Rated 18+
Mohon bijak dan untuk yang belum punya KTP di skip dulu aja.Aku berdiam disini dan memikirkan semuanya. Semuanya tentang aku, kamu, dan perasaan kita. - TDM.
Steve menghimpit tubuh mungil itu diatas sofa yang ada dalam ruangan kerjanya.
Seperti kata-katanya, ia akan Membunuh gadis cantik di depannya ini.Tapi.. Mata Steve masih menatap wajah cantik Vee dengan mata yang terpejam. Raut wajahnya menunjukkan ketakutan tapi tetap menunjukkan tekad yang tak terbantahkan.
Tanpa sadar Steve tersenyum kecil dan membuatnya lurus kembali ketika kesadaran menyergapnya.Tidak. Aku tidak akan melakukan itu sekarang tetapi membunuhnya perlahan dengan kenikmatannya sepertinya lebih terdengar menyenangkan. Gumam Steve dalam pikirannya.
Steve mendekatkan wajahnya dan seakan menemukan oasenya pada bibir manis Vee. Tubuh Vee menegang dan mendadak kaku.
Hanya kecupan lembut untuk permulaan dan semenit kemudian pelan-pelan berubah menjadi ciuman panas ketika dirasa tubuh Vee lebih sedikit relaks walaupun tetap menolak.
Steve menggoda bibir itu agar terbuka untuknya. Posisi tubuhnya yang setengah menindih tubuh Vee membuatnya lebih mudah mencumbu bibir Vee.
Keras kepala. Geram Steve dalam hati.
Ia kesal karena Vee berusaha menutup bibirnya rapat-rapat ketika Steve menggodanya terus-menerus.
Demi Tuhan! Steve rasanya ingin menggila ketika gadis itu terus berusaha menghindar.
Hal tersebut tidak membuat Steve menyerah. Tangan nakalnya mencari titik sensitif milik Vee dan tepat saat gadis itu mengerang lembut, Steve segera menjelajahi rongga mulut itu dengan pelan-pelan.
Tiga menit penuh dan setelah itu ia melepaskan ciuman itu dengan sedikit tidak rela. Jika saja ia tak ingat bahwa gadis dibawahnya bisa saja kehabisan napas hanya karena berciuman.
Napas Vee terengah-engah tapi mata cantiknya masih terpejam. Steve menyatukan keningnya dengan kening lembut Vee.
"Buka matamu, Vee." bisik Steve serak. Selama beberapa detik, Vee tidak menunjukkan reaksi apapun dan setelahnya hanya gelengan kepala sebagai jawaban untuk Steve.
"Aku bilang buka matamu atau aku akan... "
Seketika mata Vee terbuka cepat. Entah apa yang akan Steve lakukan jika Vee tetap tidak mau membuka matanya. Tapi Vee tahu apapun itu, Steve akan tetap melaksanakan ancamannya.
"Kenapa kamu menciumku? Seharusnya sekarang kamu sudah menembak atau apapun itu untuk membuatku langsung berada di surga bukan?!" tantangannya. Vee kesal karena merasa dipermainkan oleh pria tampan yang ada diatasnya ini.
Steve hanya tertawa mengejek.
"Aku rasa apa yang kulakukan sekarang sudah membuatmu serasa di surga bukan," ejek Steve.Dan itu adalah pernyataan bukan pertanyaan.
Vee hanya mencibir dan melihat bibir merah itu membuat Steve tanpa berpikir langsung melumatnya lagi.
"Ah.. Steve" desah Vee pelan berusaha agar suaranya tidak terdengar para pekerja Steve.
Tangan hangat Steve menuju dua benda lembut milik Vee dan meremasnya pelan dan bibir Steve turun menjelajahi rahang lembut dan leher jenjang yang menggiurkan.
Damn! Ini bukan hanya membunuhnya tapi juga membunuhku secara perlahan! Umpat Steve pada dirinya.
Suara desahan dari Vee sungguh membuat ia kehilangan akal sehatnya. Seolah tubuh mungil itu menguasai diri Steve.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Man
RomansaElveena Laurent Anderson. Nama yang cantik untuk gadis berparas Indah tetapi sepertinya hal tersebut berbanding terbalik dengan kehidupannya. Veena, selalu berpikir hidupnya akan biasa-biasa saja untuk gadis biasa sepertinya. Tetapi perjalanan masa...