Bagian 1

10 0 0
                                    

kriingg..kriingg..kriingg

Suara alarm di pagi hari berbunyi, menandakan Renata harus segera bangun dan bergegas untuk mandi. Hari ini merupakan hari pertama Renata memasuki sekolah sebagai siswi kelas 12. Renata merupakan murid yang termasuk pintar di SMA Nusantara dan ia dikenal dengan sifatnya yang rendah hati serta logatnya yang asal bicara.

"lah kok ibu belom rapi? aku dikit lagi mau rapi nih"
"sengaja, lagian kan ibu lagi nyiapin sarapan... kita berangkatnya agak siangan aja, kan mau ambil rapot kamu. jadi kamu gak usah ikut upacara"
"yahhh... Ya udah deh"

Renata memang belum menerima rapot, dikarenakan orang tua nya yang sibuk sehingga saat itu ia tidak bisa mengambil rapotnya.
Tidak lama kemudian jam menunjukan pukul 07.00 WIB. Renata beserta ibunya segera pergi menuju SMA Nusantara.
Sesampainya di sekolah, upacara masih belum selesai. Sehingga Renata dan ibunya menunggu di lorong bagian belakang sekolah. Tak sampai 5 menit, seorang wakil kesiswaan muncul.
"kok ga ikut upacara?" tanya wakil kesiswaan tersebut sambil menatap mata Renata
"emm itu bu.."
"saya mau ambil rapot bu, karna semester kemarin belum saya ambil. Jadi, saya minta anak saya menemani saya untuk menemui wali kelasnya" ucap Ibunda Renata
"ohh seperti itu. Kalau begitu ibu tunggu saja. Dikit lagi upacara selesai"
"iya bu. Makasih"

Beberapa menit kemudian upacara selesai, Renata segera menemani ibu nya untuk menemui wali kelasnya ke ruang guru. Sesampainya di ruang guru, Renata meminta izin ibu nya untuk keluar karna ia ingin menemui teman-temannya.

"bu, aku tinggal ya? Mau ke kelas, mau ketemu temen-temen"
"yaudah sana. Lagian abis ambil rapot kamu, ibu langsung pulang. Ibu juga buru-buru mau kerja"
"oke deh, dahh"

Renata segera menuju ke kelas baru nya. Untung nya, teman sekelas nya tidak dirombak lagi. Jadi, ia tidak perlu repot-repot lagi mencari teman baru. Ngomong-ngomong mencari teman baru, perombakan kelas memang suatu hal yang paling tidak disukai Renata. Sebab, ketika Renata sudah menemukan suasana kelas yang nyaman dan juga asik, tiba-tiba ia seperti dipaksa untuk beradaptasi dengan kelas yang baru. Ditambah lagi ia harus mencari teman dekat dikelas. Agar setidaknya ada teman sekelas yang bisa diajak kemana-mana. Entah itu ke kantin dengan alasan ingin ke toilet, entah itu ke toilet agar bisa keluar dari kelas yang membosankan. Intinya mencari teman sekelas yang bisa diajak kemana-mana tuh memang sangat amat penting.

Sesampainya di pintu kelas, Renata segera mengamati seluruh isi kelas untuk mencari Kintan.

Kintan... Wanita bernama lengkap Kintan Samira ini merupakan teman sebangku Renata semenjak kelas 11. Meskipun mereka sekelas sejak kelas 10, tapi saat itu Kintan merupakan murid pindahan. Sehingga Renata tidak begitu dekat dengannya. Namun saat kelas 11, kelasnya dirombak dan  ternyata Kintan sekelas lagi dengan Renata. Alhasil, Kintan duduk sebangku dengan Renata. Kintan termasuk gadis cantik di SMA Nusantara. Selain cantik, ia juga pintar dan baik hati.

"nah itu dia. Kenapa paling belakang sih" Gerutu Renata sambil berjalan ke arah tempat duduknya.
Belum sampai ke tempat duduk tiba-tiba ada seorang lelaki berkata pada Renata yang membuat Renata menghentikan langkahnya.
"ciaaa... Tas baru. Kecil banget lagi. Mau jadi anak gaul ya ka?" ucap Rhevan.

Rhevan.. Laki-laki bernama lengkap Aditya Rhevansyah ini merupakan teman Renata yang menurutnya paling menyebalkan dan paling ga jelas. Ketika Rhevan mulai berbicara, disitulah kesabaran Renata diuji. Karna Rhevan tidak henti-hentinya meledek Renata. Bagi Rhevan, Renata adalah orang yang paling asik dalam soal "diledeki". Rhevan termasuk orang yang kekayaannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, berbeda dengan sosok lelaki kaya di novel maupun televisi. Yang biasanya terlihat tampan, gagah, dan terlihat stylist. Rhevan tidak seperti itu, Tampangnya tidak menunjukan bahwa ia lelaki kaya. Ya, tampangnya biasa aja. Jelek nggak, tampan nggak. Dia hanyalah seorang lelaki bertampang biasa aja dengan perutnya yang agak buncit dan stylistnya yang mirip seperti anak jaman dulu. Ya, agak culun.

"bawel dah lu. Pagi-pagi dah bikin orang sensi aja" jawab Renata dengan ketus
"wessss biasa aja mba" ucap Aldo

Aldo... Lelaki bernama lengkap Aldo Disapranata ini merupakan teman sebangku Rhevan sejak kelas 10. Bisa dibilang, dimana ada Rhevan disitulah ada Aldo. Mereka sudah seperti induk dan anaknya yang tidak bisa dipisahkan. Sifat jelek Aldo yaitu ia termasuk orang yang mudah marah. Jika ia marah, tak tanggung-tanggung semua nama hewan bisa ia sebutkan.

Renata terus berjalan menghampiri tempat duduknya. Tidak mempedulikan apa yang dikatakan teman-temannya itu.
"tan, kenapa paling belakang sih?" ucap Renata sesampainya di kursinya.
"ish udah ditempatin sama yang lain tempat duduknya. Makanya berangkat duluan neng" balas kintan
"kan lu tau gue mau ambil rapot dulu"
"hemm iyaa dah"

Beberapa puluh menit kemudian, bel berbunyi. Menandakan pembelajaran hari ini telah dimulai. Biasanya, saat pertama kali masuk kuliah, pasti tidak ada guru yang masuk kelas. Namun, sekarang tidak lagi. Hari ini pun sudah mulai belajar memasuki materi semester 5.

"Ya ampun... Udah mulai belajar aja dah. Padahal baru masuk sekolah" Gerutu Renata.
"Tau ih... Kirain bakalan ada perkenalan dulu. Tau-taunya ngga"

Menjelang sore, murid-murid SMA Nusantara segera berlari berhamburan melewati gerbang sekolah. Entah mengapa, terlihat seperti para tahanan yang kegirangan karna telah dibebaskan dari penjara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Must You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang