Second Button

553 75 102
                                    

Di Jepang, ada sebuah tradisi yang agak unik menurutku, dan tradisi ini dipercaya oleh anak-anak remaja yang sedang kelebihan hormon. Mungkin hormon ini yang menyebabkan mereka mempercayai hal seperti itu, tapi percaya tidak percaya, tradisi itu banyak yang mempercayainya.

Oke, sepertinya aku sudah agak melenceng dari topik. Sekarang, aku akan memberitahu kalian tradisi yang kusinggung tadi, yaitu kancing kedua. Mungkin beberapa dari kalian sudah mendengarnya, tapi akan kujelaskan lagi.

Kancing kedua dari seragam sekolah laki-laki, entah itu jas, kemeja ataupun gakuran dipercaya oleh para gadis sekolah, jika mendapatkannya maka sebagian besar perasaannya akan terbalaskan pada laki-laki yang bersangkutan. Sebaliknya, jika laki-laki memberikan kancing keduanya pada seorang gadis, maka laki-laki itu sedang menyatakan perasaan pada si gadis.

Mungkin kalian berpikir, apa istimewanya dari kancing yang posisinya kedua dari atas? Apa bedanya dengan kancing di posisi yang lain?

Kancing kedua memiliki posisi yang dekat dengan hati. Dan seragam sekolah adalah sesuatu yang dipakai selama dia masih bersekolah. Jadi bisa dibilang kancing ini mewakili perasaan selama masa sekolah.

Dan ini, adalah kisahku dengan seorang yang kusukai tentang kancing kedua...

.

.

.

.

.

.

.

"Ehh, ternyata ada [Name] disini"

"Huwaaaa!"

Buku-buku bertumpuk ditanganku hampir saja rubuh jika aku tidak segera mengimbanginya. Gara-gara aku mengambil buku terlalu banyak, aku tidak bisa melihat wajah orang yang tadi memanggilku.

"Mau kubantu membawakannya?" Tawar orang itu.

"Boleh, jika kau tidak keberatan" jawabku, dalam hati aku sangat lega. Karena tanganku mulai mati rasa karena membawa buku-buku yang tebal ini.

Dan aku bisa mendengarnya terkekeh. Akhirnya sepasang tangan mengambil setengah tumpukan buku itu. Rasa berat yang terus menimpa tanganku langsung berkurang. Dan buku-buku itu akhirnya tidak menghalangi pandanganku lagi. Sekarang terlihat seorang pemuda di depanku, dengan rambut cokelat dan kacamata yang bertengger di depan matanya.

"Ohh, ternyata Amatsuki-senpai..." Ujarku sambil berjalan di sampingnya.

"Ehh? Memangnya kau tidak menyadariku?"

"Ma-maaf, bukunya menghalangi pandanganku."

"Ohh begitu, lagipula untuk apa membawa buku sebanyak ini, [Name]?"

"Aku sedang mengembalikan buku-buku ini ke rak"

Dan dia hanya manggut-manggut mendengar jawabanku. Karena dibantu oleh Amatsuki-senpai, pekerjaanku jadi lebih cepat dan tidak terlalu melelahkan. Karena aku adalah petugas perpustakaan, jadi aku yang mengurusi soal pinjam-meminjam buku dan mengembalikan buku ke tempat semula.

"Dan senpai sendiri, sedang apa disini?" Tanyaku setelah meletakkan buku terakhir ke rak.

"Seperti biasa..." Jawabnya sambil cengar-cengir.

Mendengar itu, aku jadi tertawa kecil. Aku jadi teringat masa lalu, ketika aku dan Amatsuki-senpai berkenalan dengan cara yang unik. Amatsuki-senpai bisa dibilang adalah artis sekolah. Dia terkenal dengan bakat yang dia miliki, entah itu bakat tarik suara, olahraga, ataupun dalam pelajaran, hampir semua bidang dia kuasai. Dan ditambah dengan wajahnya yang uhuk-tampan-uhuk, membuat para gadis di sekolah selalu mengejarnya.

Second Button [Amatsuki x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang