Prolog

258 3 1
                                    

"Apa kau bilang? Bagaimana bisa? Bukankah aku belum menyetujuinya?"

"Oke aku akan kesana" Qansa menutup telfon itu lalu bergegas keluar toko

"Hei, mau kemana kau? Jangan keluar di jam kerja! Atau akan ku pecat kau!" Teriak wanita berambut kuning emas itu

"Ya terserah kau saja, dan kau akan segera mendapatkan pegawai baru dengan gaji rendahmu itu Nyonya Maya" teriak Qansa dengan berlari mengejar taxi

"Taxii" ia melambaikan tangannya ke taxi warna kuning itu, tapi taxi itu melewatinya

"Ohh shiit, mengapa dihari ini yang berkaitan dengan warna kuning sangat menyebalkan. Tadi nyonya cerewet, kedua taxi, lalu" gumamnya

"Hai nona, butuh tumpangan?" Sapa lelaki yang berambut coklat itu

"Oh God, cobaan apalagi ini. Tadi warna kuning menyebalkan, dan sekarang warna coklat menyebalkan? Yang benar saja!!?" Batin Qansa

"Silahkan masuk. Aku tau kau hanya terpanah karena pesonaku" ia membuka pintu mobil yang ada dihadapanku

"Ah terserah kau saja" ucap Qansa malas dan segera masuk dalam mobil itu

Dalam keheningan itu Qansa berfikir,"bagaimana bisa lelaki ini, oh bukan lelaki tapi cowok ini tau jika ia butuh tumpangan? Bukankah dia juga tidak pernah berkomunikasi dengannya? Apakah dia punya telepati dengannya? Aku harus menanyakannya"

"Ehm, bagaimana bisa kau tau kalau aku butuh.."

"Sudah sampai nona Qansa"  lelaki ini pun menoleh ke arah Qansa

"Bagaimana bisa kau tau aku mau ke RS ini??!" Qansa tidak sadar bahwa di terlalu terkejut tanpa menutup mulutnya

"Aku tau semua tentangmu Qansa Melvany Ilsihaq" ucap lelaki itu dengan senyum tampannya

"Ha? Bagaima..."

"Bukankah kau sangat dibutuhkan sekarang disana? Pergilah, aku tau kau mau berterimakasih, tapi sudahlah lupakan saja, itu tadi cuma kebetulan"

Baru saja Qansa ingin mengumpat tapi seorang suster telah memanggilnya, jadi dia harus bergegas meninggalkan lelaki itu

"Ya itu kebetulan, kau memang takdir, dan kebetulan juga, masa depanku memilih kau, Qansa Melvany Ilsihaq" ucap lelaki itu  dengan memandangi punggung Qansa yang terus menjauh darinya

Bitch for The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang