Mengantuk.
Salah satu hal yang susah untuk dilawan.
Begitu dengan pria satu ini, tengah berkutat pada tugas sekolahnya.
Sesekali ia menutup mata, kemudian terbuka kembali.
Sebenar-lnya, tugas telah usai. Namun, sang kakak tak kunjung datang.
Maka itu, ia malas beranjak menuju alam mimpi.
Tok tok!
Karena tak ada jawaban, pemuda itu membuka pintu tanpa permisi lagi.
"Park Ji Hoon, mengapa kau tidur di sini? Tidurlah di ranjangmu."
Park Seong Woo, kakak dari anak satu ini mencoba membangunkan guna pindah dari meja belajar.
Sudah sering ia lihat sang adik tertidur di meja belajar, sambil menopang dagu. Sekitar anak itu? Tentu saja buku sekolah.
Park Ji Hoon, anak itu memang 'sedikit manja' bila sudah dekat dengan sang kakak. Bahkan, ia tak mau belajar kalau kakak-nya tak menyuruh. Semua hal rutinitas seperti makan, mandi, belajar, bahkan tidur pun harus mendapat suruhan dari Seong Woo.
"Ayo antarkan aku," Ucap-nya malas.
Seung Woo mendesah pelan. "Kakak akan membereskan bukumu untuk sekolah besok. Sekarang persiapkan dirimu sendiri untuk tidur. Cepatlah, jangan minta antar setiap hari."
"Ah, tapi— baiklah."
---
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Pria ini tak kunjung mengantuk. Alasannya?
"Kakak sudah selesai berberes? Cepat, kalau sampai jam sepuluh aku tak kunjung tidur, besok bisa telat sekolah."
Sudah lima belas menit menunggu sang kakak berberes peralatan sekolah milik adiknya. Padahal Ji Hoon sudah siap untuk tidur. Entah apa yang terjadi pada anak ini.
Seung Woo pun duduk pada kursi sebelah ranjang, "Kau ini, sudah besar masih harus ditemani tidur."
Begitu selesai bicara, Seung Woo lekas mengeluarkan ponsel, guna menyetel musik.
Sudah kebiasaan sang adik, sebelum tidur memang harus mendengar sebuah nyanyian. Namun, bukan sembarang lagu.
▶Play music: 수면재 (Lullaby) - Onew SHINee feat. Rocoberry (SMSTATION)↪available in multimedia.
Lagu pun ber-lantun dengan indah. Satu lagi hal yang harus Sung Woo lakukan, yakni mengelus surai adik-nya sendiri. Baru-lah, syarat terpenuhi.
Begitu lagu selesai, Ji Hoon tertidur pulas. Sang kakak hanya tersenyum melihat wajah damai sang adik.
"Tidur yang nyenyak, adik ku. Kakak menyayangi mu. Tolong, maafkan semua kesalahan kakak. Entah apa yang terjadi esok, kakak juga tak tahu. Ingat-lah, kakak 'kan selalu melindungi mu. Selamat tinggal, Park Ji Hoon. Kakak pergi."
Usai mengecup kening, Sung Woo keluar dari kamar. Sampai dapur, netra-nya menangkap sticky notes besar yang ditempel pada pintu kulkas. Ia mengingat kata adik-nya saat lalu,
"Jika kakak ingin pergi lagi di tengah malam, tolong catat alasan serta waktu akan kembali."
Seung Woo tersenyum, dan merobek satu lembar sticky note.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby || Park Ji Hoon ✔️
Short Story[Completed] Usai kejadian mengenaskan, sebuah keputusan mengatakan agar sejoli ini mendekap sementara di rumah sakit jiwa. Siapa yang menyukai tempat menyeramkan itu? Sudah pasti tidak ada. Park Ji Hoon, ia kesepian. Hidup menderita setelah kehilang...