Chapt 9 : HOW DARE YOU!

924 115 16
                                    


.

.

.

.

.

.

.

Secret Admirer
Chapter 9
How Dare You! •

.

.

.

.

.

.

.

.

Jimin Pov

Aku melangkah dengan gontai keluar dari kamar Melly, mengerutkan dahiku di sepanjang langkah kakiku menuju entah kemana, berusaha mencerna seluruh kalimat yang ada di dalam surat Melly. Entahlah apa yang Ia maksudkan, ini semua masih biru. Bahkan untuk sampai ke titik terang pun tak mampu, masih terlalu gelap.

Mendadak kepalaku sakit, ini terasa sangat berdenyut. Aku menghela nafasku, seraya memegangi kepala belakangku. Memijatnya sedikit, berusaha untuk meringankan rasa sakitnya.

Hingga akhirnya langkah ku terhenti tepat di depan kamar seseorang yang selalu menggangu fikiran ku, bahkan terlalu sering hadir di setiap sela. Ini aneh, perasaan apa ini, seolah mendorongku untuk memasuki kamarnya. Aku diam sejenak, mencoba memberanikan diri untuk sekedar mengetuk pintu itu.

Tok.. tok..

Aku menunggu, tapi tak ada jawaban dari dalam kamarnya. Ku coba menajamkan indera pendengaran, dan mengetuk pintu itu sekali lagi.

Tok.. tok..

Aku mengerutkan dahiku, dengan ragu mencoba untuk membuka pintu di hadapanku.

Ceklek..

Terbuka

"Jungkook-ah?"

Ini aneh, bahkan pintunya tidak terkunci. Dengan ragu aku memasuki kamar itu, tampak terlihat rapih untuk kamar anak laki-laki. Wangi bunga menyeruak ke dalam indera penciumanku, membuat pikirianku sedikit tenang.

"Farfum Jungkook."

Aku memjamkan mata dan mengangkat kedua sudut bibirku. Wangi yang sangat membuatku nyaman. Sekilas terbesit ciuman panas kami kala itu, wangi yang sama. Aku menyukainya. Tunggu, a-aku menyukainya? Ya sepertinya begitu. Aku mengarahkan pandanganku ke seluruh bagian kamar, tapi hazel ku tak kunjung menangkap sosok Jungkook.

Biasanya disaat seperti ini, saat hatiku tak nyaman, seseorang yang kucari adalah Jungkook. T-tapi bagaimana kalau yang membuat hatiku gelisah seperti ini Justru Jungkook, seharusnya aku menghindarinya, tapi kakiku seolah menuntunku, mencoba menghapus jarak diantara kami. Ini anehーSungguh keanehan yang manis bukan?

Aku mengambil benda persegi yang berada di kantong celanaku, dan mulai menekan nomor telepon Jungkookーaku fikir kami harus bicara. Tersambung. Tak lama aku mendengar alunan ringtone milik Jungkook di ruangan itu. Aku mencari sumber suara tersebut dan—benar saja. Handphonenya ada di kasur.

Secret Admirer [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang