boombayah!

775 98 8
                                    

"Lis?" tanya Bobby yang membuat Lisa menaikan sebelah alisnya.

"Tangan lo? Itu berdarah?" Bobby menarik tangan Lisa dengan paksa. Darah merah kental menghiasi lengan Lisa yang terluka.

Ia memerhatikannya lekat lekat, lalu menyentuhnya dengan tiba-tiba yang membuat Lisa meringis.

"Aw-sakit bego!"

"Gue obatin ya?"

"Ga, gausah"

Seolah tidak mendengar penolakan Lisa, Bobby malah menarik paksa Lisa menuju uks.

Mengorek-ngorek isi lemari. Berusaha mencari obat yang pas untuk di berikan pada Lisa.

"Mana tangan lo?" Bobby duduk di samping Lisa. Ia menaruh kotak p3k di pangkuannya.

"Ketinggalan"

"Fakir otak lo, orang disini!"

Dengan hati-hati Bobby meletakan tangan Lisa di pangkuannya tanpa mempedulikan gerutuan Lisa yang mengaduh kesakitan.

"Solidaritas tubuh lo bagus ya. Yang jatuh tadi kena bokong, yang berdarahnya tangan. Salut akutuh" oceh Bobby yang mulai mengoleskan beberapa cairan obat di tangan Lisa.

"Kan keliatan siapa yang fakir otak"

"Yaudah si kalo samaan berarti jodoh namanya"

Lisa melotot. Langsung saja ia membaca ayat kursi diiringi matanya yang memejam.

"Lo habis mecahin kaca ya sat" ucap Bobby yang sontak membuat Lisa tertegun. Tepat sasaran.

Menyadari Lisa yang langsung diam. Bobby terkekeh pelan. "Tolol lo"

"G-gue ga mecahin kaca, lo yang tolol"

"Tch. Ini apaan?" Bobby mengangkat serpihan kaca kecil tepat dihadapan wajah Lisa.

"I-itu berlian Bob. Tubuh gue kan mengandung dollar dan beberapa barang estetik"

"Lo lagi ngeles apa dongeng sih Lis ngakak deh dengkul gue"

"Yaudah iya gue mecahin kaca" Lisa mengerucutkan bibirnya.

"Gak belajar dari gue si payah!" Bobby tersenyum, membuat setengah bola matanya tenggelam karena mata sipit yang ia miliki.

"Ih gue pikir lo-aw!" Lisa meringis kesakitan ketika Bobby memainkan jari-jarinya. Ia sepertinya bingung untuk menentukan bagaimana cara memasangkan kapas dan plester di jari-jari Lisa.

"Terserah gue ya makenya gimana?" tanya Bobby yang dijawab deheman oleh Lisa.

Ketika Bobby merundukan kepalanya untuk memerhatikan tangan Lisa lekat-lekat. Disamping itu Lisa bisa mencium harum rambut hitam milik Bobby.

Aster.

Wangi aster.

"Selesai!" ucap Bobby kegirangan bukan main.

"Oke-eh?" Lisa mengerutkan dahinya heran. Ia tentu merasa aneh ketika melihat buku-buku jarinya penuh oleh plester dan kapas yang di potong persegi kecil disetiap jarinya.

"Gimana? Calon petani nih"

"Bob gue ada pertanyaan nih hehe" Lisa tersenyum lebar sembari memainkan kedua alisnya.

"Gue ada jawaban nih hoho"

"Suara air mendidih gimana si?"

"Gatau, bisanya kalo gue ngobrol pake telepati sih"

"GOBLOKGOBLOKGOBLOK" sungut Lisa yang langsung keluar dari uks.

Bobby berusaha menyusul Lisa dan menyamai langkah kaki dengannya.

Stay -bp ikonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang