M&M -27

36 10 83
                                    

"Mulai sekarang aku mau kita temenan," -Theo

{***}

"Kenapa, Lan?"

Monic saat ini tengah duduk berhadapan dengan Alan dimeja sebuah kafe. Alan tampak gelisah saat ini. Lidahnya terasa kelu, padahal ia hanya tinggal berbicara saja.

"Gini, gue mau ajak lo. Tapi lo harus mau. Beneran deh, lo harus banget mau. Ya ya ya?" paksa Alan yang membuat Monic mengernyitkan keningnya.

"Kemana? Kalo gak jelas, gue ogah," tolak Monic.

Alan frustasi. Kalau gagal, bisa-bisa ia gila. Masalahnya, ini menyangkut tentang jodohnya. Ia tidak ingin berjodoh dengan perempuan aneh itu.

Bagaimanapun caranya, Monic harus ikut dengan Alan. Harus.

"Eh eh eh, kalo lo ikut gue, gue beliin paketan internet tiga bulan berturut-turut yang 100 gb deh. Ya mau ya?" tawar Alan dengan mata berbinar.

Monic mengangkat sebelah alisnya, "Gue bisa beli sendiri. Apa lagi coba tawaran lo, kalo ada yang menarik, gue oke."

"Traktir makan di mana aja yang lo mau selama satu bulan?"

"Gak tertarik, gue gak begitu doyan makan."

"Tiket pesawat pulang-pergi Jakarta-Jepang?"

"Ogah, di Jepang gak ada yang bikin gue tertarik."

"Oke, ini yang terakhir, semoga lo suka yang ini. Gue bakal kerjain skripsi lo dari Bab 1 sampe Bab 5, oke?"

Giliran mata Monic yang berbinar, "SETUJU!"

Eh si bego, lo ngomong gak dipikirin dulu. Udah tau skripsi diri lo sendiri aja masih ancur, gitu mau bikinin orang, rutuk Alan pada dirinya sendiri.

"Oke, kalo gitu nanti lo gue jemput. Apa sekarang aja?" tanya Alan sehabis menghela napas panjangnya.

Sedikit berpikir, Monic menyeruput ice Caramel Macchiato miliknya, "Kayaknya gue ganti baju dulu ya, nanti lo jemput gue aja dirumah. Nanti gue kirim alamatnya ke lo."

"Oke."

{***}

Pada pukul tiga sore, Alan sudah sampai didepan rumah Monic. Hari ini dirumah hanya ada Monic, karena katanya Sello sedang berkencan dengan Riana. Monic sudah biasa dengan hal itu.

Apalagi katanya, Sello sudah melamar Riana. Dan dekat-dekat ini akan melaksanakan pernikahan.

Monic sendiri sebenarnya tidak tahu kapan acara lamaran Sello dengan Riana. Tapi tidak apa-apa, yang penting Monic tahu kalau kakak laki-laki kesayangannya sudah memiliki pasangan.

Paling tidak, Sello laku dan ada yang mau.

"Lo tuh mau pergi atau mau ngegembel, sih, Mon? Kok gue kesel sendiri ya liat baju lo?" dengus Alan sembari bersedekap dada. Netranya meneliti pakaian Monic dari atas sampai bawah.

Merasa tatapan Alan yang terlihat aneh, Monic ikut memperhatikan pakaiannya, "Kenapa? Gak ada yang salah 'kan? Masih untung gue mau ikut."

Monic & Memories✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang