GOOD NIGHT MIRANDA

149 1 0
                                    

Aku memulai hari ini dengan awal yang tak biasa. Terjatuh dari tempat tidur, terpeleset di kamar mandi, menumpahkan segelas susu di lantai dan ban sepedaku kempis. Coba tebak? Ya. Aku berjalan 250 meter ke sekolah. Bayangkan saja? Aku pasti terlambat dan dihukum oleh Madam Angelia. Terdengar seperti nama yang bagus, tapi tidak seperti perilakunya. Bukan menggambarkan seorang peri di surga, tapi-yah, kau tahu. Kebalikannya.

Aku berlarian di lorong kelas. Dan.. BRUKK!!!
Aku tersandung. Dan, apa yang menyandungku tadi, merupakan penyebab kesialanku yang kesekian kalinya. Jika itu merupakan seseorang yang sengaja menggangguku, aku akan membalasnya! Dan jika itu benda, aku akan merusaknya! Kulirik kakiku yang kesakitan. Di bawah kakiku yang mengenakan sepatu pantofel hitam dan long stocking di atas lutut warna putih, terdapat sebuah buku. Terlihat berdebu dan kusam dengan warna merah tua dan gambar bunga berwarna pink cerah. Umm.. kurasa, pink kusam. “Kuralat, sepertinya aku tidak akan merusaknya.” gumamku sambil memasukkan buku tersebut ke dalam tasku.
“Buku apa ini?” gumamku lagi. Oh iya, aku harus cepat sebelum Madam Angelia memarahiku dan teman-teman menertawaiku!

Aku mengetuk pintu itu dua kali sebelum aku memasukinya secepat kilat seperti menembus pintu itu.
“Madam Harrison! Kenapa kamu terlambat lagi? Cepet, taruh tas kamu di meja! Terus, berdiri di depan! Angkat satu kaki kamu, sampai 10 menit, baru kamu boleh duduk!” omel Madam Angelia setibanya aku di kelas. Dan aku pun melakukan apa yang biasa teman-temanku lakukan jika terlambat. Berlari dan meletakkan tas, dan langsung melaksanakan perintahnya. Kulihat di bagian depan, ada Miranda, Delancy dan Rose menertawaiku dengan tatapan mengejek. Huh.. Ini dia yang membuatku sangat kesal!!!

Saat istirahat, aku meletakkan buku itu di atas mejaku. Kuusap bagian atas buku itu hingga debu itu tersingkir. Hmm… Ternyata gambar bunga itu memang berwarna pink cerah. Dan warna buku itu merah terang. “Caitlyn, kamu ngapain?” tanya Madison. “Itu buku apa Cate?” tanya Kyle. “Ini, aku tadi nemu buku di lorong kelas pas jalan ke sini. Aku juga nggak tau, ini buku apaan.” kataku sambil memperhatikan buku itu. “Yang jelas, ini semacam buku harian. Nih, ada gemboknya.” kata Madison. “Terus, kuncinya mana?” tanya Kyle. “Nggak tau, tapi aku pengen cari.” kataku. “Dimana?” tanya Kyle lagi. “Hmm.. Kita makan aja dulu ke kantin yuk!” kata Madison sambil menarik tanganku dan Kyle.

“Kyle, Madison, aku masih mau cari tau deh tentang buku harian itu. Masalahnya, kalo kita nggak cari kunci itu, buku itu bakalan jadi rahasia selamanya.” kataku. “Tapi kan, masih ada yang lain! Mereka bisa cari juga!” kata Madison. “Kan yang tau buku ini cuma kita! Lagipula, kalo Miranda, Delancy dan Rose tau, pasti mereka rebut buku ini dari kita!” kataku lagi. “Aku setuju deh.” kata Kyle. “Yaudah deh, aku mau.” kata Madison. “Naaah, gitu dong!!!” kataku dan Kyle sambil merangkulnya.

Keesokan harinya…
“Guys, menurut kalian, buku ini berhubungan dengan apa? Persahabatan, kasus, masalah, rahasia sekolah, rahasia murid SMP Glorious America, atau apa?” kata Kyle sambil ‘mengubek-ubek’ rak buku perpustakaan. “Misteri?” kataku mengheningkan suasana. “Jangan bilang gitu dong Cate, kalo gitu aku nggak jadi ikut deh..” kata Madison. Maklum, Madison memang penakut terhadap hal-hal yang berbau misteri. “Bisa jadi. Memangnya, ada yang taruh buku itu di lorong?” tanya Kyle. “Nggak tau sih, tapi aku nggak liat buku itu pas aku lari.” kataku. “Hmm.. Kita ke lorong, sekarang.” kata Kyle sambil menarikku dan Madison yang ketakutan.

“Ngg.. Disini. Disini tempat aku kesandung terus nemu buku ini.” kataku sambil menunjuk tempatku terjatuh kemarin. “Oke. Kira-kira, dimana kunci itu?” kata Kyle. “Kita cari jam istirahat kedua ya!” kataku dan Kyle.

Pada saat istirahat makan siang, jam 13.00. Madison pergi ke toilet. “Hhh… Caitlyn sama Kyle sama aja deh.. Suka banget sama misteri..” gumam Madison sambil mencuci tangannya. Dia melihat ke arah kaca yang ada di atas wastafel. Saat dia berkaca, keran itu menyala sendiri. “Loh kok nyala sendiri?” kata Madison sambil mematikan keran itu. Saat dia melihat ke kaca, ada sebuah tangan yang memegang bahunya. Ternyata, ada seorang anak perempuan 13 tahun yang mengerikan di belakangnya! Madison langsung berteriak dan berlari ke kelas.

Kumpulan cerita horrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang