2 •Cafe•

13K 885 4
                                    

Sesampainya di cafe, Kei berniat untuk memesan minuman untuk menghilangkan rasa hausnya. Kei menekan sebuah tombol untuk memesan.

Seorang pelayan datang dan mengeluarkan sebuah catatan, siap untuk menulis pesanan Kei.

"Mau pesan apa, Mas?" tanya pelayan tersebut. Kei berpikir sejenak sembari melihat-lihat menu yang terpampang di atas.

"Vanilla latte sama big burger nya satu," ujar Kei. Pelayan tersebut mulai menulis pesanan Kei.

"Baik. Silahkan duduk dulu," ucap pelayan wanita tersebut kepada Kei. Kei pun berbalik menuju salah satu tempat duduk di dekat jendela.

Kei mengamati cafe ini. Tidak ada perubahan yang signifikan dari cafe ini. Hanya ada beberapa dekorasi interior yang diganti.

Pintu cafe terbuka menampilkan sosok lelaki yang seumuran dengan Kei. Ya, itu adalah Bisma. Kei mengacungkan tangannya dan melambaikan tangannya ke arah Bisma.

"Kabur lagi lo?" tanya Bisma saat sudah duduk di hadapan Kei.

"Tau sendiri kan lo gimana Mami gue kalo udah di gereja?"

Bisma mengangguk, "Mau langsung cabut?" tanya Bisma.

"Gue mau makan dulu bentar. Tadi gak sempet sarapan," jawab Kei.

"Yaudah gue pesen minum dulu," ujar Bisma. Bisma beranjak dan mulai pergi memesan minumannya.

Kei memandang gelagat Bisma yang sedang memesan minuman. Seperti nya Bisma dan pelayan wanita itu sudah akrab, dilihat dari sikap keduanya yang seperti sedang bersenda gurau.

Kei mengamati pelayan wanita tersebut. Pelayan wanita itu seperti tidak asing di matanya. Ia merasa pernah bertemu sebelumnya dengan pelayan itu.

Bisma datang dengan membawa minuman di tangannya. Wajahnya menjadi sedikit berbeda dari awal dia masuk ke cafe.

"Kenapa lu?" tanya Kei saat Bisma sudah duduk di hadapannya.

"Kenapa apanya?" tanya Bisma kembali kepada Kei.

"Lu demen ya sama tuh pelayan?" tebak Kei membuat Bisma tertawa.

"Gila apa lo masa gue suka sama sepupu gue sendiri," ucap Bisma membuat Kei tersedak minuman yang sedang diminumnya.

"Sepupu lo?" tanya Kei memastikan.

"Iya. Adistia namanya," jawab Bisma.

Kei kembali mengamati sepupu Bisma. Wajahnya tidak begitu asing bagi Kei. Keizaro akui, sepupu Bisma itu lumayan cantik dan enak dipandang.

"Biasa aja dong ngelihatinnya," ucap Bisma membuat Kei membuang pandangannya dari Adistia.

Mereka pun mulai terdiam dan menikmati makanan dan minumannya masing-masing. Pikiram Kei masih saja mengarah pada Adistia. Apa dirinya pernah bertemu dengan Adistia sebelumnya?

"Woii?! Lo kok malah bengong? Jadi keluar kagak nih?" ujar Bisma membuyarkan lamunan Kei.

"Jadilah. Yaudah ayo," ucap Kei sembari menghabiskan minumannya.

Mereka pun beranjak dan keluar dari cafe menuju mobil Bisma yang terparkir tidak jauh dari cafe.

Kei membuka pintu mobil dan masuk. Kei meminta Bisma untuk menjadi supirnya hari ini. Dengan terpaksa, Bisma pun menerima hal tersebut demi sobatnya ini.

"Mau kemana?" tanya Bisma yang sudah melajukan mobilnya.

"Kemana aja. Terserah lo," jawab Kei yang sedang mengamati pemandangan di luar melalu kaca mobil disampingnya.

Bisma pun melajukan mobilnya menuju tempat biasa ia menghabiskan waktu senggangnya.

🌹🌹🌹🌹

Kei menghirup udara segar yang jarang ia rasakan. Udara sejuk ini membuatnya merasa nyaman. Pemandangannya pun memanjakan mata Kei saat melihatnya.

"Lo nemu tempat ini dari siapa?" tanya Kei kepada Bisma yang sedang duduk di belakangnya.

"Gue nemu sendiri pas gue kabur dari rumah waktu itu," jawab Bisma membuat Kei mengangguk paham.

Kei kembali menikmati pemadangan indah di hadapannya. Sungguh indah keagungan Tuhan menciptakan semua ini.

Setelah puas memandanginya, Kei melangkahkan kaki nya menghampiri Bisma. Ia ikut mendudukkan dirinya di samping Bisma.

"Lo gak kenal sama Adistia?" tanya Bisma.

Kei mengerutkan keningnya, "Adistia? Gue baru kenal dari lo tadi,"

"Emang kenapa?" tanya Kei.

"Gak papa," jawab Bisma. Ternyata benar kata Adistia, Kei sudah tidak mengenalnya.

"Waktu gue liat Adistia, gue ngerasa gak asing sama wajahnya. Kayak gue pernah ketemu dia sebelumnya," ujar Kei sambil mengingat wajah Adistia.

Bisma tersenyum, "Mungkin ada yang mirip sama wajahnya, jadi lo ngerasa gak asing," ucap Bisma.

"Mungkin,"

Ponsel Kei berdering. Kei merogoh saku celana nya dan mengambil ponselnya. Ia mendengus pelan saat melihat nama yang terpampang di layarnya.

"Siapa?" tanya Bisma saat melihat wajah yang tidak bersahabat dari wajah Kei.

"Mami," jawab Kei.

"Yaudah angkat aja,"Kei mengangguk dan mulai mendekatkan ponselnya.

"Halo---"

"Keizaro!! Kamu kok ninggalin Mami sih?! Mami kelabakan nyariin kamu ngilang gitu aja. Gak izin sama Mami lagi---"

Kei menjauhkan ponsel dari telinga nya. Telinga nya terasa berdengung mendengar ocehan Mami. Bisma terkekeh melihat wajah sahabatnya itu.

Setelah kiranya tidak terdengar ocehan Mami yang nyaring, Kei mendekatkan ponselnya kembali.

"Kamu lagi dimana, Kei nya Mami?" tanya Mami lembut.

"Lagi sama temen, Mi," jawab Kei dengan malas.

"Dimana?"

"Di rumah temen," jawab Kei berbohong. Ia tidak mau Mami nya tambah mengoceh saat ia memberitahu tempatnya sekarang.

"Cepet pulang, Kei. Di rumah ada Tante Hilda sama Tera,"

Mood Kei semakin down mendengar ucapan Mami. Mami masih saja keukeuh menjodohkannya dengan anak sahabatnya itu.

"Kei masih ada urusan penting, Mi. Masih lama selesainya," bohong Kei menjadi-jadi.

"Kalo kamu gak pulang dalam waktu setengah jam, Mami akan blokir kartu kredit kamu,"

Tut tut tut...

"Sial," umpat Kei saat sambungan sudah terputus.

"Kenapa lagi?" tanya Bisma.

"Mami nyuruh gue pulang, kalo dalam waktu setengah jam belom sampe, kartu kredit di blokir," jelas Kei sambil memasukkan ponsel ke saku celana nya.

"Yaudah gue anterin,"

Kei mengangguk. Kei dan Bisma pun beranjak dan pergi dari tempat bak surga ini.

🌹🌹🌹🌹

Cinta Seorang Mualaf [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang