Chapter 22: Our Moment

12.7K 520 21
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Dia berlutut di depanku. Oh no!

Dia mau melamarku? Well gak pa-pa sih aku juga mau. But wait! Gila yah aku baru umur 17 woi! Tapi... dia kan laki-laki yang aku cintai.

Waduh tangan dia mencoba mengambil sesuatu di saku belakangnya. Aku hanya diam membeku di tempat dan aku yakin mataku sekarang hampir copot.

Deg deg deg deg

Dan tanpa babibu dia mengeluarkan suatu kotak perhiasan dan aku dengan segera berteriak, "I'M TOO YOUNG TO MARRY YOU!" Sambil menutup mataku.

Aku tidak berani melihatnya. Hening untuk sementara.

Astaga aku takut sekali apa dia marah?

Aku mengintip sedikit dan dia berekspresi seperti orang menahan tawa. Wajahnya merah sekarang.

Dia berdiri dan mencoba untuk berbicara sambil menahan tawa. "Mar-Marissa, Oh my-" dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena ia tertawa terbahak-bahak sekarang.

Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?

Aku memukul belakang kepalanya agar dia sadar. "Hey!"

"Okay, okay, jadi sebenernya aku gak ngelamar buat jadi istri, my sweet angel. Aku pengen kita pacaran lagi dan aku tadi ngeluarin kotak kalung bukan cincin,"

Oh.

MALU BANGET!

Aku menutupi mukaku yang sudah benar-benar panas ini. Bodoh Marissa bodoh. Ya kali dia mau jadiin aku istri.

Eh ya tapi jadiin pacar boleh juga tuh.

"So.. would you take the honour to be my girl?" Ucapnya sambil meraih tanganku dan memberikan kalung itu ke telapak tanganku.

"On second mind.. shhh, kalo kamu mau maka pakai kalung itu dan kalo enggak kamu boleh buang kalung itu ke bawah dari menara Eiffel ini," jelasnya dengan kepala tertunduk sekarang seolah telah siap dengan apa pun jawabanku nanti.

Aku berjalan mendekati pagar penjaga agar orang tidak jatuh ke bawah. Grayson menatapku terus dengan mata yang sudah benar-benar sedih.

Oh astaga tampangnya itu benar-benar mengiris hatiku.

Aku terus mendekati pagar dan sekarang menatap ke bawah.

Apa aku ingin menjadi pacarnya?

Aku mengangkat tanganku yang menggenggam kalung tersebut. Dan sekarang aku menatap Grayson. "Gray?" Ucapku pelan.

Ia mendongak dan aku menyuruh dia mendekatiku.

"Aku gak bisa masang kalung sendiri," ucapku dan memberikan kalung tersebut ke tangannya.

Iya menatapku kaget dan dengan segera memasangkannya ke leherku. Lalu ia segera memutar badanku dan memelukku erat.

"You scared me!" Ucapnya di telingaku.

"But, aku punya satu syarat biar ini semua resmi," ucapku yang membuat dia sedikit menegang.

"Makanan!" Lanjutku yang membuat dia menghembuskan nafas lega.

Dia melepaskan pelukannya dan menarik tanganku pelan, "I know it! Dasar kuli! Makan mulu," ucapnya.

"Wah wah belom resmi nih," jawabku dengan mata melotot becanda.

"Eh eh iya, maapin ya," katanya langsung.

"By the way kita makan di mana?"

"It's for me to know and you to find out,"

The Heart of a Beast (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang