1| Emergency Couple

60 4 0
                                    

"Cintai seseorang sepenuhnya, serta kekurangannya. Suatu saat kamu akan mendapatkan lebih baik darinya"

📝

"Assalamualaikum maaf ini siapa?"

"Saya mau memberi tahu kamu kalau dia saat ini ada diruang emergency kampusmu"

"Dia siapa? Saya tidak tau."

"Calon suamimu"

Dengan membaca pesan dari seorang yang tak dikenali membuat aku mulai merasa ada yang sedang mengerjaiku atau membuat sebuah lelucon.


Persaan campur aduk antara percaya atau tidak yang jelas saat ini aku merasa ada yang aneh. Aku mulai menutup buku sambil melihat jam dipergelangan tanganku ternyata saat ini masih jam sembilan pagi.

Aku menyusun buku dan membuktikan kalau pesan tadi itu tidak benar dan hanya ada orang yang sedang merusak hubungan dengan calon suamiku. Sebenarnya calon suamiku itu adalah hasil perjodohan dari orang tuaku.

Kami menjalin hubungan sejak 6 bulan yang lalu. Kami akan melangsungkan pernikahan jika nanti aku sudah siap dengan kuliahku.

Aku berjalan keluar dari perpustakaan karena saat ini jam kuliahku adalah jam 11 jadi masih ada waktu untuk aku membuktikan pesan itu.

Aku memasuki lift ruangan yang sempit dan penuh sesak. Saat aku ingin menekan lift dan ada orang yang memberhentikan aksiku menyelonong masuk kedalam lift.

Dia seorang pria berdiri disampingku. Aku melirik sekilas lalu membenarkan kacamataku. Didalam lift ini banyak orang. Kotak kacamata baca kugenggam. Pintu lift terbuka aku berjalan menuju ruang emergency.

Aku membaca bismillah agar pesan tadi itu hanya bohongan sebelum melangkahkan kakiku membuka knop pintu. Terdapat banyak tangga darurat disni. Aku menuruni satu persatu anak tangga sambil mengucapkan istigfar didalam hati agar aku selamat jika ada seseorang hanya menjebakku.

Dan tibalah aku dibawah aku mengedarkan pandangan ku mencari keberadaan seseorang. Mataku bertemu dengan sosok seorang yang tak asing dengan merangkul seorang wanita dan beberapa orang yang tak kukenali yang jelas saat ini mataku terfokus pada satu orang yang merangkul wanita itu.

"Darel" ucapku terbata-bata darel merasa namanya dipanggil pun melihat ke sumber suara.

Semua orang disana menatap aneh kearahku. Aku berusaha untuk terlihat biasa saja. "Darel bisakah aku bicara padamu?" tanyanyaku

Darel melepaskan rangkulannya dari wanita itu berjalan kearahku. "Kalau ingin bicara disini saja" katanya santai tanpa ada merasa bersalah sedikitpun.

Aku menahan emosi dan tetap berbicara selembut mungkin. "Kamu ngapain disini?" tanyaku.

Dia tersenyum kecut sambil berkacak pinggang. "Gue gak mau niksh, gue sengaja menerima perjodohan bodoh itu." ucapnya dengan seringainya.

Aku kaget bukan main. Senyum paksaku mulai luntur. Aku menekan dengan erat kotak kacamataku. Aku berusaha agar tidak cengeng dihadapannya. "Lalu hubungan kita selama ini apa?" tanyaku.

Dia tertawa serta temannya yang lain dan juga wanita itu. "Ya palsu lah jangan berharap lebih." ucapnya kembali mendekati wanita itu.

"Gue cinta sama dia bukan sama elu" tambahnya dengan mencium rambut gadis itu. Sesak itulah yang saat ini aku rasakan udara rasanya sudah menghilang dariku.

"Jadi aku cuma kamu permainkan?" tanyaku. Aku seperti orang bodoh bertanya hal semacam itu.

Mereka mengulangi tawanya. "Ya jelas masa gak sadar" ucap salah satu temannya.

"Sudah yang lain pada diam aja, tadi dia bilang apa? Lo suaminya? Yaudah kalau bisa dia nemuin orang untuk naik keatas tangga lagi berarti itu jodohlo dan lo harus mengajak nikah siapa aja pria itu" ucap gadis itu mengeluarkan suara.

Aku membeku dia memberiku tantangan dengan cara mempermainkan ku. Aku serasa boneka. Aku membalikkan tubuhku dan berlari keatas saat berlari tanpa sengaja aku terpeleset hingga aku hampir terjatuh. Hampir karena ada seorang pria menangkap tubuhku.

Aku menatap pria itu dan pria itu pun sebaliknya. Semua orang darel tertawa sambil mengucapkan selamat kepadaku. Aku melepaskan pegangan itu.

"Terima kasih" ucapku malu dan menunduk.

Dia hanya tersenyum. "Tunggu apa lagi suci silahkan" suara itu suara yang kuanggap jodohku. Ya itu suara Darel.

Aku menarik nafas sambil menatap pria dihadapanku dengan stelan kemeja dan dasi. Seperti orang kantoran. "Maukah kau menikah dengan ku?" tanyaku tanpa malu.

Dia menatap aneh kearahku. "Yaa allah bantulah aku."

Dia tersenyum mengangguk. "Baiklah ayo kita pergi" anaknya menarik tanganku.

Aku kaget bukan main dia menerima ajakanku tanpa mengenaliku. Dasar bodoh!. Dan semua teman Darel bertepuk tangan tanpa terkecuali darel dia malah diam membisu dan berangsur mengejarku.

"Suci" teriaknya aku berhenti sambil memegang kotak kacamataku dan tangan sebelahnya masih menggenggam tangan pria itu.

Aku menolehkan kepalaku kebelakang dan juga pria itu. "Ada apa?" Tanyaku.

Dia menarikku. "Lo adalah calon istri gue" aku melepaskan tarikannya. "Itu dulu tapi sekarang dia adalah calon istriku " pria itu membuka suara. Dan kembali menarikku.

Aku memilih berada disebelah pria yang sama sekali tidak kukenali dan mengajaknya pergi dari hadapan Darel. Dia keluar dari kampus masih dengan menggenggam tanganku.


Inikah namanya pasangan darurat?
Emergency couple?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Allah Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang