2nd Season: Dua belas

1.7K 205 37
                                    

Harum masakan serta bisingnya dapur meruah di seluruh penjuru rumah besar Naruto yang kini tambah penghuninya, Hyuuga Hinata.

"Shiina-chan, kamu makin mahir memasak, ya," puji Hinata yang sedang memotong sayuran.

"Ti—tidak sehebat itu kok, Neesama." Shiina salah tingkah dan sedikit bergetar tangan kanannya saat mengaduk sup.

Hinata hanya tertawa melihat sikap adik iparnya yang malu-malu.

"Kazekage Gaara sudah mencoba masakanmu?" tanya Hinata sambil berjalan mendekat dan memasukan sayuran potongannya ke panci ukuran sedang yang tengah diaduk kuahnya oleh Shiina.

"Be—belum, ehe," jawab Shiina, semburat muncul di kedua pipinya. Ia jadi teringat semalam berjalan berdua di pesta pernikahan bersama Gaara.

"Aku yakin Kazekage akan senang jika dimasakan makanan berat olehmu, Shiina-chan." Hinata menambahkan.

"Tapi Gaara-sama sedang sibuk dengan desanya. Mungkin tak dalam waktu dekat, Neesama." Dengar itu? Shiina perlahan mencurahkan isi hatinya.

"Huwah. Ohayou, Shii-chan, Hinata-senpai!" Suara bocah datang, dilafalkan dengan ramah namun suaranya terdengar berkarisma.

Mendapat sapaan ramah dari balik tubuh mereka, baik itu Hinata maupun Shiina mulai menengok dan tersenyum pada bocah bersurai putih keabuan dengan membalas salam selamat paginya.

Bocah itu adalah Maeno, telah rapi dan segar. Kemudian ia menghampiri dua gadis dewasa di depan alat memasak.

"Masak apa, Shii-chan?" Maeno bertanya sambil berjinjit ingin melihat.

"Ini sup miso, dan ikan goreng," jawab Shiina menengok pada Maeno tanpa menghentikan tangannya yang terus bekerja.

"Ah, ikan ya. Asyik. Aku akan siapkan alat makannya, ya!" Maeno senang dan riang, ia berbalik dan mulai menjalankan niatan baiknya dengan penuh keceriaan.

Hinata tertawa lembut melihat sikap Maeno.

"Kalau nanti aku punya anak, rasanya seru jika mirip dengan Maeno, ya," ucap Hinata tiba-tiba.

Shiina tersentak sebentar, kemudian berbalik lagi pada alat masaknya sambil tersenyum miring.

Sayang sekali, Hinata-neesama. Boruto anakmu kelak tak jauh beda dengan Yoshitake. Batin Shiina.

"Ahhh ... berisik sekali, Maeno." Yoshitake datang, sungguh panjang umur. Ia datang dengan wajah kusut, rambut kusut, apalagi bajunya, berjalan ke dapur dengan bantuan dari tembok. "Aku belum puas tidur." Yoshitake menguap lebar dan bersender di tembok.

"Ehehe. Ohayou, Yotsun. Sini sini, duduk dulu di kursi." Maeno menaruh enam piring di meja, kemudian menyeret kursi dan menepuknya sekali agar Yoshitake berjalan ke sana.

Yoshitake mengangguk pelan, hawa ngantuknya masih belum hilang. Saat tubuhnya sudah lepas dari tembok, Yoshitake mulai melangkah sekali, namun sebuah tangan datang dan meraih bahunya, membuat Yoshitake diam dan menengok ke arah pemilik tangan tersebut.

"Cuci wajahmu dulu, Yotsun. Ih. Menjijikan. Rambutmu juga." Suara yang mencibir, Masamune.

"Aaahhh!" Yoshitake berontak dan menepis tangan Masamune. "Aku mau makan dulu, baru membasuh muka!"

"Itu menjijikkan, Yotsun!" Masamune terpancing. "Seharusnya lebih baik lagi kau mandi sebelum makan. Kesehatan menganjurkan itu!"

"Masa bodo! Pokoknya makan dulu, ah." Yoshitake mengabaikan kata-kata Masamune, ia meneruskan jalannya hendak menduduki salah satu kursi di meja makan.

Naruto no Imouto (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang