1. Mata Batin

1.3K 31 3
                                    

Catherine's POV

"Ruangan ini huuh aku bosan berada di sini."

Aku memandangi ruangan inapku dengan tatapan bosan.

"Catherine....."

"Catherine....."

"Catherine....."

Aku merasa geli dengan telingaku. Sepertinya ada yang memanggil namaku? Tapi siapa? Bukan kah aku sendirian di ruangan ini?

"Kau tak sendirian Catherine. Ada kami disini. Bantulah kami Catherine...."

"Ka.....kaliaaaaaan, bagaimana mungkin bisa? Sejak kapan aku bisa melihat....... Ya tuhaaan"

"Sejak kecelakaan waktu itu catherine"

*Flasback on*

Waktu itu aku baru pulang sekolah. Aku belum dijemput oleh supirku. Jadi, ku putuskan untuk membeli es krim di sebrang jalan. Karena aku tak pernah menyebrang sendirian. Jadi.....

"NONA CATHERIIIIIIIIIINE!!!!!!!" Teriak seseorang.

aku menoleh ke kanan dan "BRUK!!!!"

Mobil dari arah kanan menabrakku. Kurasakan pandanganku menggelap daan aku jatuh pingsan.

*Flasback off*

"Ba...bagaimana mungkin? Tanyaku.

"Kau mengalami koma Catherine dan karena itu mata batinmu terbuka."

"Lalu, apa mau kalian."

" Begini, Catherine................."

"Wow sialan brengsek sekali dokter itu."

"Jadi kami........."

"Oh, tentu saja aku akan membantu kalian. Aku tak ingin........"

"Terima........"

"Sebertinya ada orang yg akan masuk. Aku harus kembali ke posisi tadi. Pergilah kalian." Kataku.

- - - - - - -

Laura's POV

Aku memasuki ruangan inap nomor 77 itu.

"Hi, Catherine kau baik baik saja kan?" Sapaku kepada gadis cilik itu sembari tersenyum ramah.

"hmm" ia hanya mengangguk dan membalas senyumku.

"Aku membawakan makan siang untukmu. Kau ingin aku suap?" Tanyaku.

"Hmm" lagi-lagi dia hanya mengangguk.

"Baiklah kalo begitu. Aku kan menyuapimu" kataku sambil tersenyum.

"Catherine boleh aku tau siapa nama lengkapmu?" Tanyaku.

"Catherine Angeli Leodinar" jawabnya datar.

"Waw, kau keluarga Leodinar? Kau pasti akan menjadi orang hebat seperti saudaramu yg lain" kataku.

"....."

"Kau harus bangga menjadi anggota dari Leodinar. Kau tau kakekmu adalah orang hebat, Catherine" kataku lagi.

"Kau mengenalnya?" tanya gadis itu.

"Tentu saja, aku pernah merawatnya dulu, saat ia dirawat dirumah sakit ini." Jelasku.

"Benarkah?" Tanyanya tak percaya.

"Benar Catherine, dia adalah seorang yg hebat. Punya semangat yg tinggi. Kau harus seperti dia" kataku.

"Apa aku bisa seperti dia?" Tanyanya.

"Tentu saja kau bisa Catherine. Oh ya sebelum aku datang kemari, tadi kau berbicara dengan siapa?" Tanyaku.

"Kalau aku memberitahumu. Bisakah kau menjaganya. Anggaplah ini rahasia" katanya.

"Tentu saja Catherine" jawabku sambil tersenyum.

"Aku berbicara dengan teman temanku"

"......" Aku mengangkat sebelah alisku

"Mereka. Kau tak bisa melihatnya tapi aku bisa. Dan kau tau mereka dulu pernah dirawat di ruangan ini. Tapi sungguh tragis mereka dibunuh oleh dokter brengsek itu. Aku akan membantu mereka untuk membalas dendam mereka" katanya.

"Caranya?" Tanyaku.

"Kami akan membunuh dokter brengsek itu."

Aku benar benar terkejut mendengar jawaban dari gadis itu.

"Ehhmm, Catherine kurasa khayalanmu terlalu tinggi. Sebaiknya kau...."

"Terserah apa katamu. Tapi aku serius." Potong gadis itu.

"Catherine, aku harus kembali melakukan tugasku yg lain. Kau istirahatlah" kataku sambil mencoba tersenyum.

"Baiklah. Hey suster Laura. Ingat janjimu"

"Janjiku?" Tanyaku

"Tentang yang aku katakan tadi"

"Ohh Catherine itu hanya khayalanmu saja sayang"

"Terserah apa katamu saja. Tapi ingat jika kau menyebarkannya. Aku tak segan segan membunuhmu"

"Kau mengancamku?"

"Heh? Kau pikir aku bermain main hah?"

"Okelah aku akan menjaganya" aku cepat cepat keluar dari ruangan itu. Ini benar benar mengerikan. anak itu emang memiliki indra keenam tapi keinginannya ituu..... Sungguh aku masih belum bisa memastikan itu hanya khayalan atau.......

- - - - - - -

Yeaaaay!!! Maafyaa kalo menggantung. Karena author nya memang hobi menggantungkan perasaan orang *plak* ehhh engga deng wkwkwk :D

Bad HospitalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang