5 •Pulang•

10.3K 664 6
                                    

Kei masih duduk menunggu Adistia. Sebentar lagi cafe akan tutup dan Kei berniat untuk mengantarkan Adis pulang.

Adis sebenarnya keberatan menerima tawaran Kei. Namun, Kei lagi-lagi memaksanya. Dan dengan terpaksa, Adis menerima tawaran tersebut.

Setelah memastikan semuanya beres, Adis menghampiri Kei yang sudah menunggu nya di depan cafe. Tak lupa, ia mengunci cafe tersebut.

Kei seketika berdiri saat melihat Adis menghampiri nya, "Udah?" tanya Kei.

Adis hanya mengangguk. Kei jalan terlebih dahulu dan Adis mengikutinya dari belakang. Sesampainya di mobil, Kei membukakan pintu mobil untuk Adis.

"Gak usah gini juga, Kei," ujar Adis sembari masuk ke dalam mobil.

"Gak masalah,"

Entah mengapa, Kei merasa pernah memperlakukan Adis seperti ini, bahkan sering.

Lima tahun silam, Kei mengalami kecelakaan yang membuatnya sedikit lupa oleh beberapa orang terdekatnya. Dan Kei yakin bahwa Adis adalah salah satu dari mereka.

Kei melangkah dan membuka pintu mobilnya. Setelah masuk, ia memasang sabuk pengamannya dan menghidupkan mesin mobil..

Keheningan menyelimuti keduanya. Adis lebih memilih melihat pemandangan di luar melalui kaca di sampingnya, sedangkan Kei sedang sibuk mengendarai mobilnya.

"Saya meminta kamu menjadi pacar bohongan saya karena saya ingin membatalkan pertunangan," ujar Kei memecah keheningan. Adis menoleh menatap Kei.

"Mami saya berniat menjodohkan saya dengan anak sahabatnya," lanjut Kei.

"Kenapa harus aku?" tanya Adis. Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari mulut Adis.

"Saya juga tidak tau kenapa orang itu adalah kamu. Hati saya yang memilih kamu," jawab Kei yang entah mengapa terdengar aneh di telinga Adis.

"Sampai kapan?" tanya Adis kembali.

Kei menghentikan laju mobilnya saat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Sampai semuanya membaik," jawab Kei sambil menatap mata Adis.

"Membaik dalam artian?"

Kei diam tidak menjawab pertanyaan Adis. Ia sendiri tidak tahu kapan semuanya akan membaik.

Kei kembali melajukan mobilnya saat warna hijau menyala. Dan Adis kembali menatap pemandangan di luar dari kaca mobil.

Adis mengerutkan keningnya saat ia sudah sampai di depan rumahnya.

"Kamu tau rumahku darimana?" tanya Adis.

Kei sendiri tidak tahu darimana ia mengetahui alamat rumah Adis. Ini benar-benar aneh.

"Dari Bisma," jawab Kei berbohong.

Awalnya Adis tidak percaya. Namun, hal tersebut tidak terlalu penting untuk dipermasalahkan.

"Makasih udah nganterin. Aku masuk dulu," ujar Adis yang sudah bersiap membuka pintu mobil.

"Tunggu," tahan Kei sambil memegang tangan Adis.

Adis langsung membuang genggamam tangan Kei.

"Maaf, bukan mahrom," ucap Adis.

"Oh maaf," ucap Kei sambil menjauhkan tangannya. Kei paham bahwa itu adalah ajaran di dalam islam.

"Ada apa?" tanya Adis.

"Besok pagi saya jemput," jawab Kei.

"Ada apa kok dijemput?"

Cinta Seorang Mualaf [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang