Suzy membenarkan posisi duduknya, bersandar pada bantal dari pagi ia hanya menatap ke arah jendela tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Membuat Sieon yang melihatnya agak khawatir karna takut bukan pencernaan Suzy yang bermasalah tapi di otaknya.
“Sieon..” ujar Suzy, Sieon langsung mendekat mencari tahu apa yang diinginkan artisnya itu.
Suzy memberikan ponselnya lalu merapihkan rambutnya, ia mencoba berpose sexy dengan baju rumah sakit.
“ppali.. foto yang benar!” pinta Suzy sebari menahan pose duck face. Sebari menggelangkan kepala Sieon mengambil foto beberapa kali. Suzy mengambil ponselnya lalu mencari foto yang paling sempurna menurutnya.To : ssaeki ceo’s son
*sent image*...
Sejak pagi Jongsuk sudah duduk di sofa ruang kerja ayahnya, entah apa yang akan si tua itu bicarakan karna sudah 3 jam ia hanya membolak-balikkan majalah TIMES yang sama berulang kali, mungkin sudah 50 kali.
“Appa!!!” Jongsuk berlari pelan mendekati ayahnya dengan senyum lebar seperti anak kecil. Suaranya pun di buat imut seperti ingin meminta mainan.
Tuan Lee berlalu begitu saja memilih mempercepat langkahnya menuju meja kerjanya, Jongsuk mengikuti dari belakang dengan senyum tipis karna ayahnya benar-benar tak bisa diajak bercanda.
“Appa apa aku harus menandatangani surat warisan?” tanya Jongsuk sebari memainkan ponselnya, Tuan Lee hampir melempar hiasan meja yang ada disampingnya, namun langsung menaruhnya kambali, meski susah diatur dan tak tahu diri lelaki tampan dengan tinggi lebih dari 180 cm itu tetap anaknya.
“hya! Apa kau mendoakan ayahmu ini cepat tiada?” tanya Tuan Lee sebari mengambil dokumen dari salahsatu laci mejanya. Jongsuk tersenyum mendengar hal itu lalu menghampiri ayahnya untuk mengambil dokumen yang ada di map biru dengan stampel.
Jongsuk melepas stampel lilin yang menjadi perekat di map itu dengan hati-hati lalu membaca dokumen yang ada didalamnya.“Jinjja!!? RE-AL-LY?” Jongsuk tak bisa berkedip setelah membaca isi dari dokumen itu, ia bahkan langsung berlari dan memeluk ayahnya.
“aish... ssaeki adeul, memelukku saat sudah mendapatkan yang diinginkan” ujar Tuan Lee sebari balas memeluk Jongsuk.Jongsuk mendekap map biru yang ternyata berisi saham dan aset yang resmi menjadi miliknya itu lekat-lekat.
“Karna saham mu tak jauh berbeda dengan saham appa, mulai hari ini kau menjadi wakil CEO. Dan itu kerjaanmu. Deadline besok!” ujar Tuan Lee sebari menunjuk kearah meja yang ada di ruangan depannya, meja yang dipenuhi tumpukan dokumen diatasnya.“appa?” mood Jongsuk mendadak turun drastis, mendadak seperti ada lingkaran hitam panda dimatanya yang membuat tatapannya seperti sendu. Dengan langkah berat Jongsuk meninggalkan ruangan dan pergi ke ruangannya, ruangan yang didominasi warna hitam dan merah, warna favoritnya. Benar-benar ruangan yang ia impikan untuk ruang kerja tapi saat ia melihat tumpukan dokumen, kerjaan yang menunggunya, ia hanya bisa menundukkan kepalanya.
Meski terlihat seperti anak nakal yang tak bisa diatur namun saat sudah serius Jongsuk terlihat seperti mahasiswa pintar jurusan teknik karna tatapan matanya yang serius.
Katalk!!!
Ditengah aktivitas membaca beberapa dokumen, Jongsuk mengambil ponselnya yang 2 jam tak ia sentuh karna mendengar bunyi notifikasi chat. Saat membukanya, ia langsung menekam tombol home di ponselnya, menyelamatkan matanya dari apa yang ia lihat tadi.
“aish.. kenapa ia mengirim gambar seperti itu pagi-pagi benar-benar merusak konsentrasi kerjaku saja” gumam Jongsuk yang kembali menyalakan ponselnya dan membuka galeri. Meski tadi langsung di tutup tapi ia kembali melihat foto yang Suzy kirimkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Lies
Fanfiction[LOVE, LIES] Kisah: Lee Jongsuk, lelaki pembaca masa depan dan Bae Suzy, artis kelas A yang dihantui kematian.