Disinilah aku berada di tempat yang penuh dengan kegelapan.
Takut? Dulu aku sering merasakannya. Tapi sekarang kurasa aku sudah terbiasa.
Ku langkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah. Dengan cepat masuk ke dalam kamar ku, karna Tugas kuliah ku yang hampir semuanya deadline jadi ku putuskan untuk mengerjakannya.
Namun gagal karna aku mendengar suara jeritan seorang wanita
Aku sudah terbiasa dengan itu. Namun hari ini bisa kah si monster bodoh itu tidak mengganggu ku.
Ku lihat dia sedang melakukan hobi nya yaitu membunuh. Dia bilang sih itu hobinya bahkan sudah menjadi candu baginya.
Menyayat nyayat kulit wanita itu. Gara tertawa sementara wanita itu terisak dan berteriak. Sungguh wanita yang malang.
Aku jadi teringat saat pertama kali Gara membunuh.
Flashback on
Umur aku dan gara waktu itu adalah 10 tahun. Dan kami berada di sebuah pantai untuk merayakan ulang tahun kami.
Dengan daddy dan mommySetelah acara selesai Gara bilang padaku. Kalau dia akan memberi hadiah untuk ku.
"Rakaaaa" dia berlari ke arah ku
"ada apa? " dia langsung menarikku
"aku mempunyai sesuatu yang bagus untuk mu" ucapnya dengan bangga
"benarkah? "
"daddy mommy! Gara sama Raka main disana dulu yaa" teriak Gara kepada orang tuaku dan dibales dengan anggukan dan senyuman
Sampai ditempat itu. Kulihat Gara dengan rahang yang mengeras dan muka yang merah menahan marah.
Di arah pandangan Gara ku lihat seorang anak lelaki yang lebih tua dari kami sepertinya sedang merubah dan menghancurkan sisi dari istana pasir yang lumayan cukup besar
Lalu Gara berlari kearah nya. Aku mengejarnya
"apa yang kau lakukan pada istaana ku? " kata gara datar
Anak itu menatap Gara Dengan tatapan mengejek.
"istana mu jelek jadi karnaa aku baik hati jadi ku perbaiki istana mu" ucap anak itu dengan sedikit tertawa.
Tiba tiba tanpa ku sangka Gara mengambil batu yang cukup besar dan melemparkan ke arah kepala anak itu.
"Garaaaaaaa!!! " aku berteriak
Anak itu pingsan atau mati aku tidak mengerti.
"garaaa lihat dia terluka, apa dia sudah mati? Kita pasti akan dihukum dady, kau jahat sekali gara" ucapku sambil terisak dan mulai menangis
Gara terdiam
Lalu dia menyeret kaki anak itu ke arah pantai
Membawa anak itu sampai hampir ke tengah laut mungkin. Itu mungkin karena gara adalah orang yang pandai sekali berenang.
"sudah selesai, ayo kita kembali Rak" Gara menarik tangan ku
Aku hanya terdiam
"jangan beritahu siapa pun tentang ini" kata Gara
"bagaimana jika mommy dan daddy anak itu mencarinya?" kata ku
Gara tertawa
"kau tau aku baru saja berbuat kebaikan, dengan memberi makan hiu dengan tubuh anak bodoh itu haha" gara tertawa keraas
Aaaaahhhhhhhhh!!!! Tolongg!!
flashback off. Aku baru sadar karna teriak kencang wanita yang akan dibunuh gara sekarang.
Ku buka pintu nya lebar.
"Gara! Aku sedang ada tugas kuliah ku, jadi tolong kau kecilkan suara wanita itu" kata ku dengan suara datar
Gara membuat senyum menyeringai kepada ku.
Aku kembali menutup pintu
Dan kembali membuka pintunya lagi"Dan pastikan dia tidak mendatangi ku dan mengganggu ku setelah dia MATI!! " kata ku dengan menekankan kata mati.
"akan kupastikan!!" kata Gara menjilat pisau nya yang menjijikan.
Aku kembali ke kamar ku. Dan mengerjakan proposal kuliah ku dengan tenang.
••••••••
Gara pov ¤¤¤
Setelah aku selesai melakukan aksi ku dan membereskan semuanya.
Ku putuskan untuk melihat adik ku Raka yang dia bilang sedang ada tugas kuliah. Mungkin aku dapat membantunya. Karna kau tau aku ini pintar.
Ku buka kamarnya
Lampunya mati.
Ku hidupkan lampunyaa
Aku tidak terkejut. Tapi tetap khawatir. Ketika ku lihat kamar adik ku begitu berantakan.
Ini sudah sering terjadi
Yang pertama kali harus ku lakukan adalah mencari adikku itu.
Ku buka pintu kamar mandinya
Dan melihat dia sedang berdiri di pojok toilet
Ku hampiri dia
Sebelum aku harus berbicara kepadanya aku sudah tau kalau itu bukanlah adik ku.
Aku mengeluarkan pisau kecil ku dari jaket ku.
"keluar dari tubuhnya dan jangan ganggu dia lagi, apa kau kesepian di alam sana? Apa perlu aku bunuh semua anggota keluarga mu untuk menemani mu? " aku berkata dengan datar namun tegas
Dia berteriakk dan dari suaranya itu pasti seorang mafia yang ku bunuh 3 hari yang lalu.
"keluar sekarang dari tubuh adik ku!! Dasar wanita penjilat"
Dia berteriak lagi dan suara nya mulai menghilang.
Adik ku pingsan
Ku bawa dia ke tempat tidurnya.
Ku lihat meja belajarnya dan ku pungut kertas yang berjatuhan ku putuskan untuk mengerjakan semua proposal anak payah itu.
Dia memang tidak pernah berubah, anak payah itu tidak akan mengerjakan tugas nya kalo tidak mepet sepeti ini.
Untung dia mempunyai abang yang pintar dan baik hati seperti ku.
~~~~••••••••~~~~~~
CERITA KEDUA AKUU
VOMMENT YAA
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo VS psychopath
Romance[ ON GOING ] Dia yang membunuhnya! dan Aku terpaksa harus berurusan dengan MEREKA yang sudah dibunuhnya. * Do Not Copy*