"Heiiii lepasin gue!!!!"
"Woiii botak! Gue bisa laporan lo dan teman lo ini atas tuduhan penculikan ya."
"Jangan tarik-tarik lengan baju gue! Ini belinya mahal dan cuma ada satu di dunia. Lepassssssss."
Kedua pria bertubuh besar itu sama sekali tidak menghiraukan teriakan dan makian seorang gadis yang meronta-ronta dalam cengkramannya. Mereka tampak tenang meskipun gadis mungil itu tampak berusaha keras melarikan diri darinya. Bahkan gigitan yang diberikan oleh gadis itu di tangan kekar miliknya seolah tak terasa bagi mereka. Mereka menyeret paksa gadis itu keluar dari sebuah gedung.
Saat mereka sudah sampai di depan sebuah mobil, barulah mereka melepaskan cengkraman tangannya. Gadis itu mengusap pergelangan tangannya yang terasa perih, ia menatap tidak suka kedua orang yang tanpa berkata apa pun langsung menyeretnya, benar-benar tidak sopan menurutnya. Gadis itu mengalihkan pandangannya pada pemandangan yang menurutnya tidak enak untuk dipandang itu kepada mobil di dekatnya kini. Mata membulat kagum, sebuah Mercedes-Benz Maybach S-Class berwarna hitam mengkilap terlihat begitu menawan. Tangannya terulur mengelus mobil yang bahkan untuk pertama kali ia lihat itu.
"Masuk." Gadis itu kembali mengerucutkan bibirnya kesal. Akhirnya salah satu diantara kedua orang berseragam hitam itu mengeluarkan suaranya, meskipun yang terdengar adalah kata perintah yang sukses membuat gadis itu makin kesal. Ia menghentakkan kakinya dan memasuki mobil itu.
Ia sempat tersentak kaget saat mendapati ternyata ada seseorang yang sedari tadi duduk tenang di dalam mobil mewah itu. Gadis itu meneliti seseorang yang duduk di sampingnya, tampak tampan dengan suit yang membaluti tubuh kokohnya dan kaca mata hitam yang menutupi matanya. Ia tampak melihat lurus ke depan.
"Prilly Tamika Henzie?" Gadis itu nenyipitkan matanya saat mendengar suara bariton namun terdengar lembut di telinga itu mengucapkan nama lengkapnya.
"Iya, gue Prilly. Lo siapa?"
"Jalan."
Prilly mengerinyitkan dahinya saat pria itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya dan malah melontarkan kata perintah yang seketika membuat mobil itu berjalan. Gadis bernama Prilly itu dibuat panik saat dirinya dibawa pergi.
"Heh, lo siapa sih? Kenapa bawa gue? Lo mau bawa gue kemana? Lo mau culik gue ya? Dasar pencuriiiii..." Prilly memukul-mukul lengan pria itu meluapkan kekesalannya.
"Turunin gue gak? Atau gue teriak ni!"
"Kamu bisa diam gak? Gak usah pukul-pukul, kayak anak kecil!"
"Bodo!!!!!! Lepasin gue," Prilly memekik keras hingga membuat pria itu harus menutup kedua telinganya.
"Prilly!"
"Apa?!" Pria itu terdengar berdecak saat Prilly malah membalas membentaknya.
Merasa lelah melakukan perlawanan yang tidak ada hasilnya, Prilly memilih diam dan membiarkan punggungnya bersandar pada sandaran kursi mobil mewah ini. Ia melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap tajam orang asing di sampingnya. Kalau bukan karena dirinya penasaran akan dibawa kemana, Prilly sudah memutuskan untuk lompat dari mobil ini sedari tadi.
Prilly tampak membulatkan matanya kaget saat mobil mewah ini tampak memasuki sebuah rumah, oh bukan, istana, oh sepertinya juga bukan, tapi ini lebih terlihat seperti mansion mewah. Gadis itu sempat terpukau beberapa saat melihat rumah dengan halaman yang sangat luas itu. Sangkin terpukaunya, Prilly sampai tidak sadar jika pria di sampingnya sudah keluar dari mobil. Prilly tersentak kaget saat seseorang membukakan pintu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man
Romancesiapa yang pernah membayangkan tiba-tiba bertemu pria super duper kaya raya? berlebihan mengucapkannya? ah rasanya itu masih kurang, karena ia benar-benar kaya.