(Namakamu) mengerutkan keningnya—gusar. Bingung harus berbuat apa setelah ini, dirinya terlanjur mengiyakan permitaan dari Iqbaal barusan. Mau tak mau perjalanan jauh harus ia tempuh, karena ruang kelasnya ada di gedung B, dan tempat tujuannya ada di gedung D lantai dua. Sedangkan, bel masuk sebentar lagi akan berbunyi nyaring kembali."Gue punya waktu tiga menit buat jalan ke gedung D, lima menit buat ngomong sama Iqbaal, dan tiga menit buat balik ke kelas lagi," (Namakamu) mengamati jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Total waktu yang dibutuhkan adalah sebelas menit. Sedangkan bel masuk jam sepuluh lebih lima belas menit. Yah, nanti bakalan telat masuk, dong?"
Meski merasa waktunya kurang, (Namakamu) tetap menuju koridor tempat Iqbaal berada sekarang. Dirinya sengaja melebarkan langkah, dan mempercepat langkahnya dari cara berjalan normalnya. Mengingat dirinya tidak mau telat masuk kelas dan dihukum sendirian, tanpa sahabat belahan jiwanya—Nadya.
"Eeiitsss, mau ke mana lo?"
(Namakamu) mengaduh, saat pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang. "LO LAGI?!" matanya mendelik saat menyadari pelakunya adalah Aldi.
- DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN -
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Senior Playboy • IDR
Genç KurguSUDAH TERBIT Apa jadinya kalau gadis bernama (Namakamu) yang polos dan lugu-lugu anjing, dan paling membenci semua jenis hal perkelahian itu, bertemu dengan senior bernama Iqbaal yang kelihatan alim, tapi kenyataannya playboy dan anak dari penjual m...