciri khas Kota Istimewa ini.
"Hmm... aku beli apa ya untuk dijadikan oleh-oleh, sungguh tidak ada selera untuk berbelanja ini. Rasanya hanya ingin cepat sampai saja di Bandung, pulang kerumah, bertemu ibu, dan bisa tidur dikasur empuk kesayanganku sambil dipeluk sama Pak Gean" ucap Riasi lirih tanpa sadar dengan ucapannya yang baru saja mengutarakan secara tidak langsung bahwa dia sedang merindu saat ini.
Wajar saja sebenernya Riasi jika merasa rindu, karena sudah hampir sebulan lebih dirinya tidak berhubungan intens dengan Geandara, bahkan hanya untuk sekedar mengobrol saja pun tidak ada waktu. Persiapan acara yang membuatnya selalu pergi rapat keluar Universitasnya secara tiga minggu berturut-turut membuatnya kehilangan banyak waktu yang biasanya ia habiskan untuk hanya sekedar mengobrol atau belajar bersama dengan suaminya itu. Kemudian setelah selesai persiapan, ya acara berlangsung yang membuat Riasi semakin tidak ada waktu untuk bahkan hanya sekedar bertegur sapa saja. Riasi mengambil dispensasi selama 8 hari untuk melakukan tour ini.
___
---Di dalam Bus---
"Kenapa ya aku merasa sangat cape sekali tiga hari ini, ngga selera ngapa-ngapain mulu. Coba aja kalau bukan karena tugas, mungkin aku sudah lebih memilih pulang duluan dari Semarang. Mana kepikiran mulu Pak Gean lagih, dih gak jelas banget dah ni otak" dumel Riasi dalam hatinya.
Sepersekian menit dari itu, tiba-tiba Riasi kepikiran untuk menelpon dosen yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pikirannya. Riasi menekan angka-angka yang ada dilayar ponselnya dan kemudian menunggu dengan setia jawaban dari lawan bicaranya ditelpon.
"Ayo dong angkat! Ini kan udah lewat magrib, masa iya masih ngajar dikampus. Hmm atau mungkin sebenernya dia lagi kencan gitu ya sama cewek lain, toh udah sebulan ini juga kita gak ketemu. Awas aja ya kalau sampe katauan selingkuh dibelakang aku, aku gak akan segan-segan bilang sama ibu kalau aku memilih untuk berpisah dari anaknya yang gak tau diri itu" gerutu kembali Riasi dalam hatinya.
Sudah sampai panggilan ketiga Riasi masih belum mendapatkan jawaban dari orang yang ditelponnya. Hati Riasi semakin kacau memikirkan hal-hal yang tidak jelas, yang belum tentu terjadi namun sudah terangkai secara urut dalam dugaannya yang membayangkan bahwa suaminya itu tanpa sengaja bertemu gadis cantik, berkenalan dan PDKT selama Riasi banyak rapat, dan kemudian sekarang sedang berkencan disaat dirinya sedang merasa tidak fit dikota orang.
"Yasudah kalau memang aku tidak penting lagi buat bapak, aku bisa membahagiakan diriku sendiri" ucap Riasi memutuskan sambungan telpon, dan beranjak keluar bus menuju ke toko makanan yang berada tidak jauh dari parkiran.
Riasi membeli beberapa dus bakpia yang nantinya akan dia berikan untuk nenek, ayah, dan ibu mertuanya serta keluarga tersayangnya di Garut. Riasi memumutuskan untuk pulang ke Garut setelah sampainya di Bandung. Kebetulan acara selesai pada hari Jum'at, dan Sabtu Minggu memang jadwal perkuliahan libur membuat Riasi memiliki kesempatan untuk balik ke rumahnya di Garut.
.
.
---Bandung---
Setelah menempuh kurang lebih 14 jam perjalanan, akhirnya bus sampai ditempat tujuan. Semua peserta berpamitan sebelum pulang menuju tempat tujuan masing-masing. Namun pada saat sedang mengobrol dengan ketua panitianya terkait sisa keuangan, Riasi merasa perutnya sangat sakit sekali, entah kram atau apa itu namanya yang pasti perutnya berasa sedang diremas dan beberapa menit kemudian Riasi sudah tergolek ditanah karena kehilangan kesadaran.
Riasi dibawa kerumah sakit oleh rekan panitia lainnya, dan selama proses pemeriksaan Dimas menelpon Geandara karena kontak terakhir yang dihubungi Riasi adalah nomor itu. Tanpa menunggu lama, nada deringpun berhenti yang menandakan bahwa nomor tujuan yang ditelpon sudah mengangkat panggilannya.
"Ri maafin aku, HP aku lupa disimpan dimana dan baru ketemu sekarang. Pas kemarin kamu nelpon HP aku masih dilaci ruangan dosen dalam keadan menyala, sehingga telponmu seolah aku abaikan. Aku benar-benar minta maaf Ri" Ucap Geandara langsung tanpa mendengar terlebih dahulu apa tujuan lawan bicaranya itu menelpon.
"Hmm... maaf pak saya teman Riasi, saya ingin memberitahu bapak bahwa mahasiswa bapak sekarang sedang berada dirumah sakit didekat balai kota. Saya bingung harus menghubungi siapa, namun nomor terakhir yang dihubungi Riasi adalah nomor bapak makanya saya menghubungi bapak. Riasi pinsan dan mengalami pendarahan pak, kata dokter beliau perlu bicara dengan keluarga atau suami pasien" Ucap Dimas sebiasa mungkin, padahal dalam hatinya penuh tanya karena tak ada seorang pun yang merasa bahwa Riasi pernah menggelar resepsi pernikahan.
Dilain tempat, Geandara terdiam mendengar jawaban dari yang katanya itu teman Riasi. Geandara langsung mematikan telpon, lalu turun menuju parkiran rumahnya untuk segera menemui Dokter yang memeriksa kondisi Riasi.
"Tidak mungkin Riasi keguguran bahkan jauh sebelum aku tahu bahwa dia tengah mengandung anakku" ucap Genadara dalam hatinya.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer is My Husband [Slow Update]
Romance"Rumus-rumus dalam duniaku tidak pernah aku pecahkan dengan mudah, aku selalu salah menghitung, dan dugaanku selalu meleset, ini membuat aku merasa aku tidak berbakat dalam keilmiahan ini. Aku merasa bahwa darah sastra yang kumiliki terbelenggu, han...